Tak terasa tahun 2015 akan segera
berakhir. Banyak sudah kulalui sepanjang tahun ini. Yang suka, yang duka bahan
badai pernah menerpa, syukurlah Allah menyelamatkan kami dari badai tersebut. Di
dalam tahun ini aku menemukan kebaikan-kebaikan dari sahabat-sahabatku juga
kerabatku. Tahun ini istimewa karena beberapa hal. Salah satunya ialah pada
tahun ini tepatnya selepas Ramadhan aku menemukan ketenangan hidup di dalam
hatiku. Juga suamiku yang lebih religius dari sebelumnya. Bisa dibilang kami
telah menemukan konsep keluarga yag sebenarnya telah kami idam-idamkan
danmenjadi tujuan pernikahan kami. Semoga Allah senantiasa membimbing kami di
jalanNya. Aamiin.
Tahun ini juga istimewa karena
aku mendapatkan kabar diluar dugaanku. Sebuah kabar yang aku bingung
menerimanya, harus gembira atau sebaliknya. Tanpa dinyana setelah melalui
serangkaian test (tiga test online) pada bulan Februari lalu diumumkan bahwa
aku berhasil lulus tes CPNS di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
RI tepatnya sebagai Pegumpul dan Pengolah
Data Pendidik dan Kependidikan SMK.
Tadinya aku sempat menolak ajakan
seorang rekan mengajar, Bu Nurzaenah, untuk ikut mendaftar CPNS pada Oktober 2014.
Tahun itu, berbeda dengan tahun sebelumnya, setiap pelamar hanya boleh memilih
satu lowongan dari sekian banyak lowongan yang tersedia. Beberapa kali diajak,
akhirnya aku luluh juga.
Iseng aku bertaya kepada suamiku, “Yah, nda boleh ga
ikutan tes CPNS? “ tanyaku saat itu. “Ya coba aja, memang mau melamar dimana? “,
ia bertanya balik. “Di Kemdikbud aja” jawabku mantap.
Agak tak percaya dengan
jawaban suamiku yang mengiyakan pertayaan isengku. Akhirnya akupun mencari
informasi mengenai lowongan yang ada di Kemdikbud. Entah megapa aku langsung
mantap menjatuhkan pilihan pada posisi tersebut. Aku berpikir kalaupun nanti
diterima, setidaknya aku masih bisa bertemu dengan rekan-rekanku karena
pekerjaanku mengolah data mereka. Alasan lainnya ialah karena aku pernah
menjadi bagian dari lingkungan Kemdikbud, dulu sebelum menikah aku pernah
menjadi tenaga honor disana.
Tes pertama dengan sedikit
membaca, akupun mampu melaluinya dengan skor yang memuaskan. Tes kedua yaitu
tes administrasi. Aku hanya diminta untuk mengirimkan lamaran, CV, fotocopy
legalisir ijazah dan transkrip. Lainnya seperti SKCK, Kartu kuning belum diminta. Lulus tes kedua akupun
melenggang menuju tes ketiga, tes terakhir yang menjadi penentuan. Materi
tesnya ialah statistik dan bahasa Inggris. Membaca kisi-kisi yang ku-download
dari web, materi statistik hanya sebatas teori saja. Meskipun aku pernah
mendapat materi ini saat kuliah dulu tapi tentu saja ini bukan mata kuliah yang
aku sukai dan kuasai. Sebagai guru paruh waktu yang merangkap Wakil Kepala
Sekolah bidang kurikulum kemudian juga seorang istri dan ibu tanpa ART, aku tak
banyak memiliki waktu untuk belajar materi statistika tersebut. Kalau soal
bahasa Inggris, insyaAllah masih bisa kuatasi.
Hari itu datang. Suamiku
mengantarku ke tempat tes di daerah Ciputat. Hffh... aku memang tidak
terlambat, tapi aku peserta terakhir yang datang di kelompokku. Para peserta
tes dibagi menjadi lima bagian. Terbukti, panitianya sampai tahu namaku. Tes pun
dimulai dan aku sempat panik karena pulpenku habis tintanya. Dan pensil yang
kubawa, copot. Sementara tidak ada alat peraut. Untunglah ini dikerjakan secara
online. Selembar kertas putih yang disediakan panitia di mejaku bersih tak
terjamah. Soal demi soal statistika kukerjakan dengan bekal cap cip cup saja. Percuma
juga soalnya kebanyakan hitungan yang rumusnya saja aku tidak tahu. Waktu yang
diberikan hanya 1.5 menit per soal. Tes pun berakhir dan aku hanya bisa
merutuki diri sendiri.
