2021-12-31

One Day Trip di Jogja, Wisata Alam Bersama Keluarga

Akhirnya pekan ujian anak-anak sekolah sudah usai, meskipun liburnya beda-beda ada yang diundur ada yang tetap seperti semula tapi intinya semua sudah selesai belajar di semester ganjil tahun ini. Dan bertepatan dengan usainya pekan ujian, saya kembali ditugaskan ke Kota Pelajar. Gak tanggung-tanggung sekitar 7 hari loh dari tanggal 17 sampai dengan 21 Desember. Otak langsung mikir dong, kalau sepekan full pergi ninggalin rumah kok kayaknya ga enak banget yah, kasian my princess Fiya bisa kangen berat sama bundanya 😍

Setelah menimbang dan menyiapkan segala hal, kuputuskan untuk mengajak anak-anak (pengawal nomor 1 sudah pasti yah, baca: my husband). Anak-anak excited banget, terutama the princess karena mereka memang belum pernah ke Jogja. Kalau abangnya sudah pernah kuajak dua kali kesana, gantian sama pengawal nomor 1. Bukan hal yang mudah mengajak sekeluarga pergi keluar kota mengingat kondisi bapak dan ibu yang juga memerlukan perhatian khusus. Oleh karena itu, selain menyiapkan berbagai perlengkapan untuk pergi, aku juga harus menyiapkan orang-orang yang bisa menggantikan kami menemani bapak dan ibu. Alhamdulillah Allah memudahkan dengan mengirim kami orang-orang baik untuk menjaga bapak dan ibu termasuk kerabat terdekat yang juga bantu memantau mereka.

Kali ini kami memilih menggunakan Bis Agramas Double Decker sebagai pilihan transportasi ke Yogyakarta.  Anak-anak antusias sekali bepergian dengan bis, duduk di bagian atas sehingga bisa melihat pemandangan dengan leluasa sandaran kursi dan kaki yang cukup nyaman sehingga bisa beristirahat selama perjalanan. Kami memilih perjalanan malam yang dimulai pukul 15.00 WIB dari Terminal Jatijajar Depok. Tiba di Yogyakarta sekitar pukul 02.00 WIB karena lalu lintas yang agak macet. 


Bis Agramas

Tips jika memilih bis untuk bepergian:

Bis doubledecker lebih nyaman karena tidak ada pengamen/penjual yang turun naik bis. Kemudian ada pilihan kursi bagian bawah yang jauh lebih nyaman sehingga cocok jika bepergian di malam hari atau menempuh perjalanan jauh. Kursi bagian bawah memiliki space yang lebih lebar, biayanya tentu lebih mahal ya. Bis doubledecker Murni Jaya mematok harga 250rb/kursi bagian bawah dan 200rb/bagian atas. Sedangkan Agra Mas mematok 270rb untuk kursi bagian bawah dan 220rb untuk kursi bagian atas. Kursi bagian atas Agramas lebih nyaman karena memiliki sandaran kaki.

Jika tidak kuat dingin, jangan lupa bawa jaket dan juga tambahan kain/selimut tipis. Di bis memang disediakan selimut, tapi lebih baik bawa sendiri (mengingat pandemi). Bawa juga minimal 1 botol air minum, biasanya air minum dibagikan 2-3 jam setelah berangkat atau sampai penumpang semuanya sudah diangkut. Camilan juga perlu disediakan jika tidak ingin kelaparan, karena jatah makan cuma ada 1x saja.Tisu kering dan tisu basah juga perlu disiapkan jika diperlukan juga hand sanitizer. 


Tiba di Jogja

Setibanya di Jogja, kami memesan taksi online untuk mengantar ke hotel tujuan. Taksi online termasuk mudah didapatkan, Minimarket terkenal yang berseliweran di Jakarta juga banyak ditemukan di Jogja. Tidak seperti di Solo yang sangat jarang ada minimarket kecuali di tempat-tempat tertentu. Kami menginap di Grand Rohan Hotel Syariah, salah satu hotel favoritku yang anak-anak pasti suka. Kamarnya besar, kolam renangnya memadai dengan kebun di sekitarnya, menu sarapan yang variatif dan tentunya suasana islami yang sangat baik jika berlibur bersama keluarga.

