2015-12-30

Bulan Dana PMI: Menyumbang Sedikit, Manfaatnya Banyak

Tiga hari lalu tepatnya tanggal 27 Desember aku mendapat sebuah broadcast message (BC) dari sebuah grup whatsapp yang kuikuti, isinya membuatku tertegun. Dalam BC tersebut ditulis seorang ibu memerlukan donor darah sebanyak 20 kantong darah AB Positif. Ibu tersebut mengalami pendarahan hebat pasca melahirkan secara normal anaknya yang keempat di sebuah RS ternama di kota tempatku tinggal. Naluriku tergugah, aku meneruskan BC tersebut ke semua grup yang kuikuti. Sayang, suamiku dan aku tidak memiliki golongan darah yang diperlukan itu. Aku berdoa semoga ibu tersebut mendapat pertolongan. Rupanya takdir berkehendak lain, hari ini aku menerima kabar bahwa ibu tersebut telah meninggal dunia, syahid insyaAllah. Peristiwa itu mengingatkan perjuanganku melahirkan putri ketiga pada dua tahun silam. Hingga kini aku masih merasakan betapa luar biasanya mukjizat dari allah atas kesembuhanku.  Aku masih diizinkan menemani anak-anakku tumbuh dan berkembang.


Sebenarnya tak hanya sekali aku menerima BC serupa, meminta donor darah. Hingga aku berpikir, “Kok orang masih banyak yang meminta darah ya? Apakah stok darah di PMI masih kurang?” Kenyataannya memang stok darah di PMI tidak selalu memadai apalagi untuk golongan darah tertentu yang langka. Iklan PMI yang berslogan, “Setetes darahmu sangat berarti” nyata-nyata memang benar adanya. Aku jadi teringat dengan kegiatanku dulu semasa SMA. Aku memang aktif mengikuti organisasi Palang Merah Remaja (PMR) bahkan sejak SMP. Kala itu, dalam rangka satu dasawarsa HUT SMA-ku, kami dari PMR mengadakan aksi menggalang donor darah yang bekerjasama dengan PMI kota kami. Kegiatan ini adalah kali pertama bagi kami, dengan modal semangat muda yang  tak kenal gentar kami pun menjalankan prosedur pengajuan aksi donor darah tersebut.


Prosedur pengajuan sudah beres, pihak PMI menerima dengan senang hati. Kami juga diberikan daftar perlengkapan yang harus disiapkan kami di sekolah. Tak ada masalah dengan semua itu, masalahnya adalah ketika pihak sekolah seolah belum memberikan lampu hijau. Tapi apa mau dikata, ketika hari yang ditentukan tiba tim dari PMI mengabari bahwa mereka sudah dalam perjalanan menuju sekolah kami. Masih teringat jelas kepanikan saat itu. Selaku koordinator kegiatan, aku segera membagi tugas kepada teman-teman. Sebagian kuminta menyiapkan perlengkapan di ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), membeli makanan yang diperlukan sedangkan aku dan dua orang temanku berkoordinasi dengan Ketua RT/RW setempat untuk mengumumkan kepada warga mengenai aksi donor darah yang kami lakukan. Hanya saja aku tak menyimpan dokumentasi gambar kegiatan yang telah berlangsung pada lima belas tahun lalu itu. Maklumlah, dulu belum banyak yang memiliki HP kamera atau kamera digital. Dan belum ada sosial media untuk upload setiap kegiatan.


Teman-teman di sekolah awalnya takut-takut untuk mengikuti kegiatan ini. Alhamdulillah setelah melihat contoh dari teman-teman PMR yang mengawali aksi ini, mereka yang tadinya hanya mengintip dari kaca malah berebutan untuk ikut mendonorkan darahnya. Diantara teman-temanku ada yang berseloroh, “Enak ikut donor darah, dapat makanan gratis!” Ada-ada saja mereka.  Aku dan teman-teman PMR tenggelam dalam kesibukan membantu tim PMI dalam melayani peserta donor darah.  Senyum puas tampak tersungging di wajah tim dari PMI, ketua timya berkata, “wah saya tidak menyangka bahwa animonya sebesar ini, seluruh kantung darah yang kami siapkan terisi penuh.” Padahal masih banyak teman-teman yang belum mendonorkan darahnya dan kembali ke kelas dengan kecewa. Bapak Wakil Kepala Sekolah sampai mengucapkan selamat kepadaku dan teman-teman atas keberhasilan program ini. Ia juga meminta maaf karena sempat ragu dengan program ini. “Maafkan Bapak ya sempat meragukan program kalian, memang jika kita berniat baik maka Allah yang akan menolong kita. Selamat ya.” Begitu ucapnya. Senang dan puas itulah perasaanku saat itu. Aku sangat bersyukur bahwa niat baik kami dalam menggalang kepedulian terhadap sesama dapat diterima dengan baik oleh teman-teman di sekolah.

