2021-09-28

Hotel Porta di Jogja, Memang Beda


Kunjungan ke Jogja kali ini saya menginap di Hotel Porta yang terletak di Jalan Jl. Colombo Yogyakarta No.7, RT.01/RW.01, Samirono,
Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Lokasinya sangat dekat dengan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tempat kunjungan dinas saya.



pintu masuk hotel 

Protokol kesehatan dengan mengecek lumayan menyebabkan antrian di depan pintu hotel, karena perlu mengambil posisi yang pas sehingga dapat terbaca oleh mesin pengukur suhu. Selanjutnya masuk ke lobi, tamu akan melihat meja resepsionis yang bergabung dengan cafe. Berbeda dengan lobi-lobi hotel pada umumnya, lobi yang tidak terlalu luas ini juga sekaligus cafe dan di sebelahnya restoran.


lobi hotel, sepi di malam hari



Mengantri pegambilan kunci kamar, lagi check in


Cafe yang berada di lobi hotel

Ternyata saya dapat di lantai 8, liftnya model baru banget ya yang harus pakai akses kunci ditempelkan baru deh bisa naik ke lantai 8. Sesampainya di lantai 8, lorong kamar terlihat fresh dan terang. Jauh deh dari rasa serem kalau pecahayaan dan interiornya cerah begini. 



Masuk kamar, waw! Desain interiornya berbeda banget dengan hotel-hotel lainnya. Suka banget karena sesuai dengan selera saya sebagai penyuka warna kecoklatan. Temanya juga unik ya, natural, fresh country design gitu. Ada ornamen kayu dan rotan.



Bednya muat bertiga nih!

Karena saya ke Jogja dalam rangka kunjungan kerja jadi, colokan listrik adalah fasilitas yang penting untuk mengisi daya batere laptop dan HP. Ada tiga colokan listrik di area bed, satu di meja belajar, satu di kiri bed dan satunyalagi di kanan bed sebelah bawah. Cukuplah untuk berdua dengan suami saya, jadi ga rebutan. 

Posisi duduk dan mejanya juga nyaman ketika dipakai untuk bekerja, pas lah. Sayangnya saya tidak kuat dingin jadi tidak tahan duduk di depan AC yang mengarah langsung ke arah kursi. Jadi ngetiknya di kasur deh. Fasilitas yang ada di kamar ini standar dengan hotel lainnya ditambah hairdryer yang sudah tersedia. Jika perlu alat setrika pakaian bisa hubungi housekeeping



Kasurnya empuk, bikin mageer




lemari terbuka, keranjang cucian


Compliment-nya lengkap, ada masker dan hand sanitizer




Kamar mandi bersih


Jika ingin makan diluar, hotel ini dekat dengan keramaian jadi jangan khawatir kelaparan. Jika ingin memesan makanan melalui ojek online juga bisa. Gimana, tertarik menginap di Porta?



 

2021-09-18

Grand Rohan Jogja, Pilihan Nomor Satu Menginap di Jogja

Dalam perjalanan dinas kali ini, saya menginap di Grand Rohan Jogja. Sebuah hotel di Jalan Raya Janti, Gedongkuning No.336, Modalan, Banggutapan, bantul, daerah Istimewa Yogyakarta. Ini kali kedua saya ke hotel ini, Saya terkesan dengan hampir semua fasilitas yang ada di hotel ini. Saya sangat meng-apresiasi dengan aturan hotel yang saya baca di meja resepsionis. Oh iya, Hotel Grand Dafam ini memang hotel syariah jadi wajar saja kalau memiliki aturan yang ketat dalam menerima tamu yang berpasangan.

Seluruh petugas hotel disini ramah. Sapa dan salam pasti akan selalu diberikan setiap kali berpapasan dengan para petugas hotel, bukan hanya penerima tamu saja tapi semuanya. Kemudian pencahayaan dan juga dekorasi yang ramah keluarga, family friendly. Fasilitas kamar lengkap dan memadai, kita juga bisa meminjam pengering rambut atau alat setrika baju. Saya pernah menginap di salah satu hotel di Bandung yang tidak menyediakan fasilitas pinjaman kedua alat tersebut, sangat tidak menyenangkan. Kamar juga cukup luas dan ada balkon jika ingin duduk melihat pemandangan. Ini merupakan fasilitas yang jarang ditemui di hotel-hotel lain, menyenangkan sekali bisa berjemur di pagi hari sehingga tidak melulu berada di ruangan AC terutama di masa pandemi ini. 



Menu sarapan di hotel ini termasuk beragam. Ada bubur ayam, makanan tradisional seperti bakmi jawa/ selat solo/gudeg yang wuenak tenan, saya sampai nambah loh. Kemudian aneka kue yang cantik-cantik sehingga menarik hati untuk memotretnya eh memakan ya harusnya, ups! Nasi goreng, nasi putih, nasi merah, aneka sambal, buah, pasta, telur, aneka roti, ah banyak deh. Jadi, kalau sarapan jangan buru-buru ya.

Tuh kuenya, cantik-cantik kan?


Nah ini gudeg dan teman-temannya, enaknya... 


Yang juga tidak kalah enak, ada steam boat. Aneka seafood, daging sapi, daging ayam yang segar dan kuah yang bisa memilih mau rasa kaldu sapi, kaldu ayam atau tomyam. Rasanya enak dan segar. 


Ruangan resto luas, tersedia juga ruangan outdoor.



Tersedia juga kolam renang, sayang saya tidak sempat melihat dari dekat hanya dari jendela kamar saja. Jika mengajak anak-anak area taman dekat resto cukup luas. Ada juga kolam ikan dekat pintu masuk restoran. Adzan berkumandang di setiap waktu sholat. Masjid hotel berada di sebelah restoran. Bagi muslim dan muslimah pastinya hotel ini recommended banget. Nyaman, bersih, fasilitas bagus, makanan enak, tersedia masjid. Oh ya di kamar juga disediakan perangkat sholat (mukena, sajadah dan sarung) yang bersih dan wangi juga Al Qur'an. Duhhh bikin betah.





Lobi juga bisa menjadi spot foto yang menarik, ada kendaraan-kendaraan antik. Saya sempat kepikiran kalau saja bapak masih sehat pasti senang bisa ke hotel ini lihat motor-motor antik yang dipajang.



Tiga hari disini selalu betah karena nyaman dan makanannya enak-enak. Meskipun saya bukan pemilik hotel ini, namun saya bangga adanya hotel syariah yang berkualitas. Hotel ini jadi pilihan nomor satu seandainya saya disuruh memilih. 





2021-09-04

Berjuang Melawan Covid-19

Dunia dilanda kepanikan setelah adanya pandemi Covid-19 (coronavirus disease 2019), sebuah penyakit baru yang disebabkan oleh virus dari golongan coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yang juga sering disebut virus Corona. Penyakit ini dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia.

Sejak berita tersebarnya penyakit Covid-19 di Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Saya mulai waspada, meskipun tentunya berharap agar jangan sampai virus tersebut tersebar di Indonesia. Tapi apa daya, pada bulan Februari ditemukan kasus Covid-19 di Indonesia, tepatnya di Depok, Jawa Barat. Duh, Depok pula, kota tempat saya tinggal.

Akibat dari terinfeksi Covid-19 ini diberitakan sangat mengerikan sehingga menimbulkan kecemasan yang luar biasa bagi semua orang. Saya pun mencari tahu perkembangan penyebaran Covid-19 di Indonesia dan juga seberapa bahayanya. Hal ini perlu sebagai informasi dasar bagaimana kiat pencegahannya dan penanganannya jika sampai terkena virus ini. Tapi, saya tidak ikut-ikutan panic buying loh. Edisi belum gajian soalnya 😄

Saya sempat khawatir jika tertular saat perjalanan pergi dan pulang dari kantor, mengingat sarana yang saya gunakan adalah KRL Jabodetabek. Namun sejak adanya pembatasan oleh Pemerintah, jam masuk kerja digilir hanya satu hingga tiga kali dalam seminggu dan bagi yang sudah berusia 45 tahun ke atas tidak diwajibkan ke kantor. Sehingga saya memilih menggunakan bis antar jemput kantor saja untuk menghindari kepadatan di KRL. Bis kantor yang biasanya juga sangat padat, kini menjadi sepi.