Di sela-sela kegiatan kantor ada satu hari penuh untuk kami bisa berkeliling wisata Yogyakarta. Destinasi pertama yaitu menuju Tebing Breksi. Suasana wisata agak ramai, tapi karena hari Senin pastinya tidak seramai weekend ya... Jadi lalu lintas pun cukup lancar dan suasana wisata masih bisa terasa. Di Tebing Breksi ini kita bisa melihat panorama alam Yogya yang indah, jika ingin kuliner juga tersedia warung-warung dan tenda-tenda makanan khas Yogya maupun aneka camilan. Harganya relatif terjangkau, misalnya saja sosis bakar seharga 15rb/potong, minuman juga varatif antara 5000- 15.000/cup. 


Jika ingin santai menikmati jajanan yang ada di sekitar tebing ataupun ingin berfoto-foto, disini disediakan kursi-kursi yang didesain seperti stadion. 



Bagi yang ingin menikmati panorama alam yang lebih menarik, bisa naik melalaui tangga yang disediakan. Disana juga ada spot-spot instagrammable seperti foto Nada dan Fiya ini, cantik kan? Siapa yang ingin berfoto dengan burung hantu? Bisa juga loh, jangan takut, burung hantunya sudah jinak kok.


Perjalanan berlanjut ke Hutan Pinus Pengger yang berlokasi di Desa Terong, Bantul, Yogyakarta. Tiket masuknya cukup murah, hanya Rp.3000/orang. 


Cocok banget menghilangkan penat disini, setelah berkutat dengan layar laptop dan hape. Melihat pemandangan dan menghirup udara segar di hutan pinus sembari bercakap-cakap di tengah hutan.  



Asiknya lagi, disini disediakan ayunan tradisional. Jadi ingat waktu kecil dulu main di hutan cakra dekat rumah (dulu jaman saya SD-SMP masih ada hutan di daerah Jakarta Barat). Pengalaman yang cukup menarik buat Nada dan Fiya nih.



Cilukbaa.... disini juga ada sarang burung yang besar banget, Bisa buat main petak umpet juga bisa untuk foto-foto.

Setelah ini selanjutnya menuju rumah makan Sido Kumpul (SKP) Sky view, makan serasa di awan.




Menu makanan sederhana namun terasa nikmat karena ditemani dengan panorama alam yang indah, memang seperti di awan.

Destinasii terkahir yaitu menuju HEHA Skyview, disini surganya spot foto instagrammable yang indah-indah. Disini juga disediakan spot foto khusus yang menggunakan jasa fotografer, selanjutnya kita bisa memilih foto mana yang ingin diambil dengan membayar 5000/per foto.


Tersedia juga fasilitas gratis untuk bersantai sepeti kursi bantal dan juga ayunan. Hanya saja karena sore itu terik jadi silau dan kurang pas untuk bersantai.


Wah kaka Nada dan Fiya lagi mainan ayunan dimana ih, cakep ya backgroundnya? Itu pemandangan asli loh!


Coba tebak, foto mana yang menggunakan jasa fotografer? 



Kalau ingin meneropong pemandangan, bisa memasukkan koin senilai Rp5000 untuk melihat pemandangan melalui teropong selama 1 menit. Sayang, karena sudah sore, kami kehabisan koin dan cuma kebagian 1 koin saja.

Jalan-jalan kamipun berakhir disini. Meskipun tak bisa berlama-lama, tapi sudah tiga tempat kami kunjungi dalam satu hari. Gimana, tertarik juga ke Jogja? 







