2012-10-30

Anakku : Syahdu Fauzan Abdillah (5th)

Sudah lama gak nulis tentang anak-anakku yang cantik n ganteng. Mau nulis lagi ahh...

               Berhubung ini adalah blog baru, jadi pasti belum banyak yang tau tentang kisah anak-anakku. Syahdu Fauzan Abdillah, demikian nama yang diberikan ayahnya padanya, sebab urusan nama aku kurang kreatif. Terlahir pada tanggal 9 Oktober 2007, tiga hari menjelang lebaran tahun itu. Ia dilahirkan secaranormal melalui proses induksi setelah aku mengalami mulas dan rasa sakit yang hebat selama kurang lebih 14 jam ! Tak perlulah ditanya sakitnya seperti apa, yang jelas aku cukup kapok untuk hamil kembali saat itu (cuma 2 tahun aja kapoknya). Syahdu mulai terdeteksi bersemayam di rahimku sejak sebulan setelah kami menikah. Perasaanku saat itu belum bisa disebut perasaan bahagia apalagi terharu. Ketika ibu bidan menyatakan hamil, ekspresi yang tampak di wajahu hanyalah ekspresi biasa malah lebih menunjukkan wajah sendu. Mengapa begitu? Ya, karena sebelum dinyatakan hamil, aku sedang dilanda sakit demam, flu, batuk yang tak kunjung sembuh selama sebulan belakangan. dua kali bolah-balik ke dokter umum dan juga sudah menghabiskan obat yang diberikan, sakitku ini tak juga mereda. Payah sekali rasanya kondisi tubuhku kala itu. Barulah setelah omong-omong dengan kakak ipar, kami melakukan testpack. Kakak parku bilang mungkin saja kalau aku ini bukannya sakit biasa, melainkan hamil. 
                  Yang paling semangat dan bergembira tentu saja suamiku sedangkan aku masih saja dengan wajah kuyu dan mengangguk lemas. Tak puas dengan testpack yang menunjukkan hasil positif kami segera ke bidan terdekat. Dan apa kata ibu bidan tersebut?"Selamat, ibu positif hamil" katanya sambil tersenyum menatapku. Kemudian ia terheran karena ekspresi yang kutunjukkan tak seperti yang dia harapkan, menunjukkan rasa gembira misalnya. Lalu bidan itu bertanya, "Ibu ada suaminya kan?", hah mungkin dia menyangka kalau aku ini berseedih karena hamil tanpa suami (na'udzubillah deh). sontak saja aku terkejut dengan pertanyaannya itu dan langsung menjawab tergagap, "Oh, eh bu iya ada bu, sedang menunggu diluar. Engga ini saya lagi sakit bu, jadi lemas sekali" begitu jelasku. Barulah ibu bidan mengerti dan memberikanku sejumlah obat serta vitamin. Setelah itu kehidupanku tak juga jadi mudah. Kehamilan pertama yang mengejutkan ini belum bisa aku terima dengan rasa bahagia. entahlah dimana bahagia itu. Meskipun aku berbahagia untuk suamiku :) aku begitu sibuk menahan rasa sakit yang kualami. Mual hebat, demam, batuk sulit tidur, sulit makan benar-benar tak tertahankan. Empat bulan lamanya kualami semua itu. Syukurlah masa itu pun lewat dan aku mulai bernafsu untuk makan dan kembali normal. 
                Adalagi ketegangan yang kurasakan semasa hamil pertama ini, yaitu ketika kami hendak melakukan USG untuk pertama kali saat usia kandunganku menginjak 7 bulan. suamiku sangat menginginkan anak laki-laki. Namun sebelumnya aku sudah mewanti-wanti agar ia tak bersedih bila ternyata dari hasil USG menyatakan yang berada di dalam rahimku adalah bayi perempuan. Sepanjang perjalanan aku berdoa agar Allah berkenan mengabulkan pengharapan kami. Bukannya aku tak suka dengan anak perempuan. Namun aku berharap bila yang anak pertama kami adalah laki-laki maka ia bisa mngayomi adik-adiknya kelak. Bisa menjadi wali pengganti bagi ayahnya bila sudah udzur. Itu sajalah yang menjadi pengharapanku. Alhamdulillah Dokter menyatakan bahwa yang tampak adalah jenis kelamin laki-laki. Subhanallah, rasanya baru sekali itu aku merasa begitu berbahagia selama kehamilan ini. Dan ketika saat melahirkan telah tiba aupun memilii permohonan agar Allah mengizinkan kehadiran suamiku berada disampingku selama proses persalinan. Dan permohonan itupun terkabul. Aku berharap agar suamiku dapat memberikan tambahan kekuatan bagiku dengan kasih sayangnya. Juga agar ia menyaksikan perjuanganku dalam melahirkan buah hati kami dan mengingat itu sepanjang hidupnya. Serta harapan-harapan lainnya yang dapat mempererat cinta diantara kami. 
