Tiga hari lalu tepatnya tanggal 27 Desember aku mendapat
sebuah broadcast message (BC) dari sebuah grup whatsapp yang kuikuti, isinya
membuatku tertegun. Dalam BC tersebut ditulis seorang ibu memerlukan donor darah
sebanyak 20 kantong darah AB Positif. Ibu tersebut mengalami pendarahan hebat
pasca melahirkan secara normal anaknya yang keempat di sebuah RS ternama di
kota tempatku tinggal. Naluriku tergugah, aku meneruskan BC tersebut ke semua
grup yang kuikuti. Sayang, suamiku dan aku tidak memiliki golongan darah yang
diperlukan itu. Aku berdoa semoga ibu tersebut mendapat pertolongan. Rupanya takdir berkehendak lain, hari ini aku menerima kabar bahwa ibu tersebut telah meninggal dunia, syahid insyaAllah. Peristiwa itu
mengingatkan perjuanganku melahirkan putri ketiga pada dua tahun silam. Hingga kini
aku masih merasakan betapa luar biasanya mukjizat dari allah atas
kesembuhanku. Aku masih diizinkan
menemani anak-anakku tumbuh dan berkembang.
Sebenarnya tak hanya sekali aku menerima BC serupa, meminta
donor darah. Hingga aku berpikir, “Kok orang masih banyak yang meminta darah
ya? Apakah stok darah di PMI masih kurang?” Kenyataannya memang stok darah di
PMI tidak selalu memadai apalagi untuk golongan darah tertentu yang langka. Iklan
PMI yang berslogan, “Setetes darahmu sangat berarti” nyata-nyata memang
benar adanya. Aku jadi teringat dengan kegiatanku dulu semasa SMA. Aku memang
aktif mengikuti organisasi Palang Merah Remaja (PMR) bahkan sejak SMP. Kala
itu, dalam rangka satu dasawarsa HUT SMA-ku, kami dari PMR mengadakan aksi
menggalang donor darah yang bekerjasama dengan PMI kota kami. Kegiatan ini
adalah kali pertama bagi kami, dengan modal semangat muda yang tak kenal gentar kami pun menjalankan prosedur
pengajuan aksi donor darah tersebut.
Prosedur pengajuan sudah beres, pihak PMI menerima dengan
senang hati. Kami juga diberikan daftar perlengkapan yang harus disiapkan kami
di sekolah. Tak ada masalah dengan semua itu, masalahnya adalah ketika pihak
sekolah seolah belum memberikan lampu hijau. Tapi apa mau dikata, ketika hari
yang ditentukan tiba tim dari PMI mengabari bahwa mereka sudah dalam perjalanan
menuju sekolah kami. Masih teringat jelas kepanikan saat itu. Selaku koordinator kegiatan, aku segera
membagi tugas kepada teman-teman. Sebagian kuminta menyiapkan perlengkapan di
ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), membeli makanan yang diperlukan sedangkan
aku dan dua orang temanku berkoordinasi dengan Ketua RT/RW setempat untuk mengumumkan
kepada warga mengenai aksi donor darah yang kami lakukan. Hanya saja aku tak menyimpan
dokumentasi gambar kegiatan yang telah berlangsung pada lima belas tahun lalu
itu. Maklumlah, dulu belum banyak yang memiliki HP kamera atau kamera digital. Dan
belum ada sosial media untuk upload setiap kegiatan.
Teman-teman di sekolah awalnya takut-takut untuk mengikuti
kegiatan ini. Alhamdulillah setelah melihat contoh dari teman-teman PMR yang
mengawali aksi ini, mereka yang tadinya hanya mengintip dari kaca malah
berebutan untuk ikut mendonorkan darahnya. Diantara teman-temanku ada yang
berseloroh, “Enak ikut donor darah, dapat makanan gratis!” Ada-ada saja mereka.
