2014-10-12

Fayza Nida Khafiya

Sudah sebelas bulan kini usianya, ia adalah bayi perempuan manis, lucu dan menggemaskan sama seperti abang dan kakaknya terdahulu. Ya, alhamdulillah ketiga anakku terlahir dan tumbuh dengan sehat dan selalu menggemaskan alias chubby. Fiyya, panggilan untuk anakku yang ketiga, terlahir dengan cara yang agak berbeda dengan abang dan kakaknya.

Bermula dari kehamilanku yang juga diluar kebiasaan. Aku mendapati "flek" pada bulan ketiga kehamilanku. Diikuti dengan kontraksi beberapa kali, seperti kram perut yang menegangkan. Kala itu aku memang sedang sibuk menyiapkan akreditasi di sekolah. Kondisi ngidamku saat itu juga lumayan parah, jadi aku benar-benar mengeluarkan tenaga ekstra untuk berbagai aktivitasku. Ditambah lagi mengurus dua anak yang masih berusia enam dan tiga tahun.

Kalau saja itu tak terjadi padaku mungkin aku tidak akan percaya ada orang hamil yang ngidam seperti itu. Aku tidak bisa menelan air putih. Maksudnya aku bisa merasa mual bila meminum air putih atau air apapun. Hanya air kelapa muda  saja yang bisa kuminum. Makanan bersantan, makanan pedas kesukaanku tak lagi bisa kunikmati. Termasuk rujak yang biasanya diminati semua ibu hamil. Aneh bukan? 

Sesuatu yang tak pernah terjadi pada kehamilan pertama dan kdua, terjadi pada kehamilanku yang ketiga ini. Aku masih ingat, Pukul satu malam lebih sedikit, aku terbangun karena merasakan basah seperti ompol. Aku segera menuju kamar mandi untuk BAK. Namun apa yang terjadi? Air itu terus mengalir dan akupun tersadar, ini mungkin air ketuban, aku tidak bisa memastikan karena aku belum pernah pecah ketuban secara alami sebelumnya. Aku langsung memabngunkan suamiku, aku sungguh bersyukur karena suamiku ada malam itu (biasanya dia suka lembur). Tak lupa aku juga segera menelepon ibuku memintanya mengantarku dengan mobil. Untunglah, rumahku dan rumah ibuku berdekatan. Anak-anak yang sedang tertidur pulas ditunggui oleh tanteku. Kamipun bergegas ke Rumah Sakit Bersalin tempatku memeriksakan kandungan. Saat itu usia kandunganku baru duapuluh delapan minggu.



Aku berusaha untuk tidak cemas, tapi aku juga mulai berpikir bila bayiku harus dilahirkan lebih awal. Ibu bidan berusaha memberikan rangsangan agar aku bisa melahirkan secara normal. Namun tidak berhasil. Dokter kandungan datang di siang hari, dan menyatakan bahwa air ketubanku masih bisa dipertahankan hinga satu bulan lamanya, setidaknya mengulur waktu agar bayi yang dilahirkan dalam kondisi lebih siap untuk dilahirkan. Dokter memberikan berbagai obat penguat untuk bayiku dan aku. Akhirnya, setelah melalui perjuangan keras dan melelahkan, seorang bayi mungil terlahir melalui operasi caesar. Dengan berat 1.6kg ia lahir sebagai pemenang, ia lahir dengan sehat tanpa ada kekurangan suatu apapun. Semua ketakutan tentangnya, tenatang seorang bayi prematur yang lemah tidak terjadi. sungguh Allah telah memberikan anugerah dan pertolongan tiada tara. Meskipun aku menanggung sakit pasca operasi caesar.



Kerepotan mengurus bayi prematur hanya kami rasakan selama satu setengah bulan saja, setelah itu yang cepat tumbuh menjadi bayi-bayi yang seusianya. Betapa bahagianya saat melihatnya tumuh normal, tengkurap, merangkak dan berdiri. Perasaan yang kurasakan dalam hatiku dan juga ayahnya, sama bahagianya seperti saat kami menatap abang dan kakaknya saat bayi dahulu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar baik berupa kritik maupun apresiasi baik yang sopan amat saya nantikan, terima kasih telah singgah di blog ini :)

Share