2012-12-28

You're not alone

Apapun kepedihan yang pernah kita rasakan di dunia ini, itu bukan milik kita sendiri. Sesungguhnya kita tengah berlomba-lomba dengan orang lain di dunia ini tanpa kita sadari. So, jadilah pemenang dan jangan siksa dirimu dengan sedih yang berkepanjangan. Karena kita harus MOVE ON!! dan menghargai DIRI SENDIRI.


Itulah yang kusadari belakangan ini. Sebelumnya ada kisah tentang cobaan rumah tangga sahabat yang ternyata mirip dengan kisahku. Dan ada satu lagi kisah yang kudengar hampir sama dengan kisahku sebelum menikah dahulu. Hanya saja pelakunya berusia jauh lebih tua daripadaku saat itu. Ia berusia 39 tahun saat ini, sementara dulu aku baru berusia 21 tahun. Aku mendengar kisahnya dari sahabatku, yang sedang bersedih hati dan berurai air mata. Dan kenangan itu seketika saja kembali dalam ingatanku. Meski aku sudah lupa akan rasa sakit, kecewa maupun marah. Itu semua sudah terjadi enam tahun yang lalu selama lima tahun kehidupanku (kurang lebih). Kini aku bisa tersenyum bangga bahwa aku tak salah mengambil keputusan. Sebuah keputusan yang membuatku memasuki kehidupan yang baru, benar-benar sebuah hidup yang baru. Yang membawaku pada kebahagiaan selama enam tahun ini. Sebuah babak baru yang mampu menghapus luka terdalam sekalipun. Yang mampu memaafkan kejahatan fitnah sekalipun. Dan semua itu adalah karena anugerahNya yang tak dapat kusebutkan satu per satu secara lengkap.

Diantara anugerah itu adalah pertama hadirnya Syahdu Fauzan Abdillah di tahun pertama pernikahan kami, sebulan segera setelah akad nikah. Yang kehadirannya mampu mencairkan hati-hati yang beku dan jiwa yang sesak karena amarah. Lalu yang kedua Nada Muthmainnah, yang kehadirannya mampu menyatukan hati-hati yang pernah bertaut. sungguh mereka bukan saja anugerah bagi keluarga kecil kami, tapi juga keluarga besarku. Mereka adalah kesempurnaan dalam hidup kami. Dan tiada bosannya aku menyemangati bagi siapapun mereka yang sedang dirundung masalah seperti yang pernah kualami. "Mantapkanlah apa yang menjadi pilihan hati, raihlah bahagia dengan cara yang diridhaiNya. InsyaAllah semua masalah itu akan lenyap berganti bahagia." Meski beberapa pilihan itu kadang sulit, dan juga berat namun kita harus dapat memilih yang paling mungkin membuat kita bahagia kelak. Karena hidup ini milik kita, kitalah yang menjalaninya.


  
                          Gb.1. Nada, penyejuk hatiku               Gb.2. Syahdu, kemenanganku. 


Sebuah surat penyemangat diri, diikutkan dalam GiveAway Launching buku Ketika Cinta Harus Pergi yang ditulis oleh Aida Maslamah dan Elita Duatnova

2012-12-27

Diary : Keajaiban 2012

Ternyata... rasa sakit itu datang dalam hidupku untuk memberitahuku akan datangnya sesuatu anugerah di hari mendatang. Dalam usiaku yang masih cukup muda (28 th) aku bersyukur telah diberikan oleh-Nya pelbagai pengalaman hidup yang mampu aku bagi kepada kawan-kawanku sebaya yang baru saja menapaki biduk rumah tangganya. Meski ada juga yang mereka yang belum beruntung sampai kepada mahligai nan indah ini. Untuk mereka semuanya aku persembahkan tulisanku dan doaku.

Seorang kawan datang kepadaku penuh isak tangis dan sesak memenuhi dadanya, menceritakan kisah rumah tangganya yang sedang dilanda cobaan himpitan ekonomi. Aku mengenal suami sahabatku ini sebagai seorang wirausahawan yang ulet. Bisnisnya dimulai dengan membuka counter hp, rental komputer, warnet, hingga rental mobil yang mereka beli secara kredit. Saat itu aku merasa wah banget dengan kemajuan yang mereka alami, karna aku tahu besarnya angka yang harus mereka bayarkan tiap bulan untuk membayar kredit mobil tersebut, sehingga pastinya penghasilan mereka di atas angka tersebut. Lama tak terdengar kabar, kami sempat bertukar-kabar via sms. Aku mengetahui bahwa putrinya yang saat itu masih berusia 2 th sulit makan dan memiliki penyakit kejang-kejang yang biayanya kalau sekali berobat mencapai setengah juta rupiah. Dan kini ia mencurahkan kegelisahannya padaku.
 
Mendengarkan segala curahan hatinya bagaikan melihat kisahku setahun yang lalu. Saat krisis ekonomi menggoncang rumah tangga kami. Tak perlu lah aku ceritakan detail apa yang menyebabkan krisis ini terjadi. Aku menyebutnya ini sebagai ujian dari Yang Maha Kuasa kepada kami. Delapan bulan lamanya kami terombang-ambing dalam badai, hingga aku memutuskan untuk segera menghentikan badai sebelum ia meluluh-lantakkan segala cita-cita di awal pernikahan. Ramadhan adalah penolong kami, karena kehadirannya melembutkan jiwa-jiwa kami yang masih terisi iman. Laa hawla walaaquwwata illa billah (tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan-Nya). Berbekal keyakinan aku mantapkan hatiku dan hati suamiku, bahwa Allah pasti menolong kami dan membukakan pintu-pintu rezekiNya kepada kami melalui cara yang tak terduga. Dan atas rahmatNya, suamiku menyambut harapanku. Aku merasa saat itulah aku sungguh pasrah kepadaNya, sebenar-benarnya pasrah bahkan demi rezeki kami hari demi hari di bulan suci. Syukurlah bahwasanya Allah mengaruniakan kepada kami fisik yang sempurna dan akal yang sehat sehingga kami dapat berpikir untuk memulai usaha yang dapat kami lakukan tanpa modal, kecuali yang kami miliki (ilmu dan laptop). Sepenuh keyakinan aku berdoa setiap harinya, yakin karena aku adalah hambaNya yang beriman kepadaNya juga RasulNya, yang berusaha berAqidah dengan benar, dan memenuhi rukun serta adab berdoa, maka pastilah doaku akan dikabukannya.