               Mengurus Syahdu terbilang mudah, tumbuh-kembangnya luar biasa bagiku. Ia bukan tipe pemilih dalam hal susu maupun makanan. Apa saja (yang bergizi tentunya) ia lahap dengan nikmatnya. Pertama kali kuberikan ia makanan pendamping di usia 6 bulan, ia terlihat begitu antusias melihatku sedang mengaduk-aduk makanan di atas mangkuknya. Episode makan pertama kali pun berjalan dengan lancar. syukurlah, padahal aku sempat deg-degan kalau ia tak suka dengan makanan yang kubuatkan untuknya. Meskipun gemuk ia adalah anak yang aktif berguling, merangkak, berjalan ia lakukan dengan sempurna. Di usia 11 bulan ia sudah melangkahkan kaki pertamanya. Disusul dengan kemampuannya berbicara. Ia juga mulai mengenal nama-nama hewan, meski ia belum bisa mengucapkannya dengan tepat. Stimulasi yang kuberikan hanya sederhana, yaitu dengan menunjukkan gambar hewan dan memberitahunya. Permainan tebak-tebakkan inipun jadi mengasyikkan dengan mendengar suaranya yang lucu saat mencoba melafalkan nama hewan tersebut. Berlanjut dengan kesukaannya menonton vcd membaca seri Diva. Awalnya aku iseng saja menayangkan itu untuknya. Ternyata ia suka dan minta agar diulang setiap harinya. Dan tanpa kusadari ia telah berhasil mengenal huruf abjad besar mapun kecil di usianya yang ke-2. Syahdu juga sudah ingin sekali sekolah seperti teman mainnya Kak Andin. Tapi usianya yang masih terlalu dini membuatku tak begitu saja meluluskan keinginannya. Ada rasa khawatir bahwa ia sekedar ikut-ikutan saja. Namun ia terus merengek minta sekolah hingga aku mendaftarkannya di Taman Pendidikan AlQur'an Masjid komplek tempat tinggal kami. Dan di usia 2 tahun 4 bulan ia kuikutan di bimbingan membaca anak usia dini. sebenarnya baru dimulai untuk anak usia 3 tahun, tapi tak apalah. Les yang hanya 2x seminggu 1 jam itu dijalaninya dengan gembira. Ia bahkan tak suka kutunggui dan menyuruhku pulang selepas mengantarnya di depan pintu kelasnya. Oya, dia sudah tak mengompol sejak usia 1th. Ia risih memakai pampers dan selalu minta BAK/BAB ke kamar mandi. Terbangun di malam hari agar tidak mengompol. Ah dia memang luar biasa.
                  Ia pun seorang abang yang baik bagi adiknya, tak ada rasa cemburu negatif yang terlihat dari perilakunya. Ia benar menginginkan seorang adik dan menyayanginya. Meski ia juga suka tak sabar mengalah dengan adiknya.   Syadu adalah teladan yang baik bagi Nada. Seringkali Nada mengikuti gerak-gerik abangnya ketika makan, belajar maupun bermain. Syahdu memberikan pengaruh positif bagi adiknya. Kini usianya telah 5 tahun, ia menunjukkan kemandiriannya dengan tidak selalu bergantung padaku, bundanya. Ia mau mengalah diurus oleh eyangnya saat adiknya sedang sakit. Ah iya, soal sakit, syahdu bukan anak yang rewel. Ia lebih banyak diam dan terlihat lemas saat sakit. namun begitu ia masih mudah disuapi makan dan minum obat. Terkecuali saat ia terserang virus campak di usia 9 bulan. Itulah saat dimana Syahdu sangat rewel dan susah makan. Itupun karena sariawan yang menyerang mulutnya dan rasa gatal yang ia rasakan akibat ruam merah campak.
              Sebagai seorang anak laki-laki tentu saja ia aktif dan juga kadang kala nakal. Misalnya ia suka juga mencoret-coret tembok, lantai maupun buku-buku. Memanjat, loncat-loncat dan membuat rumah berantakan. Inilah diary bunda tentang anakku : Syahdu Fauzan Abdillah. Semoga Allah senantiasa menurunkan rahmatNya atasmu anakku sayang :)  



Share