Pertama, kedua ataupun ketiga bagi seorang ibu tiada bedanya. Perih rasanya bila mendengar ada seorang anak yang mengatakan, "ibuku lebih sayang pada kakakku daripada aku" atau "mamaku lebih sayang pada adikku."
Sejak menjadi seorang ibu yang melahirkan tiga anak, aku bisa menyanggah pernyataan itu. Takkan pernah seorang ibu bisa membeda-bedakan kasih sayangnya kepada buah hati yang sama-sama dilahirkan dari rahimnya sendiri dengan kepayahan yang sama. Seperti apa yang kurasakan kini, meski ketiganya memiliki ciri khas masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya, aku bisa memastikan bahwa kasih sayangku sama pada semua buah hatiku. Perbedaan itu letaknya pada prioritas. Tentu saja seorang ibu akan lebih memperhatikan adik bayi ketimbang kakak yang sudah berumur tujuh tahun dan seterusnya.
Beberapa siswi yang memiliki masalah di sekolah, sempat menjadikan hal ini sebagai alibi alasan dirinya berbuat pelanggaran di sekolah. Childish, tapi itulah remaja, mereka menjadi seperti anak-anak bila bicara soal perhatian. Sementara orang tua menganggap mereka bukan lagi anak kecil yang perlu diperhatikan sedemikian rupa. Orang tua berharap agar para remaja itu mampu mengurus diri mereka sendiri dan kalau bisa membantu pekerjaan orang tua di rumah. Meski di sisi yang berbeda, para remaja itu ingin diberi kebebasan layaknya orang dewasa. Komunikasi yang kurang baik bisa membuat masalah sepele seperti ini menjadi masalah besar yang mengakibatkan rusaknya hubungan orang tua dan anak.
Remaja, meskipun bukan lagi kanak-kanak, mereka tetap memerlukan perhatian khusus dari orang tua. Meminjam bahasa Aa Gym, bila kita sebagai orang tua berusaha memahami bahasa mereka saat bayi mengapa tak dapat pula kita lakukan ketika mereka sudah remaja? Bahasa mereka pun perlu untuk kita mengerti. Mereka tetaplah anak-anak kita sampai kapanpun.
Nah, aku berusaha menanamkan keyakinan pada siswi-siswi tersebut bahwa apa yang mereka pikirkan tentang orang tua mereka itu tidak tepat. Aku berharap mereka bisa memahami dan akhirnya bisa menemukan jati diri mereka dalam hal positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar baik berupa kritik maupun apresiasi baik yang sopan amat saya nantikan, terima kasih telah singgah di blog ini :)