Dan pintu-pintu rezeki itu kami buka sedikit demi sedikit dengan memohon kasih sayangNya. Perlahan tapi pasti, keyakinanku terjawab sudah. Bahkan Ia sungguh menggantinya dengan berkali-klai lipat jauh lebih baik yang tak pernah kami sangka sebelumnya. Tiada yang mustahil bagiNya. Segala yang kukira tidak mungkin menjadi mungkin terjadi. Keajaiban benar terjadi dalam hidupku, hidup kami. Maka nasehat yang keluar dari lisanku bukanlah nasehat sekedar belaka, ini sungguh-sungguh terjadi dalam hidupku. "Berdoalah kepada Allah dengan doa yang benar, jalani, nikmatilah setiap ujian yang Ia berikan dengan sabar dan ikhlas. Lalu bukalan satu per satu pintu rezekiNya dengan cara yang paling mudah, yang paling kamu bisa." Itu saja yang bisa kunasehatkan, sebab aku telah membuktikan semua itu . Dan bila, saat ini kami belum bisa memberika rumah dan kendaraan yang nyaman bagi anak-anak kami, pasti Allah telah memiliki rencana yang indah bagi kami di masa mendatang. Mungkin Dia ingin aku menikmati manisnya bersabar saat ini, dan agar aku dapat berbagi cerita kepada siapapun di hari mendatang yang mungkin akan berkeluh-kesah kepadaku. Dan bolehlah aku berbangga bahwa segala hal yang kumiliki saat ini adalah seluruhnya pemberian dari Rabb-ku Yang Maha Kaya, Yang Maha Penyayang.   

2012, adalah tahun penuh keajaiban itu. Terima kasih ya Allah atas segala nikmat yang Kau berikan kepada kami. Alhamdulillahirabbil'allamiin.

2012-12-24

Nada, lucu meski sedang marah

Nada-ku ini sudah suka tantrum alias ngambek sambil marah-marah sejak usianya yang ke-1. Kuingat waktu itu selepas ia sakit, ia jadi suka seperti ini. Awalnya cuma 5  menit saja dia ngambek sambil nangis teriak-teriak. Sekarang di usianya yang ke 2 tahun 8 bulan ini  dia suka menjatuhkan tubuhnaya ke lantai, pernah juga menjedukkan kepalanya ke tembok. Penyebabnya hampir tidak jelas, bukan karena ingin sesuatu tapi bisa juga hanya karena saya salah bicara atau salah jawab atas pertanyaannya. Misalnya dia tanya saya, "bunda ini punya siapa?" Lalu saya jawab yang sebenanranya yaitu milik abangnya. rupanya dia ingin saya jawab itu iliknya, ya jadilah dia tantrum. atau sering juga karena digoda oleh abangnya, rebutan mainan juga karena dicium saudara.

 


Beginilah aksi Nada kalau sedang marah, hendak menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Kalau sudah begini saya akan memperhatikannya dari kejauhan, khawatir dia membahayakan dirinya. Nanti dia akan merajuk minta digendong, barulah saya gendong dia.


Ini adalah gaya terbaru Nada saat marah. Dia mengibaskan tangan kanannya seperti orang yang menari sambil berteriak, "ndak mau bunda...aaah ndak mau bunda...", teriakannya itu ada nadanya loh! Lucu deh pokoknya.


Biasanya, Nada akan terdiam kalau saya atau siapapun yang ada di sekelilingnya berhasil mengallihkan perhatiannya. Salah satunya adalah dengan menceritaan sesuatu yang menarik baginya, lalu tiba-tiba saja dia akan diam dan ikutan ngobrol tentang cerita itu. Bisa juga dengan menampilkan video tentang panda yang lucu. Yah, kita harus pintar-pintar mencari cara agar dia bisa segera diam. Kalau didiamkan saja wah bisa samapai sejam dia menangis. Kalau ditegur apalagi dibentak bisa tambah parah marahnya. Apapun, bunda tetap sayaaaaang sama Nada dan berdoa supaya Nada tidak tantrum lagi :)

Nah, beragam kisah mengenai anak khususnya saat dia marah atau nakal ada dalam sebuah buku antologi ini:


Foto ini diikutsertakan dalam kontes Angry Baby, Angry Kid."    http://leylahana.blogspot.com/2012/11/kontes-foto-angry-baby-angry-kid.html

2012-11-11

Guruku, tak sekedar pahlawan (tapi malaikat)


Alhamdulillah, akhirnya aku memiliki kesempatan untuk menulis berbagai kenangan indah mengenai Bapak-Ibu guruku tercinta. Sesuatu yang sudah lama ingin kulakukan. Rasanya akan lebih enak jika aku menceritakan dimana aku bersekolah sejak TK hingga lulus sarjana. Aku bersekolah di Taman Kanak Srikandi Jakarta Barat dilanjutkan bersekolah di SDN 05 Pagi Jakarta Barat kemudian lulus dari SMP Segar Depok. Berhasil masuk di SMA Negeri 3 Depok dan kuliah di Universitas Gunadarma jurusan Teknik Informatika. Kini aku mengajar sebagai Guru Komputer di sebuah SMK swasta di Depok.

Beruntunglah aku memiliki guru taman kanak yang begitu sabar dan baik hati. Yang berkenan menggendong adikku, yang berbeda satu tahun saja dengan usiaku, ketika ia menangis saat bersekolah dahulu. Maklum, ibuku adalah seorang wanita karir yang tak bisa menunggui kami selama di TK. Bu Darto, Bu Ipah dan Bu Yanti itulah nama mereka.

Di sekolah dasar aku bertemu dengan Ibu Muji yang cantik dan sabar. Beliau-lah yang berhasil mengajarku dan teman-teman membaca serta menulis. Sebuah hal yang tak dilakukan banyak Guru SD saat ini dikarenakan telah dilimpahkan tugasnya kepada Guru TK ;)  "Ini Budi. Ini Bapak Budi. Ini Ibu Budi" Itu adalah kalimat-kalimat pertama yang diajarkan guruku kala itu. Sebuah metode membaca klasikal yang pasti diajarkan di semua sekolah dasar kala itu. Kemudian ada Pak Rudi, guru Bahasa Inggris pertama di sekolahku. Seorang guru muda kreatif dan amat bersemangat mendorong kami anak didiknya untuk bernai melakukan hal yang baru. Banyak hal baru terjadi di sekolah kami semenjak kedatangannya. Sekolah kami menjadi lebih aktif serta bergairah dalam mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang mampu melambungkan nama kami di setiap ajang perlombaan bergengsi. Sebut saja juara senam, juara kegiatan pramuka, juara cerdas cermat antar sekolah hingga aktif di kegiatan dokter kecil.

