Dua puluh tiga tahun yang lalu, saat itu usiaku sekitar
delapan tahun, aku terkulai lemas di
atas sofa. Seminggu terakhir itu aku
memang merasa sakit di pinggang bagian
kiri dan kanan. Dan pagi itu sakitnya semakin tak tertahankan. Ibu sudah
membawaku ke dokter tiga hari lalu. Obat yang diberikan juga sudah kuminum
namun nyatanya sakitku malah bertambah parah. Ibu menduga sakit yang kuderita
ini gejala usus buntu.
Ibu dan bapak sudah berpakaian rapi hendak ke kantor. Samar-samar kudengar percakapan mereka, ibuku
berkeras ingin membawaku ke dokter pagi itu tetapi bapak bimbang dengan
pekerjaannya. Bapak memutuskan tetap berangkat ke kantor. Aku hanya pasrah tak
bisa berkata apapun karena jangankan untuk bicara bernapas pun terasa sulit dan
menyakitkan. Lemah mataku memandangi wajah cantik ibu yang diselimuti kabut kecemasan. Ibu bertanya
apa yang kurasakan dan aku hanya mampu menjawab lirih, “sakit...” Hampir saja
ibu hendak memanggil taksi untuk membawaku ke dokter namun rupanya bapak
kembali ke rumah.
Dokter memastikan bahwa aku terkena usus buntu dan akan
dioperasi siang itu juga. Ibuku menyiapkan segala keperluan termasuk memiih
rumah sakit untukku dirawat. Alhamdulillah, operasi berjalan lancar. Ibu
mengambil cuti untuk menemaniku selama dirawat, bergantian dengan tanteku. Hingga kini aku merasa sangat bersyukur bahwa
ibu membawaku ke dokter pada hari itu sehingga segala sakit yang kurasakan
dapat hilang.
Ibuku memang seorang wanita karir yang tak setiap waktu
dapat bersamaku. Meski begitu ia tetap ada disaat-saat kubutuhkan. Ia tetap
menunjukkan perhatian dan juga kasih sayangnya kepadaku. Sepenggal kisah ini
menjadi kenangan berharga untukku.
(tulisan ini diikutsertakan dalam GiveAway yang diselenggarakan oleh http://rosimeilani.com/2015/12/04/ga-sejuta-kisah-ibu/)
Hadiah
yang ingin kuberikan untuk ibu sebenarnya bouqet bunga karena ibu suka
sekali bunga dan dulu aku sering membelikan buket bunga untuk ibu setiap
ulang tahunnya. Tapi kalau tidak mungkin ya apa saja juga boleh :)
Terima kasih Mba Vina udah ikut meramaikan GA Sejuta Kisah Ibu. Salam untuk beliau.
BalasHapusApdet daftar peserta lomba bisa diintip di sini http://rosimeilani.com/2015/12/06/daftar-peserta-ga-sejuta-kisah-ibu/
Kenangan yang indah, ya Vin. Ibu cantik sekali, mudah2an sehat selalu.
BalasHapusSalute dengan ibunya, walau wanita karier, tetap ada, saat dibutuhkan. Salam hangat
BalasHapusIya banyak yang bilang ibuku cantik, hingga kinipun masih awet muda. Ibu sudah berhenti bekerja sejak adikku yang bungsu lahir.
BalasHapussemoga ibunda mbak senantiasa bisa menemani mbak.e yaa ^_^
BalasHapusdan selalu diberikan kesehatan, amin ^_^
salam kenal
Ya aamiin.
BalasHapusSesibuk sibuknya ibu tetap sempat mengurus yaa, bela2in cuti
BalasHapusSesibuk sibuknya ibu tetap sempat mengurus yaa, bela2in cuti
BalasHapusSemoga ibu selalu sehat ya mba.. salam hormat saya untuk ibunda
BalasHapus@maya siswadi, iya mba Maya Alhamdulillah meski ibu benerja tapi tetap memperhatikan kami anak-anaknya. Selalu melepon dari kantor (lebih dari setengah jam)sehingga kami juga tidak bisa bebas kesana kemari.
BalasHapus@yuni zuhri, aamiin. terima kasih mba
salam kenal semuanya, semoga kita bisa saling silaturahmi yaa...