Kemudian karena tuntutan pekerjaan, beberapa kali saya pergi pulang keluar kota. Untungnya hanya sekitar Semarang, Solo dan Yogya saja. Kemudian karena alasan tertentu saya memilih moda transportasi darat yaitu bis. Kebetulan terminal bis pun tidak jauh dari rumah sehingga memang relatif lebih murah dan mudah.

Positif Covid-19

Pada pekan ketiga Juni, saya ditugaskan ke Solo selama tiga hari yang dilanjutkan bertugas ke Yogyakarta tiga hari. Sampai di rumah sehari kemudian pergi lagi ke Sumedang untuk mengisi sebuah acara pembekalan untuk guru-guru disana. Semuanya menggunakan transportasi darat, full AC. Pada perjalanan ke Sumedang itu kepala terasa sakit dan perut juga mual. Saya kira hanya sakit biasa saja karena kena AC.

Untuk meredakan sakit saya pun minum obat, madu juga air jahe. Tak lupa juga vitamin untuk menjaga stamina. Selama dua hari minum obat, vitamin dan juga berisitirahat saya merasa sudah membaik. Tugas dinas luar kota kembali datang, saya pun bersiap untuk itu. Namun saya memutuskan untuk melakukan swab sebelum berangkat. Selama menunggu hasil itu rasanya agak cemas.

Sepuluh menit berlalu, hasil tes pun didapatkan. Hasilnya positif covid-19! Saat itu aku merasa tak percaya dan ingin meyakinkan dengan tes PCR yang berujung pada hasil yang sama, positif covid-19. Pulang dari tes swab saya langsung meng-isolasi diri di kamar dan menyuruh anak-anak untuk menginap di rumah Eyangnya. Alhamdulillah suami dan anak-anak juga mama semuanya negatif. Saya merasa amat lega, mengingat dalam perjalanan ke Yogya aku sempat mengajak putra sulungku kemudian saat ke Sumedang diantar oleh mama dan juga putriku.

Suamiku tetap berada di rumah meskiupun kami berada di kamar yang berbeda. Aku melarangnya untuk melakukan kontak langsung, misalnya memegang dahiku untuk mengecek suhu tubuh. Karena memang bukan hal yang mudah untuk membatasi kontak dalam waktu sekejap. Begitupun dengan putri kecilku yang seakan tidak terima karena harus tidur terpisah dengan bundanya. Ya, memang meskipun sudah kelas 2 SD, Fiya masih ingin ditemani bundanya saat tidur.

Fiya mengintip dari jendela kamarku



Isoman

Pada tiga hari pertama setelah dinyatakan positif, obat yang kuminum hanya paracetamol ditambah madu dan vitamin saja. Oya saya juga sempat meminum ramuan air kelapa plus jeruk nipis plus garam yang kabarnya dapat meredakan gejala covid-19. Pada saat itu nafsu makan masih bagus begitupun dengan indera perasa. Pekerjaan masih bisa kukerjakan seperti biasa. Saya masih berharap bahwa ini hanyalah gejala ringan yang akan segera berlalu.

Namun pada hari keempat saya mulai merasa mual, demam semakin tinggi dan juga batuk. Yang terasa paling tidak mengenakkan yaitu rasa mual, perih hingga tak nafsu makan dan membuat tubuh menjadi lemas. Saya mencoba berobat melalui dokter online dari aplikasi ojol. Dokter tersebut meresepkan antibiotik, antivirus, paracetamol, obat batuk, obat mual dan vitamin. Sayangnya, antibiotik dan antivirusnya kosong. Dua hari mengonsumsi obat tersebut rasanya tidak ada perubahan malah semakin memburuk rasanya. Mual tak tertahankan, dada terasa terbakar, panas menjalari tubuh dari atas sampai ke bawah.

Akhirnya kuhubungi teman SMA-ku, dokter penyakit dalam yang baru-baru ini praktek di Rumah Sakit yang tak jauh dari rumahku. Konsultasi dilakukan secara online dengan melalui vicon. Obat kudapatkan dengan meminta tetangga untuk mengambilkan di RS tersebut sedangkan pembayarannya dilakukan melalui transfer.


Berjuang

Alhamdulillah semua obat lengkap tersedia. Penuh harap dan berdoa sungguh-sungguh agar  dapat segera sembuh, semua obat kuminum dengan teratur. Jadi, di hari ketujuh ini lah baru kudapatkan obat-obatan lengkap. Semangat untuk sembuh, semangat untuk bisa melanjutkan pekerjaan yang tertunda, semangat agar bisa makan enak hehehe. Demi orang-orang di sekelilingku yang begitu khawatir dengan kondisiku.

Pada hari kesembilan rasa mualku berangsur pulih, makanan yang tadinya tidak tersentuh sama sekali, sudah mulai diterima sedikit-sedikit. Tidak banyak memang, tapi cukup berarti. Meski menu yang bisa diterima baru sayur bening dan tahu goreng saja rasanya sudah nikmat. Sebelumnya hanya buah-buahan saja yang bisa masuk, terutama pisang lampung, anggur manis, dan jeruk mandarin manis.

Karena indera perasa yang tidak berfungsi normal, makanan pun jadi terasa tidak nikmat dimakan. Kemudian berpengaruh juga dengan indera pencium yang tidak normal, sehingga bau soto yang dihidangkan bukannya menggugah selera malah sebaliknya, rasanya langsung mual mencium aroma soto.

Untuk menghilangkan bau yang tidak mengenakkan itu kuoleskan minyak kayu putih ke dalam hidung dengan menggunakan cotton bud. Pernapasan juga menjadi lebih lega setelah menghirup aroma minyak kayu putih. Caranya yaitu dengan mencelupkan cotton bud ataupun tisu yang dilinting ke minyak kayu putih kemudian masukkan ke dalam hidung dengan hati-hati. Setiap merasa agak kurang nyaman saat bernapas, saya melakukan hal ini dan hasilnya lumayan melegakan. Setidaknya tidak sampai harus menggunakan oksigen.

Makan memang salah satu hal untuk mempercepat pemulihan. Setelah mual berangsur hilang, sakit kepala dan demam juga berangsur membaik, saya memaksakan diri untuk bangun dari tempat tidur dan melakukan olahraga ringan. Ini kulakukan untuk menghilangkan pusing di kepala. Kebanyakan berbaring juga akan membuat kepala menjadi pusing dan tentunya rasa mual juga. Jendela kubuka lebar-lebar di pagi hari untuk menghirup udara segar. Tentu saja berjemur adalah hal yang perlu dilakukan. Pada saat demam masih tinggi, saya merasa tak mampu berjemur terlalu lama lebih dari 10 menit, karena membuatku sesak napas. Namun setelah berangsur pulih, saya bisa berjemur sampai setengah jam.

 


Mereka kembali!

Indera perasa dan penciumanku pulih setelah sebulan. Rasanya bahagia bisa kembali merasakan makanan dan minuman yang enak. Begitu mudahnya Allah mencabut nikmat-nikmat itu saat sakit. Nikmat yang seringkali kita anggap sepele namun begitu hilang ternyata menjadi masalah yang cukup berarti.

Batuk adalah hal terakhir yang pulih dari semua gejala covid yang kurasakan. Rasanya sangat mengganggu. Obat batuk seperti tidak ada fungsinya tapi tetap kuminum sampai habis. Sampai akhirnya ada rasa gatal yang sangat di tenggorokan yang kurasa sebagai pertanda bahwa batukku akan segera berakhir. Kira-kira pada hari ke-40. batuk pun hilang begitu saja. Bahkan karena lamanya batuk tak juga sembuh, saya membandel dengan melanggar aturan minum es. Oya, tes swab kulakukan di hari ke-21 meskipun masih batuk. Hasil swab menunjukkan negatif Alhamdulillah.



Terima kasih dan rasa syukur tak terhingga atas perhatian sahabat, kerabat, rekan kerja di kantor maupun rekan kerja dari seluruh Indonesia yang mengirimiku paket buah-buahan, makanan, madu, vitamin, dll tentu amat membantu sekali selama proses penyembuhan.  Terima kasih keluarga yang sudah mendukung dan memberi perhatian, teman-teman yang sudah mengirim roti dari bu Nuri, buah dari Nonny, minuman segar dari Nenden, susu kurma dari Rina, salad buah dari ummu Azuma, mba Nayla yang mengirim madu Batrisiya, aneka vitamin, madu dan paket buah-buahan dari rekan-rekan kerja yang luar biasa juga doa yang datang dari semua penjuru Indonesia. Alhamdulillah, segala puji bagimu ya Allah yang Maha Menyembuhkan.


Share