Saat aku SMP dahulu, Bahasa Inggris dan Biologi adalah pelajaran favorit kami. Bahkan nilai Bahasa Inggrisku melampaui nilai Bahasa Indonesia. Bu Euis, guru Bahasa inggrisku, menerapkan metode games untuk membangkitkan semangat belajar para siswa. Sementara Bapak Wichandra menerapkan metode yang membuat kami mampu menghapal pelajaran Biologi. Beliau juga mampu memaksa kami untuk bertanya sebelum Beliau memulai pelajaran, memaksa kami untuk membaca terlebih dahulu mengenai hal yang akan Beliau sampaikan. Dan tanpa dipaksa, kami pun berebutan untuk bertanya setelah Beliau menerangkan pelajaran hari itu. Sungguh aku terkenang akan kelas yang ramai dengan diskusi dan kami saling berlomba tunjuk tangan :) Tak hanya di bidang pelajaran, akupun memiliki guru hebat yang mendorongku untuk aktif dalam Organisasi Siswa atau OSIS. Memberikan aku dan kawan-kawan ruang untuk melontarkan ide-ide kegiatan kreatif dengan tidak membatasi kami melainkan mengarahkan kami. Pameran kesenian dalam rangka Hari Kartini, berbagai lomba puisi, pidato perjuangan di Hari Kemerdekaan RI, hingga acara buka puasa bersama pertama kali yang dilakukan di sekolah kami setelah 32 tahun berdiri. Wow!!

                                                     gambar 1. Guru SMP SEGAR Depok


Semua bekal yang kudaptkan semasa SMP menjadi pijakan bagiku untuk lebih banyak berprestasi lagi di SMA. Aku adalah satu dari empat orang lulusan SMP kami yang berhasil masuk SMA Negeri favorit di kota ini. Bayangkan, dari 240 murid hanya 3 orang saja saja teman yang benar-benar kukenal di SMA itu. Tapi hal ini sungguh tak menyurutkan keberanianku untuk menunjukkan potensiku di SMA. Sejak dimulainya kegiatan orientasi siswa hingga akhirnya aku terpilih sebagai orang nomor dua dalam organisasi siswa, ini menakjubkan mengingat aku termasuk golongan minoritas diantara teman-temanku yang berasal dari SMP yang sama. Bakatku dalam dunia menulis pun berhasil ditemukan dimasa ini. Barangkali karena seringnya aku menyusun proposal kegiatan semenjak SMP hingga SMA ini sehingga aku dimudahkan dalam menyusun karya tulis yang ditujukan bagi sebuah lomba perdana yang kuikuti. Lomba itu berhasil mengantarku menjadi juara pertama yang membuat namaku melambung seantero kota. Guru yang mengantarku kala itu, Bapak Yusuf namanya berkata, " Vina, maafkan Bapak yang sempat meragukan kamu. Tidak seharusnya Bapak pesimis bahwa  sekolah kita akan menjadi juara. Selamat atas keberhasilan kamu. Bapak yakin kamu akan menjadi penulis terkenal dan membuat buku suatu saat nanti." Mendengar penuturan jujur dari guruku tersebut aku sempat bengong tak percaya. Beliau meminta maaf padaku hanya karena sempat pesimis akan kemenangan sekolah kami pada ajang ini, padahal aku sendiri juga tak pernah berharap bisa memenangkan lomba ini. Dan yang paling berkesan tentunya adalah kata-katanya diakhir kalimat, bahwa aku akan bisa membuat sebuah buku kelak. Ini adalah kalimat motivasi yang benar-benar menjadi cambuk bagiku hingga saat ini. Kalimat yang terus terngiang-ngiang di telingaku yang selalu menjadi semangat bagiku. Inilah Wow kedua yang kurasakan. 
 
Izinkan aku sedikit menceritakan pengalaman semasa aktif dalam kegiatan organisasi siswa. Sebagai siswa yang notabene adalah remaja yang memiliki semangat menggebu dan segudang ide yang perlu disalurkan, aku dan kawan-kawan beruntung memiliki Ibu Nurhayati dan Bapak Djumait sebagai Pembina kami. Keduanya adalah pembina yang open minded terhadap ide-ide yang kami lontarkan. Hingga kami mampu menyusun sebuah acara besar menyambut satu dasawarsa sekolah kami. Kegiatan akbar ini melibatkan seluruh ekskul yang ada di sekolah, lebih dari sepuluh ekskul terdaftar saat itu. ajang perlombaan yang kami susun mengundang seluruh SMP dan SMA di kota kami. Terbayang tentunya jumlah peserta yang bakal berdatangan ke sekolah kami. dan segala persiapan yang telah kami lakukan selama enam bulan pun terbayar dengan hasil yang memuaskan. Ada sebuah kegiatan yang benar-benar kukenang yaitu saat kami menyelenggarakan kegiatan Donor Darah untuk pertama kalinya itu. Hampir saja acara itu digagalkan oleh Bapak Wakil Kepala Sekolah karena dianggap tidak memungkinkan. Bagaikan mendapat mukjizat, acara donor darah akhirnya terlaksana dengan sangat baik terbukti dengan antusiasme teman-teman juga warga sekitar dalam menyumbangkan darahnya, bahkan kami perlu membatasi jumlah peserta karena kantung darah yang disiapkan oleh para tenaga medis dari Rumah Sakit sudah habis. Bapak Mawardi, Wakil Kepala Sekolah, berkata meminta maaf padaku. "Vina, Bapak minta maaf karena telah meragukan ide kalian yang satu ini, untung saja kalian tetap nekat menjalankan acara ini. Selamat untuk keberhasilan kalian."  Wow, menakjubkan bukan? Inilah wow ketiga yang kurasakan.   

