2015-12-20

Yang Istimewa di Tahun 2015



Tak terasa tahun 2015 akan segera berakhir. Banyak sudah kulalui sepanjang tahun ini. Yang suka, yang duka bahan badai pernah menerpa, syukurlah Allah menyelamatkan kami dari badai tersebut. Di dalam tahun ini aku menemukan kebaikan-kebaikan dari sahabat-sahabatku juga kerabatku. Tahun ini istimewa karena beberapa hal. Salah satunya ialah pada tahun ini tepatnya selepas Ramadhan aku menemukan ketenangan hidup di dalam hatiku. Juga suamiku yang lebih religius dari sebelumnya. Bisa dibilang kami telah menemukan konsep keluarga yag sebenarnya telah kami idam-idamkan danmenjadi tujuan pernikahan kami. Semoga Allah senantiasa membimbing kami di jalanNya. Aamiin. 

Tahun ini juga istimewa karena aku mendapatkan kabar diluar dugaanku. Sebuah kabar yang aku bingung menerimanya, harus gembira atau sebaliknya. Tanpa dinyana setelah melalui serangkaian test (tiga test online) pada bulan Februari lalu diumumkan bahwa aku berhasil lulus tes CPNS di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tepatnya sebagai Pegumpul dan Pengolah  Data Pendidik dan Kependidikan SMK.

Tadinya aku sempat menolak ajakan seorang rekan mengajar, Bu Nurzaenah, untuk ikut mendaftar CPNS pada Oktober 2014. Tahun itu, berbeda dengan tahun sebelumnya, setiap pelamar hanya boleh memilih satu lowongan dari sekian banyak lowongan yang tersedia. Beberapa kali diajak, akhirnya aku luluh juga. 

Iseng aku bertaya kepada suamiku, “Yah, nda boleh ga ikutan tes CPNS? “ tanyaku saat itu. “Ya coba aja, memang mau melamar dimana? “, ia bertanya balik. “Di Kemdikbud aja” jawabku mantap. 

Agak tak percaya dengan jawaban suamiku yang mengiyakan pertayaan isengku. Akhirnya akupun mencari informasi mengenai lowongan yang ada di Kemdikbud. Entah megapa aku langsung mantap menjatuhkan pilihan pada posisi tersebut. Aku berpikir kalaupun nanti diterima, setidaknya aku masih bisa bertemu dengan rekan-rekanku karena pekerjaanku mengolah data mereka. Alasan lainnya ialah karena aku pernah menjadi bagian dari lingkungan Kemdikbud, dulu sebelum menikah aku pernah menjadi tenaga honor disana. 

Tes pertama dengan sedikit membaca, akupun mampu melaluinya dengan skor yang memuaskan. Tes kedua yaitu tes administrasi. Aku hanya diminta untuk mengirimkan lamaran, CV, fotocopy legalisir ijazah dan transkrip. Lainnya seperti SKCK, Kartu kuning  belum diminta. Lulus tes kedua akupun melenggang menuju tes ketiga, tes terakhir yang menjadi penentuan. Materi tesnya ialah statistik dan bahasa Inggris. Membaca kisi-kisi yang ku-download dari web, materi statistik hanya sebatas teori saja. Meskipun aku pernah mendapat materi ini saat kuliah dulu tapi tentu saja ini bukan mata kuliah yang aku sukai dan kuasai. Sebagai guru paruh waktu yang merangkap Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum kemudian juga seorang istri dan ibu tanpa ART, aku tak banyak memiliki waktu untuk belajar materi statistika tersebut. Kalau soal bahasa Inggris, insyaAllah masih bisa kuatasi. 

Hari itu datang. Suamiku mengantarku ke tempat tes di daerah Ciputat. Hffh... aku memang tidak terlambat, tapi aku peserta terakhir yang datang di kelompokku. Para peserta tes dibagi menjadi lima bagian. Terbukti, panitianya sampai tahu namaku. Tes pun dimulai dan aku sempat panik karena pulpenku habis tintanya. Dan pensil yang kubawa, copot. Sementara tidak ada alat peraut. Untunglah ini dikerjakan secara online. Selembar kertas putih yang disediakan panitia di mejaku bersih tak terjamah. Soal demi soal statistika kukerjakan dengan bekal cap cip cup saja. Percuma juga soalnya kebanyakan hitungan yang rumusnya saja aku tidak tahu. Waktu yang diberikan hanya 1.5 menit per soal. Tes pun berakhir dan aku hanya bisa merutuki diri sendiri.

