2012-03-22

Seminar Hypnoparenting [bagian 2]

Mohon maaf kalau nulisnya gak runut, ini dikarenakan factor U (usia) yang perlu inget-inget dulu baru nulis (otak kanannya agak lemot) :)
 
Ada 3 tipe orang tua
1.      Tipe orang tua bermasalah, punya masalah untuk dikonsultasikan
2.      Orang tua yang mau belajar. Mau mencari tahu ilmu mengasuh anak
3. Orang tua yang maunya beres. Menyerahkan segala
urusan pengasuhan anak kepada guru ataupun konsultan anak atau siapa yang dibayar
 
Tips agar anak minat membaca :
 
Mendongeng sembari memegang buku meskipun buku tersebut
bukan buku cerita (untuk anak yang belum bisa baca) dengan ekspresi dan  intonasi yang menarik. curhat : Saya pernah melakukan ini dengan kedua anak saya Syahdu (4th) dan Nada (2th). Sebenarnya saya cuma coba-coba saja, tapi hasilnya sungguh diluar dugaan, padahal tadinya sempat gak pede karna ga pernah ngedongeng sebelumnya. Jadi saya menceritakan mengenai kisah yang terjadi pada Tahun Gajah, eh ga disangka Syahdu dan Nada amat tertarik sehingga mereka berlomba menghadapkan mukanya ke muka saya untuk melihat ekspresi muka saya dengan jelas, melihat ekspresi mereka yang antusias seperti itu sambil berebut bertanya saya malah jadi gak bisa nerusin cerita karena menahan tawa.
 
Usia dimana anak paling mudah menyerap informasi adalah 1-2
tahun. Contohnya pada usia inilah anak sudah mulai berbicara dan berbahasa
tanpa ada yang mengajari dalam waktu beberapa bulan saja sudah bisa mengucapkan
banyak kosakata. Sebenarnya bayi usia 3 bulan pun dapat diajari bahasa isyarat
yang disesuaikan dengan keinginan kita (ditampilkan video seorang ibu yang
berinteraksi dengan bayinya menggunakan bahasa isyarat yang sudah diajarkan
sebelumnya). Misalnya bahasa isyarat untuk lapar, haus, apel, susu, main dll. Biasanya
kita hanya mengajarkan tepuk tangan, cium jauh dan salaman saja, padahal bisa
lebih dari itu. curhat :Pengalaman saya, sebenarnya ga sengaja juga, menuliskan
huruf-huruf abjad secara acak untuk dihapal Syahdu sewaktu berusia sekitar satu
tahun. Misalnya A untuk Ayah, B untuk Bunda dan seterusnya. Ternyata lama
kelamaan dia bisa menghapal ABJAD besar dan kecil pada usia 2 th. Sedangkan adiknya
baru di usia 2 tahun ini baru memiliki minat seperti itu. Hasilnya sungguh
diluar bayangan. Jadi, ini sebenarnya kemauan orang tua (ibu khususnya) untuk
mau mengajarkan itu pada anaknya, sambil bermain tentunya tanpa paksaan.
 
Tips komunikasi sehari-hari:
1.      Saat anak disuruh mandi sore sementara dia masih
asyik nonton TV. Kebanyakan ibu berperang dengan anak soal ini. “adi..ayo mandi
sudah sore nih” anaknya bilang “nanti bu..belum selesai filmnya” ibunya akan dating
marah sama anaknya bisa juga menyeret paksa anaknya sehingga anaknya mandi
sambil menangis bahkan berteriak-teriak “aku gak mau mandi..ibu jahat!” dan
sore itu pun menjadi sore kelabu. Sebaiknya ketika anak bilang nanti, ibu
berkata “oh, kamu sedang nonton ya, masih lama acaranya?” kalau sepuluh menit
lagi selesai sebaiknya ditunggu saja “baiklah, setelah filmnya selesai, adi
langsung mandi ya?” atau “kalau sedang iklan, mandi dulu ya nanti boleh dilanjutkan
lagi nontonnya” insyaAllah anak akan menjawab “iya bu” dan melakukan yang kita
inginkan. Peperangan sore itu pun terhindari. Hal ini juga telah saya
praktekkan sebelumnya, dan berhasil. Kita memang harus bersabar dan toleran.
 
2.      Setelah sepuluh menit dan film selesai maka
ingatkan anak “tadi kan kita sudah berjanji kalau filmnya selesai adi akan
mandi, ayo mandi SEKARANG” maka anak akan menurut.
 