                                                      gambar 2. Guru SMAN 3 Depok 

Kali kedua aku kembali memenangkan lomba karya tulis di ajang yang lebih tinggi sekaligus mengantarkan sekolahku menjadi salah satu sekolah undangan bagi siswa berprestasi yang berkesempatan menempati bangku di Universitas ternama di Indonesia. Pak Yusuf tak tanggung-tanggung mewawancaraiku untuk suatu keperluan. Kemudian aku diberikan kesempatan tampil di atas podium sekolah disaat upacara, sungguh sebuah kesempatan langka yang amat berarti bagiku. Aku pun berterima kasih kepada Bu Ni Luh dan Bu Tuti, guru pembimbingku dalam lomba karya tulis tersebut. Mereka-lah yang memompa semangatku disaat aku hampir tak memiliki ide mau menulis apa. Mereka yang telah percaya bahwa aku bisa! Juga kepada Bapak Drs. Sukandi Mustafa, Kepala Sekolah kala itu, yang telah memberikan dan memudahkan jalanku menuju lomba demi lomba. Tanpa dukungan Beliau, mustahil aku bisa mengikuti lomba tersebut. Beliaulah Kepala Sekolah yang mengizinkan siswa manapun memasuki ruangannya, untuk berkata apapun yang kami mau. Mengenang itu semua membuatku segera terharu dan menangis. Hanya Allah sajalah yang mampu membalas segala budi baik mereka dalam hidupku. 

Rasanya Allah begitu berbaik-hati bagiku dengan mengirimkan banyak malaikat dalam hidupku. Yup, guru-guruku mereka laksana malaikat saja. Bapak I Made Wiryana merupakan dosen yang telah berjasa bagiku. Keaktifanku dalam sebuah komunitas di Kampus menjadi perhatian Beliau sebagai seorang Dosen. Beliau mengajakku dan beberapa kawan komunitas untuk aktif menulis di sebuah majalah komputer terkenal nasional juga internasional. Kegiatan ini tak hanya mengasah kemampuan menulisku tapi juga membawaku bersenuhan dengan teknologi terbaru, orang-orang ternama di dunia teknologi yang pastinya memberikanku segudang pengalaman baru dan menarik. Tak sampai disitu, Pak Made, begitu kami menyebutnya, beliau juga memberikan referensi lowongan kerja bagi kami sehingga aku telah mampu duduk manis di kantor sebuah Departemen ternama bahkan sebelum ijazah sarjana kuterima. Bisa kusebut inilah Wow keempat yang kurasakan.      

Pantaslah jika Beliau-Beliau yang kusebut namanya itu, beberapa diantaranya meraih posisi puncak di sekolah. Itulah mereka guruku, para Pahlawan dalam kehidupanku. Mereka adalah role modelling-ku.  Motivasi positif yang mereka berikan tertanam di dalam hati dan pikiranku. Menjadikanku ingin seperti mereka: Menjadi pahlawan bagi anak didikku tercinta.  Menuntutku menjadi sebaik mereka, dan lebih baik lagi.   

Guru-guru lain yang tak sempat kusebut namanya dalam blog ini, bukan berarti tak istimewa. Insya allah lain waktu akan kutulis nama mereka dalam ceritaku yang lain.  Terima kasih Bapak, Terima kasih Ibu. Jasamu tiada tara ....


Tulisan ini diikusertakan dalam kontes "Guruku, Pahlawanku" yang diadakan oleh Gerakan Indonesia Berkibar.


2012-10-30

Anakku : Syahdu Fauzan Abdillah (5th)

Sudah lama gak nulis tentang anak-anakku yang cantik n ganteng. Mau nulis lagi ahh...