2021-11-04

Review Buku : Ngopi Ala UPI (karya Prof. Dinn Wahyudin)

Bagaimana rasanya diberi buku yang ditandatangani langsung penulisnya? Pastinya bangga ya? Begitupun perasaanku saat itu. Apalagi diberi oleh seorang Professor yang cukup dikenal di Indonesia maupun Internasional. 


Prof. Dinn saat menandatangani buku untuk saya

Buku Ngopi ala UPI karya Prof. Dinn Wahyudin, MA dari UPI merupakan kumpulan tulisan ringan yang beliau sampaikan melalui media sosial, kemudian diterbitkan oleh UPI Press. Saya termasuk yang mendapat kehormatan membaca tulisan-tulisan beliau melalui japri whatsapp tiap akhir pekan.

Buku Ngopi ala UPI


Buku yang didedikasikan sebagai hadiah Dies Natalis ke 67 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini terdiri dari 3 bagian dengan 37 judul tulisan. Bagian pertama yaitu tentang akademik dan kehidupan kampus UPI yang berisi 10 judul tulisan yaitu:
  • UPI Edun
  • Sepuluh Pesan Prof. Mr. Muhammad Yamin
  • Library Pens Until Night
  • University Platform
  • Era Baru TV-Digital University
  • Normaal School-1914
  • Goeroe banten & UPI Bahari
  • UPI Kampus Tasik & Creative City
  • Sekolah Laboratorium
  • Le Musee National

Dilanjutkan dengan bagian kedua yang mengangkat tema lingkungan, sosial, dan budaya kampus, berisi 10 tulisan yaitu:
  • Open Campus Car
  • Balada Angsa Kampus
  • The Tunnel of Science
  • Anggrek Kampus
  • Sersan Surip
  • Ghosting Campus
  • You Are The Champion
  • The Music of Nature
  • Kampus dan Pasangan Hidup
  • Misteri M'isolo E Vivo

Kemudian bagian terakhir berisi topik tentang Sosial, Budaya, Pendidikan Nasional dan Global dengan 17 judul tulisan yakni:
  • Rumah Singgah
  • Guru Berduka
  • Ramadhan & Lunar Calendar
  • Surat dari Yangon
  • The Last Train In Hokkaido
  • Literasi Ilahiyah
  • Universitas di Perbatasan
  • Le Cafe Sur Le Mur
  • Smoke-Free University
  • Siswa Kita di Negeri Jiran
  • Brain Drain Indonesia
  • Perantau Global!!
  • Love Story in Harvard
  • Ethos, Pathos, Logos
  • Spirit Askida Ekmek
  • Tradisi Bakar Batu Baripen
  • Sang Penyiar Heroik
  • Babah Djiauw
  • Efek Kobra
  • Mens Sana In Corpore sano 

Buku setebal 198 halaman ini mudah dicerna namun sarat makna dan pengetahuan. Misalnya saja tulisan berjudul Le Cafe Sur Le Mur yang memiliki pesan moral berbagi makanan/minuman dengan cara yang tidak biasa. Kemudian tulisan kisah sejarah yang belum pernah kuketahui tentang Sang Penyiar Heroik, Ketut Tantri. Seorang penyiar berkebangsaan Amerika yang mencintai Indonesia dengan berjuang melalui siaran radio. Ia menyuarakan perjuangan para pahlawan Indonesia terutama pada peristiwa bersejarah tanggal 10 November 1945. 

Meskpun isi tulisan pada bagian pertama secara khusus mengulas tema mengenai kehidupan kampus UPI namun terdapat juga pengetahuan mengenai sejarah dan semangat dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Misalnya pada judul Goeroe Banten & UPI Bahari yang mengisahkan sejarah berdirinya UPI Kampus Serang program studi kelautan, yang diawali dengan berdirinya Normaal School voor Hulp Onderwizer Banten di jaman penjajahan Belanda. 