Kesialan yang kualami kala
menjalani tes terakhir itu ternyata malah berbuah sebaliknya. Aku dinyatakan
lulus. Berita kelulusan inipun hampir tidak kuketahui. Sempat membaca hasil
kelulusan di web Kemdikbud namun aku tak melihat ada namaku tertera disitu. Hari-hariku
pu kembali seperti biasanya. Tak ada perasaan kecewa karena tidak lulus tes. Aku
menganggapnya biasa saja. Dua minggu
berlalu, suamiku yang belakangan ini memang rajin memeriksa emailku, karena
kepentingan proyek dari temanku, memberitahukanku perihal kiriman email dari
Kemdikbud. Dalam email itu diberitahukan bahwa aku lulus dalam Tes CPNS sehingga
harus melakukan pemberkasan yang dilakukan seminggu dari tanggal diterimanya
email ini. Aku ingat hari itu Rabu siang sekitar pukul satu. Berkas yang harus
disiapkan cukup banyak. Surat Keterangan Bebas Narkoba dan Surat Keterangan Sehat
dari RSUD, SKCK dan fotocopy ijazah dari SD hingga Univeritas. Haduh berita
yang mendadak ini membuatku mengatur sejumlah rencana.
Kamis itu tanggal merah yang
artinya semua yang berbau pemerintah pasti tutup. Sehingga aku baru bisa
mengurus semua surat di hari Jum’at yang mana batas jam operasional lebih cepat
yaitu hanya sampai pukul sebelas siang. Akupun memanfaatkan waktu yang ada
untuk menulis surat lamaran yang harus ditulis tangan tiga rangkap dan berkas-berkas lainnya. Bapakku meminta kepada Pak RW untuk membantu
mengurus administrasi yang kuperlukan seperti surat keterangan dari RT, RW dan
Lurah. Jumat pukul tujuh pagi aku tiba di RSUD Cikaret, nomor antrian yang
kudapatkan hampir saja habis. Fiuhhhh. Setelah bolak-balik selama hampir empat jam ke loket sana ke loket sini aku berhasil
mendapatkan Surat Keterangan Sehat dan Bebas Narkoba. Legaaa rasanya. Selanjutnya
ialah mengurus SKCK.
Akupun langsung menuju Polres Depok. Selepas sholat Jum’at
loket pun buka. Pak Polisi yang bertugas saat itu cukup ramah. Ia memberitahu
kalau pendaftaran formulir permohonan sudah tutup. Setelah menjelaskan
keadaanku, ternyata aku tidak perlu membuat SKCK baru, mengingat aku sudah
pernah membuat. Aku hanya perlu membawa SKCK lama yang asli untuk kemudian
dibuatkan yang baru. Dan prosesnya tidak lama hanya sepuluh menit saja. Setelah
mendapat penjelasan itu akupun laega karena itu artinya aku bisa melakukannya
pada hari Senin pagi sekalian berangkat ke Kemdikbud untuk menyerahkan berkas.
Bukan apa-apa, pada hari Selasa dan Rabu aku bertanggung jawab melaksanakan Uji
Kompetensi Kejuruan bagi siswa-siswi di SMK.
Alhamdulillah semua berjalan
lancar. Aral yang melintang dapat teratasi. Hanya saja setelah pemberkasan itu
aku dan rekan-rekan yang dinyatakan lulus CPNS masih harus bersabar menunggu
turunnya NIP dan SK. Sebagian dari rekanku sudah mulai masuk kerja pada
November lalu. Sementara aku bersama sembilan orang lainnya masih harus
menunggu panggilan di bulan Januari. Keterlambatan ini dikarenakan adanya
perubahan susunan di Kemdikbud. Seperti yang kita ketahui ada Dirjen baru yaitu
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan. Sehingga aku dan teman-teman yang
seharusnya di tempatkan di Direktorat Menengah dipindah ke Dirjen GTK tersebut.
Aku percaya Allah memiliki
skenario yang lebih baik. Dalam penantian ini aku tetap memiliki kesibukan.
Yayasan dan Kepala Sekolah masih mempercayakan jabatan yang telah kusandang
selama tiga tahun lebih. Mereka menerima konsekuensi bila aku harus keluar
secara mendadak. Dan aku bersyukur bahwa aku telah menyelesaikan semester ini.
Begitupun dengan anak-anak, aku bersyukur masih bisa menemani mereka dalam
momen-momen khusus. Misalnya mengantar Nada Lomba ke Ancol bersama teman-teman
TK. Aku berharap apapun kesibukan yang kualami nanti, semoga aku masih dapat
menjadi seorang ibu yang ada dalam momen-momen khusus anak-anakku. Semoga apa
yang kujalani kelak membawa kebaikan bagi keluargaku. Karena barangkali inilah
salah satu jawaban dari doa-doaku dahulu.
Amiin...semoga semua amanah dapat terlaksana dgn baik
BalasHapusAamiin... semoga nanti keluar berita manis dan dirimu lulus. Aamiin
BalasHapuswah, selamat ya mba, smoga berkah dan amanah :)
BalasHapusYa terima kasih semuanya. Masih nunggu dipanggil januari ini katanya insyaallah
BalasHapusselamat mbak Vina. semoga diberkahi Alloh.
BalasHapus