 
Gambar 1. Dokumentasi kegiatan PMI


Suamiku juga aktif dalam melakukan aksi donor darah. Setiap kali ada kegiatan donor darah yang diadakan RS di sekitar tempat tinggal kami, maka suamiku mengusahakan diri untuk ikut. Bagaimana dengan aku sendiri? Kondisi kesehatanku dinyatakan belum memenuhi syarat untuk donor darah. Sehingga aku urung memaksakan diri dan mendukung aksi sosial PMI lainnya. Misalnya dengan membeli kupon PMI. Biasanya penggalangan dana berupa kupon dilakukan pada Bulan Dana  PMI. Kegiatan ini rutin dilakukan di SMK tempatku mengajar. Kami, para guru aktif mendorong warga sekolah untuk membeli kupon PMI. Tak hanya itu sekolah kami juga aktif membantu memberikan makanan kepada para korban banjir di daerah Jakarta. 


Nah bagaimana cara lainnya untuk bisa mendukung program PMI? Di zaman yang apa-apa serba online, apa-apa serba transfer,  PMI juga menyediakan layanan perbankan untuk memudahkan bagi siapa saja yang ingin turut menyumbangkan dana. Ayo peduli bantu sesama dengan menyumbang dana ke:

      • Bank BCA Kantor Cabang Utama Thamrin Nomo Rekening : 206-38-1794-5 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
      • Bank MANDIRI Kantor Cabang Kramat Raya Nomor Rekening : 123-00-17091945 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
      • Bank DKI Kantor Cabang Utama Juanda Nomor Rekening : 101-03-17094-7 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.

 
Gambar 2. Dokumentasi kegiatan PMI

Seperti yang dilansir oleh PMI bahwasanya Program PMI bukan saja terfokus pada Donor Darah saja, tapi juga bantuan Dapur Umum di lapangan saat terjadi bencana, pelayanan kesehatan, pelayanan ambulans. Selain itu PMI juga memberikan pelayanan dukungan psikososial bagi korban terdampak bencana, pelayanan pemulihan hubungan keluarga, pembinaan generasi muda dan relawan, pengolahan air bersih, dan sosialisasi atau diseminasi kepalangmerahan.


Kegiatan-kegiatan sosial di atas itulah yang membuatku jatuh hati dengan organisasi PMR dulu. Aktivitasnya yang menyentuh dan bermanfaat bagi sesama sangat tak terlupakan. Semoga semakin banyak orang yag mendonorkan darahnya sehigga makin banyak yang tertolong. Semoga semakin banyak yang mendukung aksi-aksi sosial PMI lainnya. Ayo peduli bantu sesama di Bulan Dana PMI dan bulan-bulan lainnya!


Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Bulan Dana PMI

http://citizen6.liputan6.com/read/2356908/yuk-ikut-lomba-blog-bulan-dana-pmi-berhadiah-total-rp-15-juta
 

6 komentar:

  1. Aku juga dulu ikut PMR, tapi ga sampe donor darah. Sampe sekarang masih takut nih

    BalasHapus
  2. Aku ga ikut PMR. Tapi pernah donor beberapa kali setelah lepas SMU

    BalasHapus
  3. Aq pgn donor tapi ga pernah bs.dulu tekanan darah saama berat badan kurang trs-_-

    BalasHapus
  4. Malah mau tanya...ultah SMU 3? Kpn say..hehee

    BalasHapus
  5. terima kasih sudah singgah.

    @ka desy, aku juga lupa kapan, kayaknya bulan september gitu deh. Tapi ka desy masih inget kan kisah kegiatan donor darah ini?

    BalasHapus
  6. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Insya Allah berbuah surga utk ibu itu. Memang golongan darahnya susah, ya. Mudah2an ke depannya utk mereka yang bergolongan darah AB bisa lebih mudah lagi

    BalasHapus

Komentar baik berupa kritik maupun apresiasi baik yang sopan amat saya nantikan, terima kasih telah singgah di blog ini :)

Share