Kiriman tulisan via whatsapp


Mengenai penulis buku ini, Prof. Dinn Wahyudin, M.A. adalah Guru Besar dari UPI di bidang Pengembangan Kurikulum. Saya mengenal beliau sebagai Koordinator Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) UPI. Beliau adalah seorang yang rendah hati, bersahaja, kooperatif dan tentu saja memiliki pemikiran-pemikiran cemerlang dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Tulisan-tulisan ringan beliau menemani akhir pekan saya dan juga rekan-rekan yang tergabung dalam program PPG melalui grup whatsapp maupun japri. 

Saya memang telah membaca tulisan beliau sebalum diterbitkan dalam buku, namun membaca ulang tulisan beliau dalam buku ini tidak membuat bosan. Semakin dibaca, semakin saya memahami isi buku ini. tidak hanya itu, saya juga semakin bersemangat untuk menulis sebaik tulisan beliau. Namun untuk bisa menulis sebaik beliau tentunya saya harus memiliki wawasan pengetahuan dengan membaca banyak buku dan tulisan-tulisan. 

Saya juga tak ragu merekomendasikan buku ini untuk dibaca anak-anak saya yang beranjak dewasa, sebagai tambahan wawasan pengetahuan dan pesan moral bagi diri mereka.


2021-09-28

Hotel Porta di Jogja, Memang Beda


Kunjungan ke Jogja kali ini saya menginap di Hotel Porta yang terletak di Jalan Jl. Colombo Yogyakarta No.7, RT.01/RW.01, Samirono,
Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Lokasinya sangat dekat dengan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tempat kunjungan dinas saya.



pintu masuk hotel 

Protokol kesehatan dengan mengecek lumayan menyebabkan antrian di depan pintu hotel, karena perlu mengambil posisi yang pas sehingga dapat terbaca oleh mesin pengukur suhu. Selanjutnya masuk ke lobi, tamu akan melihat meja resepsionis yang bergabung dengan cafe. Berbeda dengan lobi-lobi hotel pada umumnya, lobi yang tidak terlalu luas ini juga sekaligus cafe dan di sebelahnya restoran.


lobi hotel, sepi di malam hari



Mengantri pegambilan kunci kamar, lagi check in


Cafe yang berada di lobi hotel

Ternyata saya dapat di lantai 8, liftnya model baru banget ya yang harus pakai akses kunci ditempelkan baru deh bisa naik ke lantai 8. Sesampainya di lantai 8, lorong kamar terlihat fresh dan terang. Jauh deh dari rasa serem kalau pecahayaan dan interiornya cerah begini. 



Masuk kamar, waw! Desain interiornya berbeda banget dengan hotel-hotel lainnya. Suka banget karena sesuai dengan selera saya sebagai penyuka warna kecoklatan. Temanya juga unik ya, natural, fresh country design gitu. Ada ornamen kayu dan rotan.



Bednya muat bertiga nih!

Karena saya ke Jogja dalam rangka kunjungan kerja jadi, colokan listrik adalah fasilitas yang penting untuk mengisi daya batere laptop dan HP. Ada tiga colokan listrik di area bed, satu di meja belajar, satu di kiri bed dan satunyalagi di kanan bed sebelah bawah. Cukuplah untuk berdua dengan suami saya, jadi ga rebutan. 

Posisi duduk dan mejanya juga nyaman ketika dipakai untuk bekerja, pas lah. Sayangnya saya tidak kuat dingin jadi tidak tahan duduk di depan AC yang mengarah langsung ke arah kursi. Jadi ngetiknya di kasur deh. Fasilitas yang ada di kamar ini standar dengan hotel lainnya ditambah hairdryer yang sudah tersedia. Jika perlu alat setrika pakaian bisa hubungi housekeeping



Kasurnya empuk, bikin mageer




lemari terbuka, keranjang cucian


Compliment-nya lengkap, ada masker dan hand sanitizer




Kamar mandi bersih


Jika ingin makan diluar, hotel ini dekat dengan keramaian jadi jangan khawatir kelaparan. Jika ingin memesan makanan melalui ojek online juga bisa. Gimana, tertarik menginap di Porta?