               Berhubung ini adalah blog baru, jadi pasti belum banyak yang tau tentang kisah anak-anakku. Syahdu Fauzan Abdillah, demikian nama yang diberikan ayahnya padanya, sebab urusan nama aku kurang kreatif. Terlahir pada tanggal 9 Oktober 2007, tiga hari menjelang lebaran tahun itu. Ia dilahirkan secaranormal melalui proses induksi setelah aku mengalami mulas dan rasa sakit yang hebat selama kurang lebih 14 jam ! Tak perlulah ditanya sakitnya seperti apa, yang jelas aku cukup kapok untuk hamil kembali saat itu (cuma 2 tahun aja kapoknya). Syahdu mulai terdeteksi bersemayam di rahimku sejak sebulan setelah kami menikah. Perasaanku saat itu belum bisa disebut perasaan bahagia apalagi terharu. Ketika ibu bidan menyatakan hamil, ekspresi yang tampak di wajahu hanyalah ekspresi biasa malah lebih menunjukkan wajah sendu. Mengapa begitu? Ya, karena sebelum dinyatakan hamil, aku sedang dilanda sakit demam, flu, batuk yang tak kunjung sembuh selama sebulan belakangan. dua kali bolah-balik ke dokter umum dan juga sudah menghabiskan obat yang diberikan, sakitku ini tak juga mereda. Payah sekali rasanya kondisi tubuhku kala itu. Barulah setelah omong-omong dengan kakak ipar, kami melakukan testpack. Kakak parku bilang mungkin saja kalau aku ini bukannya sakit biasa, melainkan hamil. 
                  Yang paling semangat dan bergembira tentu saja suamiku sedangkan aku masih saja dengan wajah kuyu dan mengangguk lemas. Tak puas dengan testpack yang menunjukkan hasil positif kami segera ke bidan terdekat. Dan apa kata ibu bidan tersebut?"Selamat, ibu positif hamil" katanya sambil tersenyum menatapku. Kemudian ia terheran karena ekspresi yang kutunjukkan tak seperti yang dia harapkan, menunjukkan rasa gembira misalnya. Lalu bidan itu bertanya, "Ibu ada suaminya kan?", hah mungkin dia menyangka kalau aku ini berseedih karena hamil tanpa suami (na'udzubillah deh). sontak saja aku terkejut dengan pertanyaannya itu dan langsung menjawab tergagap, "Oh, eh bu iya ada bu, sedang menunggu diluar. Engga ini saya lagi sakit bu, jadi lemas sekali" begitu jelasku. Barulah ibu bidan mengerti dan memberikanku sejumlah obat serta vitamin. Setelah itu kehidupanku tak juga jadi mudah. Kehamilan pertama yang mengejutkan ini belum bisa aku terima dengan rasa bahagia. entahlah dimana bahagia itu. Meskipun aku berbahagia untuk suamiku :) aku begitu sibuk menahan rasa sakit yang kualami. Mual hebat, demam, batuk sulit tidur, sulit makan benar-benar tak tertahankan. Empat bulan lamanya kualami semua itu. Syukurlah masa itu pun lewat dan aku mulai bernafsu untuk makan dan kembali normal. 
                Adalagi ketegangan yang kurasakan semasa hamil pertama ini, yaitu ketika kami hendak melakukan USG untuk pertama kali saat usia kandunganku menginjak 7 bulan. suamiku sangat menginginkan anak laki-laki. Namun sebelumnya aku sudah mewanti-wanti agar ia tak bersedih bila ternyata dari hasil USG menyatakan yang berada di dalam rahimku adalah bayi perempuan. Sepanjang perjalanan aku berdoa agar Allah berkenan mengabulkan pengharapan kami. Bukannya aku tak suka dengan anak perempuan. Namun aku berharap bila yang anak pertama kami adalah laki-laki maka ia bisa mngayomi adik-adiknya kelak. Bisa menjadi wali pengganti bagi ayahnya bila sudah udzur. Itu sajalah yang menjadi pengharapanku. Alhamdulillah Dokter menyatakan bahwa yang tampak adalah jenis kelamin laki-laki. Subhanallah, rasanya baru sekali itu aku merasa begitu berbahagia selama kehamilan ini. Dan ketika saat melahirkan telah tiba aupun memilii permohonan agar Allah mengizinkan kehadiran suamiku berada disampingku selama proses persalinan. Dan permohonan itupun terkabul. Aku berharap agar suamiku dapat memberikan tambahan kekuatan bagiku dengan kasih sayangnya. Juga agar ia menyaksikan perjuanganku dalam melahirkan buah hati kami dan mengingat itu sepanjang hidupnya. Serta harapan-harapan lainnya yang dapat mempererat cinta diantara kami. 
               Mengurus Syahdu terbilang mudah, tumbuh-kembangnya luar biasa bagiku. Ia bukan tipe pemilih dalam hal susu maupun makanan. Apa saja (yang bergizi tentunya) ia lahap dengan nikmatnya. Pertama kali kuberikan ia makanan pendamping di usia 6 bulan, ia terlihat begitu antusias melihatku sedang mengaduk-aduk makanan di atas mangkuknya. Episode makan pertama kali pun berjalan dengan lancar. syukurlah, padahal aku sempat deg-degan kalau ia tak suka dengan makanan yang kubuatkan untuknya. Meskipun gemuk ia adalah anak yang aktif berguling, merangkak, berjalan ia lakukan dengan sempurna. Di usia 11 bulan ia sudah melangkahkan kaki pertamanya. Disusul dengan kemampuannya berbicara. Ia juga mulai mengenal nama-nama hewan, meski ia belum bisa mengucapkannya dengan tepat. Stimulasi yang kuberikan hanya sederhana, yaitu dengan menunjukkan gambar hewan dan memberitahunya. Permainan tebak-tebakkan inipun jadi mengasyikkan dengan mendengar suaranya yang lucu saat mencoba melafalkan nama hewan tersebut. Berlanjut dengan kesukaannya menonton vcd membaca seri Diva. Awalnya aku iseng saja menayangkan itu untuknya. Ternyata ia suka dan minta agar diulang setiap harinya. Dan tanpa kusadari ia telah berhasil mengenal huruf abjad besar mapun kecil di usianya yang ke-2. Syahdu juga sudah ingin sekali sekolah seperti teman mainnya Kak Andin. Tapi usianya yang masih terlalu dini membuatku tak begitu saja meluluskan keinginannya. Ada rasa khawatir bahwa ia sekedar ikut-ikutan saja. Namun ia terus merengek minta sekolah hingga aku mendaftarkannya di Taman Pendidikan AlQur'an Masjid komplek tempat tinggal kami. Dan di usia 2 tahun 4 bulan ia kuikutan di bimbingan membaca anak usia dini. sebenarnya baru dimulai untuk anak usia 3 tahun, tapi tak apalah. Les yang hanya 2x seminggu 1 jam itu dijalaninya dengan gembira. Ia bahkan tak suka kutunggui dan menyuruhku pulang selepas mengantarnya di depan pintu kelasnya. Oya, dia sudah tak mengompol sejak usia 1th. Ia risih memakai pampers dan selalu minta BAK/BAB ke kamar mandi. Terbangun di malam hari agar tidak mengompol. Ah dia memang luar biasa.
                  Ia pun seorang abang yang baik bagi adiknya, tak ada rasa cemburu negatif yang terlihat dari perilakunya. Ia benar menginginkan seorang adik dan menyayanginya. Meski ia juga suka tak sabar mengalah dengan adiknya.   Syadu adalah teladan yang baik bagi Nada. Seringkali Nada mengikuti gerak-gerik abangnya ketika makan, belajar maupun bermain. Syahdu memberikan pengaruh positif bagi adiknya. Kini usianya telah 5 tahun, ia menunjukkan kemandiriannya dengan tidak selalu bergantung padaku, bundanya. Ia mau mengalah diurus oleh eyangnya saat adiknya sedang sakit. Ah iya, soal sakit, syahdu bukan anak yang rewel. Ia lebih banyak diam dan terlihat lemas saat sakit. namun begitu ia masih mudah disuapi makan dan minum obat. Terkecuali saat ia terserang virus campak di usia 9 bulan. Itulah saat dimana Syahdu sangat rewel dan susah makan. Itupun karena sariawan yang menyerang mulutnya dan rasa gatal yang ia rasakan akibat ruam merah campak.
              Sebagai seorang anak laki-laki tentu saja ia aktif dan juga kadang kala nakal. Misalnya ia suka juga mencoret-coret tembok, lantai maupun buku-buku. Memanjat, loncat-loncat dan membuat rumah berantakan. Inilah diary bunda tentang anakku : Syahdu Fauzan Abdillah. Semoga Allah senantiasa menurunkan rahmatNya atasmu anakku sayang :)  



2012-08-12

Ramadhan penuh arti


             Ramadhan selalu menjadi bulan yang berkesan bagiku. teringat pada statusku di facebook di awal Ramadhan, "Kalau saja Ramadhan tahun lalu aku tak dapat bersabar, tentu takkan bisa menikmati syukur pada Ramadhan tahun ini." Ya, itulah yang kurasakan saat ini, rasa syukur yang tiada tara. Loh, memangnya ada apa dengan Ramadhanku di tahun yang lalu? Setahun kemarin, itulah sebenar-benarnya puasa yang kujalani, sangat sederhana, khidmat, penuh kepasrahan dan banyak menahan hawa nafsu. Boleh dibilang aku sama sekali tidak punya uang untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Aku, suamiku dan kedua anak balita kami (Syahdu, 3,5th dan Nada 1,5th). Keduanya balita yang masih memerlukan asupan susu, dan mereka adalah anak-anak yang sangat gemar sekali minum susu. Honorku sebagai guru paruh waktu hanya cukup untuk membeli susu bagi keduanya. Lalu bagaimana dengan biaya hidup sehari-hari? Inilah saat-saat dimana aku menyaksikan keajaiban itu datang satu per satu dalam hidup kami. Berbekal niat sepenuh hati, kujalani Ramadhan dengan keyakinan bahwa Allah akan membukakan sedikit demi sedikit pintu-pintu rezekiNya. aku yakinkan pada suamiku yang sempat "down" setelah ditipu oleh rekan bisnisnya bahwa Allah pasti akan memberikan pertolonganNya. Aku yakin karena suamiku memiliki keahlian yang sangat memadai di bidang IT baik itu desain grafis, jaringan maupun pemrograman.     
         Kami pun mengatur strategi mengenai bisnis yang akan kami rintis sembari melamar pekerjaan sana-sini. Bisnis yang hanya bermodalkan keahlian serta laptop kesayangan kami. Bisnis dengan modal yang amat minimum. Mulailah aku menyebarkan brosur les privat komputer dan bahasa Inggris ke sekolah sepupu-sepupu kami. Kemudian menawarkan jasa pembuatan website toko online kepada teman-teman terdekat yang memiliki usaha di bidang tersebut. Alhamdulillah, usaha tersebut mendapatkan hasil. Seorang temanku mempercayakan jasa pembuatan website tokonya kepada kami (makasih ya teman). dilanjutan proyek maintenance website kantor rekanan ayahku hingga proyek pembangunan aplikasi perbankan.  Selalu saja ada rezeki yang menghampiri kami dari arah yang tak terduga. Seperti makanan yang selalu tersedia disaat sahur dan berbuka. Makanan yang tak pernah kami beli. Begitupun menjelang lebaran, aku menahan diri agar tak tergiur kebanyakan orang yang ramai membeli baju baru keperluan lebaran. Tapi tetap saja, ada baju baru bagi anak-anakku pada Lebaran itu. Begitu selanjutnya, pintu rezeki yang tadinya terbuka sedikit, kini terbuka semakin lebar. Suamiku berhasil bangkit dari keterpurukannya dan hidup kami pun berjalan normal kembali. 

           Dan tahun ini, kurasa begitu berlimpah kasih-sayangNya kepadaku. Ia sungguh memudahkan segala urusanku, urusan suamiku di tahun ini. Ia mencukupkan nikmatNya kepada kami. Tak ingin menjadi manusia yang lupa, aku pun tak sungkan untuk berbagi dengan sesama. Aku pun percaya sebanyak apapun rezeki yang disedekahkankan takkan berkurang justru akan bertambah seperti yang tertulis dalam AlQur'an Yang Mulia :

Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan ALLOH, adalah seumpama biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai berisi seratus biji. Dan ALLOH melipatgandakan (balasan) bagi siapa yang dikehendakiNYA, dan ALLOH Maha Luas karuniaNYA lagi Maha Terpuji.” (Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 261).

Ya, Allah sungguh hati ini sesak dengan rasa syukur. Penuh haru akan kebesaranMu. Terima kasih telah menemaniku sepanjang ujian ini, membimbingku agar bertambah kuat, memberiku pengalaman yang begitu berarti. Tentang  sabar, syukur dan ikhlas.
Lomba Blog Pojok Pulsa Agustus 2012

Ramadhan penuh arti

             Ramadhan selalu menjadi bulan yang berkesan bagiku. teringat pada statusku di facebook di awal Ramadhan, "Kalau saja Ramadhan tahun lalu aku tak dapat bersabar, tentu takkan bisa menikmati syukur pada Ramadhan tahun ini." Ya, itulah yang kurasakan saat ini, rasa syukur yang tiada tara. Loh, memangnya ada apa dengan Ramadhanku di tahun yang lalu? Setahun kemarin, itulah sebenar-benarnya puasa yang kujalani, sangat sederhana, khidmat, penuh kepasrahan dan banyak menahan hawa nafsu. Boleh dibilang aku sama sekali tidak punya uang untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Aku, suamiku dan kedua anak balita kami (Syahdu, 3,5th dan Nada 1,5th). Keduanya balita yang masih memerlukan asupan susu, dan mereka adalah anak-anak yang sangat gemar sekali minum susu. Honorku sebagai guru paruh waktu hanya cukup untuk membeli susu bagi keduanya. Lalu bagaimana dengan biaya hidup sehari-hari? Inilah saat-saat dimana aku menyaksikan keajaiban itu datang satu per satu dalam hidup kami. Berbekal niat sepenuh hati, kujalani Ramadhan dengan keyakinan bahwa Allah akan membukakan sedikit demi sedikit pintu-pintu rezekiNya. aku yakinkan pada suamiku yang sempat "down" setelah ditipu oleh rekan bisnisnya bahwa Allah pasti akan memberikan pertolonganNya. Aku yakin karena suamiku memiliki keahlian yang sangat memadai di bidang IT baik itu desain grafis, jaringan maupun pemrograman.     
         Kami pun mengatur strategi mengenai bisnis yang akan kami rintis sembari melamar pekerjaan sana-sini. Bisnis yang hanya bermodalkan keahlian serta laptop kesayangan kami. Bisnis dengan modal yang amat minimum. Mulailah aku menyebarkan brosur les privat komputer dan bahasa Inggris ke sekolah sepupu-sepupu kami. Kemudian menawarkan jasa pembuatan website toko online kepada teman-teman terdekat yang memiliki usaha di bidang tersebut. Alhamdulillah, usaha tersebut mendapatkan hasil. Seorang temanku mempercayakan jasa pembuatan website tokonya kepada kami (makasih ya teman). dilanjutan proyek maintenance website kantor rekanan ayahku hingga proyek pembangunan aplikasi perbankan.  Selalu saja ada rezeki yang menghampiri kami dari arah yang tak terduga. Seperti makanan yang selalu tersedia disaat sahur dan berbuka. Makanan yang tak pernah kami beli. Begitupun menjelang lebaran, aku menahan diri agar tak tergiur kebanyakan orang yang ramai membeli baju baru keperluan lebaran. Tapi tetap saja, ada baju baru bagi anak-anakku pada Lebaran itu. Begitu selanjutnya, pintu rezeki yang tadinya terbuka sedikit, kini terbuka semakin lebar. Suamiku berhasil bangkit dari keterpurukannya dan hidup kami pun berjalan normal kembali. 

