Berapa banyak suami yang menginginkan
(atau menuntut) istrinya seperti Khadijah? Banyak. Tapi berapa banyak dari para suami itu yang
memperlakukan istriya sebagaimana Muhammad memperlakukan Khadijah? Jawab saja
dalam hati.
Khadijah memilih Muhammad sebagai
pendamping hidupnya karena akhlaknya yang mulia. Tak perlu diragukan lagi,
bahkan seluruh suku Quraisy dan bangsa arab tahu bagaimana akhlak Muhammad.
Seorang lelaki yang diberi gelar Al Amin karena selama hidupnya
selalu berkata jujur. Seorang pemuda yang ulet bekerja mulai dari menggembala
kambing hingga berdagang. Semua dilakukannya dengan tekun, tanpa mengeluh dan
kerja keras sehingga membuahkan kesuksesan.
Muhammad menerima pinangan Khadijah untuk menjadi
suaminya karena Muhammad tahu dan seluruh suku Quraisy tahu ketinggian budi
pekerti perempuan yang dijuluki ath-Thahirah, yang suci. Seorang perempuan pengusaha kaya raya yang
mandiri dan sukses di zamannya.
Mengapa Muhammad tidak memilih menikah dengan gadis
muda yang masih malu-malu dan sederhana? Mengapa bukan profil seperti itu yang dipilihkan
Allah sebagai pendamping Muhammad Sang Nabi?
Jawabnya ada pada kisah selanjutnya, episode demi
episode rumah tangga yang harus dilalui dua insan pilihan Illahi. Khadijah
dengan kekayaan dan kepribadiannya mampu meneguhkan serta menguatkan perjuangan
dakwah suaminya, Rasulullah shallallahuálayhi wasallam. Darinya terlahir
putra-putri yang turut mendukung perjuangan dakwah ayahnya. Pengorbanan Khadijah
yang luar biasa itu membuat Rasulullah tidak memapu melupakannya meski ia telah
tiada dan beristrikan Aisyah yang muda, cantik dan cerdas. Aisyah pernah
berkata:
“Aku tidak pernah merasa cemburu terhadap
istri-istri Nabi melebihi kecemburuanku terhadap Khadijah. Padahal aku belum
pernah berjumpa dengannya. Biasanya ketika beliau menyembelih kambing, beliau
memerintakan: “bagikanlah daging kambing
ini kepada teman-teman Khadijah“. Suatu hari, kecemburuanku membuat beliau marah. Kataku, “Khadijah?”
beliau lalu mengatakan, “Aku dikaruniai rasa cinta kepadanya” (HR Al
Bukhari 3818, Muslim 2435).
Selepas menikah
dan memiliki anak-anak, Khadijah memutuskan untuk mempercayakan seluruh
usahanya pada sang suami, Muhammad Rasulullah. Khadijah percaya penuh pada
suaminya karena Muhammad telah memperlihatkan kesungguhan dan tanggung
jawabnya. Muhammad pun tak merasa risih menikahi seorang perempuan kaya ternama
seantero Mekkah. Karena Muhammad memiliki kemampuan untuk mengelola usaha
dagang milik istrinya sehingga dapat berkembang lebih baik dari sebelumnya.
Muhammad sebagai seorang suami, seorang kepala keluarga telah menunjukkan
profilnya sebagai seorang suami dan ayahnya yang dapat dijadikan teladan bagi
seluruh umat di muka bumi. Pendeknya, Muhammad tak menyia-nyiakan
kepercayaan Khadijah yang telah memilihnya sebagai suami diantara seluruh
lelaki terkemuka di Mekkah. Selama dua puluh lima tahun menjalani rumah tangga
Muhammad telah menjadi sosok kepala keluarga yang mengayomi istri dan
anak-anaknya. Sehingga
Khadijah pun merasa tenteram berada di rumahnya mengurus putra-putrinya sepenuh
hati. Tak perlu mengkhawatirkan apapun persoalan dunia. Semua yang dikorbankan
oleh Khadijah berupa harta benda untuk perjuangan dakwah tak pernah sia-sia
bahkan berbuah hadiah istana di syurga. Abu
Hurairah ra., dia berkata :"Jibril datang kepada
Nabi SAW, lalu berkata :"Wahai, Rasulullah, ini Khadijah telah
datang membawa sebuah wadah berisi kuah, makanan atau minuman. Apabila dia
datang kepadamu, sampaikan kepadanya salam dari Tuhannya dan beritahukan
kepadanya tentang sebuah rumah di syurga, (terbuat) dari mutiara yang tiada
suara ribut di dalamnya dan tiada kepayahan." (Shahih Bukhari, Bab
Perkawinan Nabi SAW dengan Khadijah dan Keutamaannya, 1/539).