 

2021-09-18

Grand Rohan Jogja, Pilihan Nomor Satu Menginap di Jogja

Dalam perjalanan dinas kali ini, saya menginap di Grand Rohan Jogja. Sebuah hotel di Jalan Raya Janti, Gedongkuning No.336, Modalan, Banggutapan, bantul, daerah Istimewa Yogyakarta. Ini kali kedua saya ke hotel ini, Saya terkesan dengan hampir semua fasilitas yang ada di hotel ini. Saya sangat meng-apresiasi dengan aturan hotel yang saya baca di meja resepsionis. Oh iya, Hotel Grand Dafam ini memang hotel syariah jadi wajar saja kalau memiliki aturan yang ketat dalam menerima tamu yang berpasangan.

Seluruh petugas hotel disini ramah. Sapa dan salam pasti akan selalu diberikan setiap kali berpapasan dengan para petugas hotel, bukan hanya penerima tamu saja tapi semuanya. Kemudian pencahayaan dan juga dekorasi yang ramah keluarga, family friendly. Fasilitas kamar lengkap dan memadai, kita juga bisa meminjam pengering rambut atau alat setrika baju. Saya pernah menginap di salah satu hotel di Bandung yang tidak menyediakan fasilitas pinjaman kedua alat tersebut, sangat tidak menyenangkan. Kamar juga cukup luas dan ada balkon jika ingin duduk melihat pemandangan. Ini merupakan fasilitas yang jarang ditemui di hotel-hotel lain, menyenangkan sekali bisa berjemur di pagi hari sehingga tidak melulu berada di ruangan AC terutama di masa pandemi ini. 



Menu sarapan di hotel ini termasuk beragam. Ada bubur ayam, makanan tradisional seperti bakmi jawa/ selat solo/gudeg yang wuenak tenan, saya sampai nambah loh. Kemudian aneka kue yang cantik-cantik sehingga menarik hati untuk memotretnya eh memakan ya harusnya, ups! Nasi goreng, nasi putih, nasi merah, aneka sambal, buah, pasta, telur, aneka roti, ah banyak deh. Jadi, kalau sarapan jangan buru-buru ya.

Tuh kuenya, cantik-cantik kan?


Nah ini gudeg dan teman-temannya, enaknya... 


Yang juga tidak kalah enak, ada steam boat. Aneka seafood, daging sapi, daging ayam yang segar dan kuah yang bisa memilih mau rasa kaldu sapi, kaldu ayam atau tomyam. Rasanya enak dan segar. 


Ruangan resto luas, tersedia juga ruangan outdoor.



Tersedia juga kolam renang, sayang saya tidak sempat melihat dari dekat hanya dari jendela kamar saja. Jika mengajak anak-anak area taman dekat resto cukup luas. Ada juga kolam ikan dekat pintu masuk restoran. Adzan berkumandang di setiap waktu sholat. Masjid hotel berada di sebelah restoran. Bagi muslim dan muslimah pastinya hotel ini recommended banget. Nyaman, bersih, fasilitas bagus, makanan enak, tersedia masjid. Oh ya di kamar juga disediakan perangkat sholat (mukena, sajadah dan sarung) yang bersih dan wangi juga Al Qur'an. Duhhh bikin betah.





Lobi juga bisa menjadi spot foto yang menarik, ada kendaraan-kendaraan antik. Saya sempat kepikiran kalau saja bapak masih sehat pasti senang bisa ke hotel ini lihat motor-motor antik yang dipajang.



Tiga hari disini selalu betah karena nyaman dan makanannya enak-enak. Meskipun saya bukan pemilik hotel ini, namun saya bangga adanya hotel syariah yang berkualitas. Hotel ini jadi pilihan nomor satu seandainya saya disuruh memilih. 





Share