3.      Kemudian saat anak misalnya memecahkan gelas dan
kita ingin tahu siapa yang memecahkan gelas atau bagaimana itu terjadi. Karena emosi
atau tidak sabar seorang ayah berusaha bertanya dengan mengancam “siapa yang
memecahkan gelas? Awas ya kalau bohong nanti ayah cubit” reaksi anak pasti
takut dan berusaha mengarang cerita supaya tidakdimarahi, alhasil ia belajar
berbohong. Sebaiknya “wah gelasnya pecah ya, kapan pecahnya?” “tadi yah” “memangnya
kamu sedang apa, kok bisa pecah gelasnya?” “oh,tadi aku lagi lari terus ga
sengaja nyenggol gelasnya yah” “oh begitu, lain kali hati-hati ya.. pelan-pelan
saja larinya kan bahaya kalau pecahan gelas itu kena tanganmu” anak jadi berani
belajar bicara jujur dan kita mendapatkan informasi yang diinginkan. Dalam bertanya
pada anak hindari kata Tanya “Mengapa” karena bisa memancing anak berbohong,
gunakan kata Tanya lainnya seperti kapan, dimana, apa, bagaimana, siapa.
 
4.      Anak-anak usia 2-7 tahun adalah usia yang memiliki rasa ingin tahu besar. Seringkali
kita merasa terganggu dengan anak bertany pertanyaan mereka disaat sedang sibuk
mengetik atau lainnya. Seperti adi dengan ayahnya, adi sedang menyusun mainan
baloknya sementara ayah sedang sibuk mengetik. “yah bantuin aku dong, susah nih
pasangnya” sembari meneruskan mengetik ayah bertanya “apa yang susah nak” anak
menjawab sambil terus bermain”ini balok yang ini yah” ayah masih mengetik ”oh..memangnya
kamu mau bikin apa?” lalu anak akan menjawab panjang lebar “aku mau bikin istana
…….” “oh ya kamu kan anak hebat, pasti kamu bisa sendiri bikinnya, coba bikin
deh pasti bagus” dan ayah bisa terus melanjutkan pekerjaannya. Dibanding ayah
menggerutu “duh..tunggu ya, ayah lagi sibuk nih, kamu bikin sendiri aja deh”
nanti anak akan terus merajuk dan mengganggu ayah yang sedang sibuk. Kejadian seperti
ini sering juga saya alami. Cuma masalahnya yang mengganggu gak cuma satu tapi
dua jadi tetep aja terganggu hehehe, mesti konsultasi lagi
 
 
Tempertantrum pada anak
Tempertantrum adalah ledakan kemarahan yang terjadi secara tiba-tiba tanpa terencana. Baik itu menangis keras-keras, berteriak, menjerit, menggigit, dll. Biasanya terjadi pada anak usia 1-4 tahun. Lama tantrum biasanya 30 detik – 2 menit saja. Tapi bila lebih dari itu dan melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya atau orang di sekitarnya maka ini menjadi hal yang serius.
 
Yang menjadi pemicu :
 
1.      Frustasi. Mereka merasa gagal mendapatkan sesuatu yang diinginkan.
2.      Lelah. Aktivitas yang padat dan kurang waktu bermain.
3.      Orang tua terlalu mengekang. Ia merasa jenuh dengan orang tua yang banyak mengatur dan melarang keinginannya.
4.      Sifat dasar emosional. Mewarisi sifat dasar orang tua. Tidak sabaran, gampang marah.
5.      Keinginan tak dipenuhi. Ini bila orang tua suka mengiming-imingi anak dengan sesuatu seperti es krim atau permen namun tidak memberikannya hanya sekedar rayuan saja.
 
Cara mengatasinya :
 
1.     cari tau penyebabnya
 
2.      Jangan ikut emosi. Melihat anak mengamuk sebaiknya kita tidak mencubit, menghardik bahkan memukul karena hanya memperparah kondisi, anak akan semakin mengamuk. Sebaiknya tenangkan diri dan berkata dengan lembut
 
3.      Abaikan anak dan ajari ia mengatasi kemarahannya. Jangan turuti semua keinginannya saat itu juga. Bersikap cuek dan tidak memedulikan kemarahannya sehingga ia tahu bahwa marah bukan cara agar keinginannya dapat terpenuhi. Katakan padanya bahwa hanya anak  yang menyampaikan keinginan dengan cara yang baik yang akan terpenuhi keinginannya. Sikap tegas dan konsistensi kita akan membuatnya disiplin.
 
4.      Sudut diam. Bukan berarti mengurung anak di
kamar mandi atau gudang. Tapi tempatkan dia di sebuah kursi  yang disebut kursi diam. Saat dia mengamuk maka dudukkan ia disana sampai ia dapat menenangkan dirinya. Boleh juga meminta
anak untuk masuk kekamar hingga ia bisa tenang. Setelah tenang baru ia boleh menyapa anda. curhat:Sebenarnya saya tidak terlalu mempraktekkan, tapi Syahdu selalu masuk kamar dan mojok kalau dia marah dan saya abaikan.
 
 
Normalnya memasuki usia 5 tahun  setelah anak bergaul dan bersekolah maka
emosi mereka akan mereda. Jika di masa ini belum ada perubahan maka kita perlu
konsultasi pada yang ahli.
 
sumber : makalah seminar hypnoparenting
 
email narasumber : andimaipa@gmail.com
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar baik berupa kritik maupun apresiasi baik yang sopan amat saya nantikan, terima kasih telah singgah di blog ini :)

Share