Khadijah dan Muhammad adalah kisah tentang
kesempurnaan yang tidak ada di dongeng cinta manapun juga. Kisahnya adalah
kebenaran yang dapat dijadikan teladan bagi seluruh pasangan suami istri yang
hendak meraih jannahNya. Khadijah ada karena Muhammad disampingnya. Muhammad yang
memberikannya rasa tenteram, Muhammad yang selalu menunjukkan akhlak mulia.
Begitupun Muhammad merasa tenteram disamping Khadijah yang selalu menguatkannya
di kala lemah dan bimbang. Karena Khadijah mengenal, memahami dan mempercayai
suaminya tersebut yang tak pernah memperlihatkan perangai buruk meski hanya
sekali.
Sehingga jika seorang suami merasa istrinya tidak
dapat meneladani Khadijah, tanyakan pada diri sudahkah meneladani Muhammad
sebagai seorang suami? Jika belum, maka berusahalah meneladani Muhammad dengan
sebaik-baiknya dan bersabarlah dalam mendidik istri untuk meneladani Khadijah.
Karena dakwah dapat diterima dengan ilmu dan kesabaran. Dan
bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai
mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal
Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak” (QS an-Nisaa’: 19).
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda: “Berwasiatlah untuk berbuat baik kepada kaum wanita, karena
sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk (yang bengkok), dan bagian
yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah yang paling atas, maka jika kamu
meluruskannya (berarti) kamu mematahkannya, dan kalau kamu membiarkannya maka
dia akan terus bemgkok, maka berwasiatlah (untuk berbuat baik) kepada kaum
wanita”. HR al-Bukhari (no. 3153) dan Muslim (no.
1468).
Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda: “Janganlah seorang lelaki beriman membenci seorang
wanita beriman, kalau dia tidak menyukai satu akhlaknya, maka dia akan
meridhai/menyukai akhlaknya yang lain”. HR Muslim (no. 1469).
Dan syarat menjadi seorang suami yang baik hanya 1
(Satu) yaitu: bertakwa kepada Allah. “Barangsiapa yang bertakwa
kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua
masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezki dari arah yang tidak
disangka-sangkanya” (QS. ath-Thalaaq:2-3).
Sudahkah suami benar-benar bertaqwa? Menjaga sholat
5 waktu yang wajib, menunaikan sholat berjamaah dimasjid, dan menjalankan rukun
iman serta ibadah sunnah dan kewajiban lainnya. Jika sudah maka tiada doá yang
lebih indah selain doa yang terdapat dalam surat Al Furqon yang artinya:
“Dan orang-orang yang berkata:
رَبَّنَاهَبْ
لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَإِمَامًا
“Ya Rabb kami,
anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam (panutan) bagi orang-orang yang
bertakwa” (QS al-Furqaan: 74).
(sebuah renungan di awal Ramadhan, 9 Ramadhan 1437H)
doa dalam QS Al furqon ayat 74 itu selalu de baca setiap habis sholat dari mulai hamil anak pertama, sampe skrg anaknya udah mau masuk SMA.
BalasHapussmoga kita bisa meneladani khadijah ya. Amin
aamiin...terima kasih sudah singgah :)
Hapusmasyaallah.....
BalasHapusMasya Allah :)
BalasHapusBagus Mbak pembahasannya.. Jadi semakin penasaran sama sosok Khadijah.. Beliau pasti istimewa sekali ya.. Makasi sharingnya ya Mak..
BalasHapussama-sama mba, kebetulan saya dan ka mugniar menulis buku tentang menjadikan Bunda Khadijah sebagai teladan. Jadi saya suka membaca sejarah tentang Beliau. Terima kasih sudah singgah.
HapusMasyaAllah :)
BalasHapusterimakasih sudah singgah :)
HapusSehingga jika seorang suami merasa istrinya tidak dapat meneladani Khadijah, tanyakan pada diri sudahkah meneladani Muhammad sebagai seorang suami?
BalasHapusYup. Pernah membaca perkataan seseorang bahwa istri seharusnya bisa mengimbangi suami (dalam berdiskusi). Nah, yang dilupakannya adalah ketika dirasakan istri tak bisa mengimbanginya, seharusnya suami yang menjadi imam, memberi teladan pada istrinya. Karena memang tanggung jawabnya sebagai imam, termasuk dalam membimbing istrinya.
Btw, dari dua hari lalu saya mutar2 di blog Vina. Adaaa saja yang bikin gak bisa komentar, baru kali ini bisa hehehe.
makasih ka :)
HapusJadi koreksi diri baca ini. Khadijah memang wanita yang strong! Dengan menikahi Khadijah yang pandai berdagang, urusan keuangan di-handle istri. Sedangkan nabi bisa fokus dakwah.
BalasHapusterima kasih sudah baca :) semoga bisa mengambil hikmahnya.
Hapusselalu kagum dengan pasangan khadijah dan nabi Muhammad
BalasHapussangat membantu dan berguna sekali, terimakasih banyak!
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus