2012-08-12

Ramadhan penuh arti

             Ramadhan selalu menjadi bulan yang berkesan bagiku. teringat pada statusku di facebook di awal Ramadhan, "Kalau saja Ramadhan tahun lalu aku tak dapat bersabar, tentu takkan bisa menikmati syukur pada Ramadhan tahun ini." Ya, itulah yang kurasakan saat ini, rasa syukur yang tiada tara. Loh, memangnya ada apa dengan Ramadhanku di tahun yang lalu? Setahun kemarin, itulah sebenar-benarnya puasa yang kujalani, sangat sederhana, khidmat, penuh kepasrahan dan banyak menahan hawa nafsu. Boleh dibilang aku sama sekali tidak punya uang untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Aku, suamiku dan kedua anak balita kami (Syahdu, 3,5th dan Nada 1,5th). Keduanya balita yang masih memerlukan asupan susu, dan mereka adalah anak-anak yang sangat gemar sekali minum susu. Honorku sebagai guru paruh waktu hanya cukup untuk membeli susu bagi keduanya. Lalu bagaimana dengan biaya hidup sehari-hari? Inilah saat-saat dimana aku menyaksikan keajaiban itu datang satu per satu dalam hidup kami. Berbekal niat sepenuh hati, kujalani Ramadhan dengan keyakinan bahwa Allah akan membukakan sedikit demi sedikit pintu-pintu rezekiNya. aku yakinkan pada suamiku yang sempat "down" setelah ditipu oleh rekan bisnisnya bahwa Allah pasti akan memberikan pertolonganNya. Aku yakin karena suamiku memiliki keahlian yang sangat memadai di bidang IT baik itu desain grafis, jaringan maupun pemrograman.     
         Kami pun mengatur strategi mengenai bisnis yang akan kami rintis sembari melamar pekerjaan sana-sini. Bisnis yang hanya bermodalkan keahlian serta laptop kesayangan kami. Bisnis dengan modal yang amat minimum. Mulailah aku menyebarkan brosur les privat komputer dan bahasa Inggris ke sekolah sepupu-sepupu kami. Kemudian menawarkan jasa pembuatan website toko online kepada teman-teman terdekat yang memiliki usaha di bidang tersebut. Alhamdulillah, usaha tersebut mendapatkan hasil. Seorang temanku mempercayakan jasa pembuatan website tokonya kepada kami (makasih ya teman). dilanjutan proyek maintenance website kantor rekanan ayahku hingga proyek pembangunan aplikasi perbankan.  Selalu saja ada rezeki yang menghampiri kami dari arah yang tak terduga. Seperti makanan yang selalu tersedia disaat sahur dan berbuka. Makanan yang tak pernah kami beli. Begitupun menjelang lebaran, aku menahan diri agar tak tergiur kebanyakan orang yang ramai membeli baju baru keperluan lebaran. Tapi tetap saja, ada baju baru bagi anak-anakku pada Lebaran itu. Begitu selanjutnya, pintu rezeki yang tadinya terbuka sedikit, kini terbuka semakin lebar. Suamiku berhasil bangkit dari keterpurukannya dan hidup kami pun berjalan normal kembali. 

           Dan tahun ini, kurasa begitu berlimpah kasih-sayangNya kepadaku. Ia sungguh memudahkan segala urusanku, urusan suamiku di tahun ini. Ia mencukupkan nikmatNya kepada kami. Tak ingin menjadi manusia yang lupa, aku pun tak sungkan untuk berbagi dengan sesama. Aku pun percaya sebanyak apapun rezeki yang disedekahkankan takkan berkurang justru akan bertambah seperti yang tertulis dalam AlQur'an Yang Mulia :

Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan ALLOH, adalah seumpama biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai berisi seratus biji. Dan ALLOH melipatgandakan (balasan) bagi siapa yang dikehendakiNYA, dan ALLOH Maha Luas karuniaNYA lagi Maha Terpuji.” (Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 261).

Ya, Allah sungguh hati ini sesak dengan rasa syukur. Penuh haru akan kebesaranMu. Terima kasih telah menemaniku sepanjang ujian ini, membimbingku agar bertambah kuat, memberiku pengalaman yang begitu berarti. Tentang  sabar, syukur dan ikhlas.


Lomba Blog Pojok Pulsa Agustus 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar baik berupa kritik maupun apresiasi baik yang sopan amat saya nantikan, terima kasih telah singgah di blog ini :)

Share