Aku dan teman-teman PMR tenggelam dalam
kesibukan membantu tim PMI dalam melayani peserta donor darah. Senyum puas tampak tersungging di wajah tim
dari PMI, ketua timya berkata, “wah saya tidak menyangka bahwa animonya sebesar
ini, seluruh kantung darah yang kami siapkan terisi penuh.” Padahal masih
banyak teman-teman yang belum mendonorkan darahnya dan kembali ke kelas dengan
kecewa. Bapak Wakil Kepala Sekolah sampai mengucapkan selamat kepadaku dan
teman-teman atas keberhasilan program ini. Ia juga meminta maaf karena sempat
ragu dengan program ini. “Maafkan Bapak ya sempat meragukan program kalian,
memang jika kita berniat baik maka Allah yang akan menolong kita. Selamat ya.” Begitu
ucapnya. Senang dan puas itulah perasaanku saat itu. Aku sangat bersyukur bahwa
niat baik kami dalam menggalang kepedulian terhadap sesama dapat diterima
dengan baik oleh teman-teman di sekolah.
Gambar 1. Dokumentasi kegiatan PMI |
Suamiku juga aktif dalam melakukan aksi donor darah. Setiap kali
ada kegiatan donor darah yang diadakan RS di sekitar tempat tinggal kami, maka
suamiku mengusahakan diri untuk ikut. Bagaimana dengan aku sendiri? Kondisi kesehatanku
dinyatakan belum memenuhi syarat untuk donor darah. Sehingga aku urung
memaksakan diri dan mendukung aksi sosial PMI lainnya. Misalnya dengan membeli
kupon PMI. Biasanya penggalangan dana berupa kupon dilakukan pada Bulan Dana PMI. Kegiatan ini rutin dilakukan di SMK tempatku mengajar. Kami, para guru aktif mendorong warga sekolah untuk membeli kupon PMI. Tak hanya itu sekolah
kami juga aktif membantu memberikan makanan kepada para korban banjir di daerah
Jakarta.
Nah bagaimana cara lainnya untuk bisa mendukung program PMI?
Di zaman yang apa-apa serba online, apa-apa serba transfer, PMI juga menyediakan layanan perbankan untuk
memudahkan bagi siapa saja yang ingin turut menyumbangkan dana. Ayo peduli bantu sesama dengan menyumbang dana ke:
- Bank BCA Kantor Cabang Utama Thamrin Nomo Rekening : 206-38-1794-5 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
- Bank MANDIRI Kantor Cabang Kramat Raya Nomor Rekening : 123-00-17091945 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
- Bank DKI Kantor Cabang Utama Juanda Nomor Rekening : 101-03-17094-7 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
Seperti yang dilansir oleh PMI bahwasanya Program PMI bukan saja terfokus
pada Donor Darah saja, tapi juga bantuan Dapur Umum di lapangan saat terjadi
bencana, pelayanan kesehatan, pelayanan ambulans. Selain itu PMI juga
memberikan pelayanan dukungan psikososial bagi korban terdampak bencana,
pelayanan pemulihan hubungan keluarga, pembinaan generasi muda dan relawan,
pengolahan air bersih, dan sosialisasi atau diseminasi kepalangmerahan.
Kegiatan-kegiatan sosial di atas itulah yang membuatku jatuh hati dengan
organisasi PMR dulu. Aktivitasnya yang menyentuh dan bermanfaat bagi sesama
sangat tak terlupakan. Semoga semakin banyak orang yag mendonorkan darahnya sehigga makin banyak yang tertolong. Semoga semakin banyak yang mendukung aksi-aksi sosial PMI lainnya. Ayo peduli bantu sesama di Bulan Dana PMI dan bulan-bulan lainnya!
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Bulan Dana PMI
Aku juga dulu ikut PMR, tapi ga sampe donor darah. Sampe sekarang masih takut nih
BalasHapusAku ga ikut PMR. Tapi pernah donor beberapa kali setelah lepas SMU
BalasHapusAq pgn donor tapi ga pernah bs.dulu tekanan darah saama berat badan kurang trs-_-
BalasHapusMalah mau tanya...ultah SMU 3? Kpn say..hehee
BalasHapusterima kasih sudah singgah.
BalasHapus@ka desy, aku juga lupa kapan, kayaknya bulan september gitu deh. Tapi ka desy masih inget kan kisah kegiatan donor darah ini?
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Insya Allah berbuah surga utk ibu itu. Memang golongan darahnya susah, ya. Mudah2an ke depannya utk mereka yang bergolongan darah AB bisa lebih mudah lagi
BalasHapus