           Dan tahun ini, kurasa begitu berlimpah kasih-sayangNya kepadaku. Ia sungguh memudahkan segala urusanku, urusan suamiku di tahun ini. Ia mencukupkan nikmatNya kepada kami. Tak ingin menjadi manusia yang lupa, aku pun tak sungkan untuk berbagi dengan sesama. Aku pun percaya sebanyak apapun rezeki yang disedekahkankan takkan berkurang justru akan bertambah seperti yang tertulis dalam AlQur'an Yang Mulia :

Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan ALLOH, adalah seumpama biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai berisi seratus biji. Dan ALLOH melipatgandakan (balasan) bagi siapa yang dikehendakiNYA, dan ALLOH Maha Luas karuniaNYA lagi Maha Terpuji.” (Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 261).

Ya, Allah sungguh hati ini sesak dengan rasa syukur. Penuh haru akan kebesaranMu. Terima kasih telah menemaniku sepanjang ujian ini, membimbingku agar bertambah kuat, memberiku pengalaman yang begitu berarti. Tentang  sabar, syukur dan ikhlas.


Lomba Blog Pojok Pulsa Agustus 2012

2012-08-07

Viro, Live the moments :wisata edukasi ke rumah pintar



             Rekreasi tidak melulu harus menempuh jarak yang cukup jauh dengan kisaran waktu lebih dari satu jam perjalanan. Bila di lingkungan tempat kita tinggal ternyata ada tempat rekreasi yang menarik, mengapa tidak dicoba? Seperti yang telah dilakukan para murid Taman Pendidikan AlQur’an (TPA) Al Ikhlas, Permata Duta pada Juli lalu. Anakku, Syahdu (4th,10bl) adalah salah satu murid TPA tersebut dan amat antusias mengikuti rekreasi edukatif ke Rumah Pintar.  Lokasi Rumah Pintar hanya berjarak sekitar 3 km saja dari Lingkungan tempat tinggal kami. Rumah Pintar yang berada di area KOSTRAD Cilodong adalah sebuah rumah yang berisi sentra-sentra edukasi maupun bermain bagi anak-anak usia 3-12 tahun.  Untuk dapat masuk ke dalam Rumah Pintar ini cukup dengan mendaftarkan rombongan kemudian menuliskan jadwal kunjungan sesuai dengan waktu yang tersedia. Maklum, karena kegiatan ini digratiskan, sehingga banyak TPA, TK maupun SD yang berminat melakukan kunjungan ke tempat ini.

                 Tepat pukul 8.30 kami tiba disana, murid TPA yang berjumlah 30 orang segera diatur untuk berbaris rapi. Disana ana-anak langsung dikomando oleh kakak-kakak pemandu yang bertugas disana, dan mereka adalah anggota KOSTRAD loohh...!!! Mereka sangat ramah serta mengayomi anak-anak sehingga tak merasa takut ataupun risih. Diawali dengan perkenalan para kakak pemandu dilanjutkan dengan penyegaran barulah kami diajak berkeliling lingkungan KOSTRAD sebelum memasuki area rumah Pintar
                                         
                                                  gambar 1. anak-anak sedang berbaris

               Wah ternyata di dalam KOSTRAD ini ada kebun-kebun berbagai tanaman. Sebut saja kebun pisang, singkong, kelapa, aneka palawija dan masih banyak lagi. Kemudian ada peternakan kambing juga sapi. Ada juga budidaya jamur dan kompos . Melewati pematang sawah serasa berada di daerah pedesaan yang sejuk. Tak terbayang sebelumnya jika di dalam lingkungan KOSTRAD terdapat pemandangan semacam ini. Sekitar 45 menit berjalan menyusurri kebun dan peternakan, anak-anak masih terlihat antusias dan bergembira. Celoteh riang mereka menemani sepanjang perjalanan ini.

                                             
                     gambar 2. Peternakan dan penggilingan pupuk kandang

                                                      
                             gambar 3. Kebun dengan aneka tanaman palawija

                                                                     
                                             gambar 4. Berjalan di antara empang

                  Kami-pun melepas lelah dengan  duduk-duduk di taman depan Rumah Pintar sembari menikmati makanan ringan dan minuman  yang dibagikan panitia. Wuih rasanya segar sekali minum air putih setelah lelah berjalan.  Air putih memang baik sekali untuk kesehatan, lihat saja Syahdu langsung menghabiskan satu botol penuh air yang disuguhkan.  Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Seperti  Viro, air minum dalam kemasan yang dipercaya karena mutu dan kemurniannya.

                                                                                                                                              gambar 5. Rumah Pintar

                Setelah segar kembali, barulah anak-anak diizinkan masuk ke dalam Rumah Pintar.   Anak-anak yang masih kecil 3-5 tahun diajak masuk ke dalam sentra bermain yang berisi aneka mainan yang merangsang kreativitas dan imajinasi seperti puzzle dan balok kayu. Anak-anak usia 6-7 tahun diajak masuk ke dalam sentra profesi. Di dalamnya terdapat perlengkpan aneka profesi seperti perlengkapan salon, rumah sakit, menjahit, dan lain-lain. Usia yang lebih besar diarahkan ke dalam sentra laboratorium yang ada. Ada lab IPA dan Komputer. Wah anak-anak tersebut kelihatan asyik menikmati berbagia fasilitas yang ada disana. Ada juga permainan perosotan dan ayunan yang terletak di tengah ruangan.

           gambar 6. Sentra edukasi

            Sayang, karena waktu yang terbatas sehingga kegiatan harus dihentikan setelah setengah jam. Tapi, kegiatan belum berakhir. Masih ada kegiatan renang. Jadi, ada kolam renang yang cukup besar dan menarik di dalam KOSTRAD ini. Anak-anak pun bergegas menuju kolam renang sebelum hari terlampau siang dan cuaca menjadi panas. Untunglah cuaca cukup bersahabat, meski jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang, namun matahari tidak terasa terik sinarnya. Awan mendung menggelayuti langit siang itu. Kegiatan berenang merupakan kegiatan penutup dari rangkaian acara rekreasi edukatif hari ini.

                                                                                                                                                        gambar 7. Berenang

             Karena lelah dan kedinginan, anak-anak pun menyantap makan siang dengan lahap dan tentunya Viro sebagai pelega dahaga. Viro sungguh menjadi sahabat baik selama kegiatan ini berlangsung.  Ini akan menjadi momen berkesan dalam hidup anakku dan juga teman-temannya.  Mengenal alam sekaligus bermain bersama teman-teman sebaya dalam sebuah kegiatan rekreasi edukasi. Viro, Live the moments.

Ket: Tulisan ini disertakan dalam lomba ngeblog Viro, Live the moments


Viro, Live the moments :wisata edukasi ke rumah pintar



             Rekreasi tidak melulu harus menempuh jarak yang cukup jauh dengan kisaran waktu lebih dari satu jam perjalanan. Bila di lingkungan tempat kita tinggal ternyata ada tempat rekreasi yang menarik, mengapa tidak dicoba? Seperti yang telah dilakukan para murid Taman Pendidikan AlQur’an (TPA) Al Ikhlas, Permata Duta pada Juli lalu. Anakku, Syahdu (4th,10bl) adalah salah satu murid TPA tersebut dan amat antusias mengikuti rekreasi edukatif ke Rumah Pintar.  Lokasi Rumah Pintar hanya berjarak sekitar 3 km saja dari Lingkungan tempat tinggal kami. Rumah Pintar yang berada di area KOSTRAD Cilodong adalah sebuah rumah yang berisi sentra-sentra edukasi maupun bermain bagi anak-anak usia 3-12 tahun.  Untuk dapat masuk ke dalam Rumah Pintar ini cukup dengan mendaftarkan rombongan kemudian menuliskan jadwal kunjungan sesuai dengan waktu yang tersedia. Maklum, karena kegiatan ini digratiskan, sehingga banyak TPA, TK maupun SD yang berminat melakukan kunjungan ke tempat ini.

                 Tepat pukul 8.30 kami tiba disana, murid TPA yang berjumlah 30 orang segera diatur untuk berbaris rapi. Disana ana-anak langsung dikomando oleh kakak-kakak pemandu yang bertugas disana, dan mereka adalah anggota KOSTRAD loohh...!!! Mereka sangat ramah serta mengayomi anak-anak sehingga tak merasa takut ataupun risih. Diawali dengan perkenalan para kakak pemandu dilanjutkan dengan penyegaran barulah kami diajak berkeliling lingkungan KOSTRAD sebelum memasuki area rumah Pintar
                                         
                                                  gambar 1. anak-anak sedang berbaris

               Wah ternyata di dalam KOSTRAD ini ada kebun-kebun berbagai tanaman. Sebut saja kebun pisang, singkong, kelapa, aneka palawija dan masih banyak lagi. Kemudian ada peternakan kambing juga sapi. Ada juga budidaya jamur dan kompos . Melewati pematang sawah serasa berada di daerah pedesaan yang sejuk. Tak terbayang sebelumnya jika di dalam lingkungan KOSTRAD terdapat pemandangan semacam ini. Sekitar 45 menit berjalan menyusurri kebun dan peternakan, anak-anak masih terlihat antusias dan bergembira. Celoteh riang mereka menemani sepanjang perjalanan ini.

                                              
                     gambar 2. Peternakan dan penggilingan pupuk kandang

                                                       
                             gambar 3. Kebun dengan aneka tanaman palawija

                                                                      
                                             gambar 4. Berjalan di antara empang

                  Kami-pun melepas lelah dengan  duduk-duduk di taman depan Rumah Pintar sembari menikmati makanan ringan dan minuman  yang dibagikan panitia. Wuih rasanya segar sekali minum air putih setelah lelah berjalan.  Air putih memang baik sekali untuk kesehatan, lihat saja Syahdu langsung menghabiskan satu botol penuh air yang disuguhkan.  Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Seperti  Viro, air minum dalam kemasan yang dipercaya karena mutu dan kemurniannya.

                                                                                                                                               gambar 5. Rumah Pintar

                Setelah segar kembali, barulah anak-anak diizinkan masuk ke dalam Rumah Pintar.   Anak-anak yang masih kecil 3-5 tahun diajak masuk ke dalam sentra bermain yang berisi aneka mainan yang merangsang kreativitas dan imajinasi seperti puzzle dan balok kayu. Anak-anak usia 6-7 tahun diajak masuk ke dalam sentra profesi. Di dalamnya terdapat perlengkpan aneka profesi seperti perlengkapan salon, rumah sakit, menjahit, dan lain-lain. Usia yang lebih besar diarahkan ke dalam sentra laboratorium yang ada. Ada lab IPA dan Komputer. Wah anak-anak tersebut kelihatan asyik menikmati berbagia fasilitas yang ada disana. Ada juga permainan perosotan dan ayunan yang terletak di tengah ruangan.

           gambar 6. Sentra edukasi

            Sayang, karena waktu yang terbatas sehingga kegiatan harus dihentikan setelah setengah jam. Tapi, kegiatan belum berakhir. Masih ada kegiatan renang. Jadi, ada kolam renang yang cukup besar dan menarik di dalam KOSTRAD ini. Anak-anak pun bergegas menuju kolam renang sebelum hari terlampau siang dan cuaca menjadi panas. Untunglah cuaca cukup bersahabat, meski jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang, namun matahari tidak terasa terik sinarnya. Awan mendung menggelayuti langit siang itu. Kegiatan berenang merupakan kegiatan penutup dari rangkaian acara rekreasi edukatif hari ini.

                                                                                                                                                         gambar 7. Berenang

             Karena lelah dan kedinginan, anak-anak pun menyantap makan siang dengan lahap dan tentunya Viro sebagai pelega dahaga. Viro sungguh menjadi sahabat baik selama kegiatan ini berlangsung.  Ini akan menjadi momen berkesan dalam hidup anakku dan juga teman-temannya.  Mengenal alam sekaligus bermain bersama teman-teman sebaya dalam sebuah kegiatan rekreasi edukasi. Viro, Live the moments.

Ket: Tulisan ini disertakan dalam lomba ngeblog Viro, Live the moments


Wanita di Era Digital : Memanfaatkan Kemudahan Teknologi


              Wanita dibalik kelembutannya tersimpan ketegaran dalam menjalani kehidupan. Menjadi wanita itu memang tidak mudah, perlu strategi khusus agar ia bisa sukses dunia dan akhirat dengan berbagai multifungsi kehidupan yang dijalaninya. Sebagai seorang ibu rumah tangga, wanita berperan sebagai istri juga ibu. