2008-09-18

Dokter:pengabdian atau sekedar profesi?

Kemarin, tanteku menelepon dia meanyakan apakah dokter yang juga tetangga sebelah rumahku ini sudah pulang atau belum. Kulongok ke rumahnya, nampak mobilnya sudah terparkir di dalam. Rupanya anaknya tteman tanteku sedang sakit panas, dan ingin meminta naishat juga resep obat yang manjur untuk anaknya. Karena anaknya baru saja sembuh dari sakit yang sama sebelumnya.  Akupun mengantar mereka ke rumah bu dokter itu. Beliau memang tidak membuka praktek di rumah, hanya berpraktek di sebuah rumah sakit ibu dan anak ternama sebagai dokter spesialis anak. Aku agak ragu memang mendatangi rumah ibu dokter tersebut, karena pintunya tertutup rapat dan tidak ada belnya. Dan ibu dokter itu pun keluar dan menanyakan ada apa. Kami pun menyampaikan maksud kami. Namun apa daya, ibu dokter enggan memeriksa bayi tersebut. Alasannya karena beliau tidak membawa peralatan dokternya juga kertas resep juga karena beliau tidak membuka praktek di rumah. Ibu dokter hanya menyarankan agar diberi obat penurun panas dan dibawa ke rumah sakit saja tanpa memeriksa bayi tersebut. Kami pun keluar dengan perasaan kecewa, setelah mengucapkan maaf dan terima kasih tentu saja. Di rumah aku berpikir, apakah boleh dengan alasan tersebut lalu seorang dokter  berlaku demikian. Apakah benar seperti itu?Bila berbicara pengabdian tentu berada dimanapun keahliannya harus dapat bermanfaat bagi orang lain, apalagi orang disekelilingnya. Namun bila berbicara profesi, tentu saja yang dilakukan dokter itu benar adanya. Beliau tidak membuka dan tidak memiliki izin praktek di rumah. Ahh tapi tetap saja ada yang mengganjal di hatiku. Apakah bisa seorang dokter anak, membiarkan nuraninya begitu saja menafikan sang anak yang sedang sakit meminya hanya untuk dilihat. Who can answer this question?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar baik berupa kritik maupun apresiasi baik yang sopan amat saya nantikan, terima kasih telah singgah di blog ini :)

Share