Kesialan yang kualami kala menjalani tes terakhir itu ternyata malah berbuah sebaliknya. Aku dinyatakan lulus. Berita kelulusan inipun hampir tidak kuketahui. Sempat membaca hasil kelulusan di web Kemdikbud namun aku tak melihat ada namaku tertera disitu. Hari-hariku pu kembali seperti biasanya. Tak ada perasaan kecewa karena tidak lulus tes. Aku menganggapnya biasa saja.  Dua minggu berlalu, suamiku yang belakangan ini memang rajin memeriksa emailku, karena kepentingan proyek dari temanku, memberitahukanku perihal kiriman email dari Kemdikbud. Dalam email itu diberitahukan bahwa aku lulus dalam Tes CPNS sehingga harus melakukan pemberkasan yang dilakukan seminggu dari tanggal diterimanya email ini. Aku ingat hari itu Rabu siang sekitar pukul satu. Berkas yang harus disiapkan cukup banyak. Surat Keterangan Bebas Narkoba dan Surat Keterangan Sehat dari RSUD, SKCK dan fotocopy ijazah dari SD hingga Univeritas. Haduh berita yang mendadak ini membuatku mengatur sejumlah rencana. 

Kamis itu tanggal merah yang artinya semua yang berbau pemerintah pasti tutup. Sehingga aku baru bisa mengurus semua surat di hari Jum’at yang mana batas jam operasional lebih cepat yaitu hanya sampai pukul sebelas siang. Akupun memanfaatkan waktu yang ada untuk menulis surat lamaran yang harus ditulis tangan tiga rangkap dan berkas-berkas  lainnya.  Bapakku meminta kepada Pak RW untuk membantu mengurus administrasi yang kuperlukan seperti surat keterangan dari RT, RW dan Lurah. Jumat pukul tujuh pagi aku tiba di RSUD Cikaret, nomor antrian yang kudapatkan hampir saja habis. Fiuhhhh. Setelah bolak-balik selama hampir empat  jam ke loket sana ke loket sini aku berhasil mendapatkan Surat Keterangan Sehat dan Bebas Narkoba. Legaaa rasanya. Selanjutnya ialah mengurus SKCK. 

Akupun langsung menuju Polres Depok. Selepas sholat Jum’at loket pun buka. Pak Polisi yang bertugas saat itu cukup ramah. Ia memberitahu kalau pendaftaran formulir permohonan sudah tutup. Setelah menjelaskan keadaanku, ternyata aku tidak perlu membuat SKCK baru, mengingat aku sudah pernah membuat. Aku hanya perlu membawa SKCK lama yang asli untuk kemudian dibuatkan yang baru. Dan prosesnya tidak lama hanya sepuluh menit saja. Setelah mendapat penjelasan itu akupun laega karena itu artinya aku bisa melakukannya pada hari Senin pagi sekalian berangkat ke Kemdikbud untuk menyerahkan berkas. Bukan apa-apa, pada hari Selasa dan Rabu aku bertanggung jawab melaksanakan Uji Kompetensi Kejuruan bagi siswa-siswi di SMK. 

Alhamdulillah semua berjalan lancar. Aral yang melintang dapat teratasi. Hanya saja setelah pemberkasan itu aku dan rekan-rekan yang dinyatakan lulus CPNS masih harus bersabar menunggu turunnya NIP dan SK. Sebagian dari rekanku sudah mulai masuk kerja pada November lalu. Sementara aku bersama sembilan orang lainnya masih harus menunggu panggilan di bulan Januari. Keterlambatan ini dikarenakan adanya perubahan susunan di Kemdikbud. Seperti yang kita ketahui ada Dirjen baru yaitu Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan. Sehingga aku dan teman-teman yang seharusnya di tempatkan di Direktorat Menengah dipindah ke Dirjen GTK tersebut.

Aku percaya Allah memiliki skenario yang lebih baik. Dalam penantian ini aku tetap memiliki kesibukan. Yayasan dan Kepala Sekolah masih mempercayakan jabatan yang telah kusandang selama tiga tahun lebih. Mereka menerima konsekuensi bila aku harus keluar secara mendadak. Dan aku bersyukur bahwa aku telah menyelesaikan semester ini. Begitupun dengan anak-anak, aku bersyukur masih bisa menemani mereka dalam momen-momen khusus. Misalnya mengantar Nada Lomba ke Ancol bersama teman-teman TK. Aku berharap apapun kesibukan yang kualami nanti, semoga aku masih dapat menjadi seorang ibu yang ada dalam momen-momen khusus anak-anakku. Semoga apa yang kujalani kelak membawa kebaikan bagi keluargaku. Karena barangkali inilah salah satu jawaban dari doa-doaku dahulu.  


5 komentar:

  1. Amiin...semoga semua amanah dapat terlaksana dgn baik

    BalasHapus
  2. Aamiin... semoga nanti keluar berita manis dan dirimu lulus. Aamiin

    BalasHapus
  3. wah, selamat ya mba, smoga berkah dan amanah :)

    BalasHapus
  4. Ya terima kasih semuanya. Masih nunggu dipanggil januari ini katanya insyaallah

    BalasHapus
  5. selamat mbak Vina. semoga diberkahi Alloh.

    BalasHapus

Komentar baik berupa kritik maupun apresiasi baik yang sopan amat saya nantikan, terima kasih telah singgah di blog ini :)

Share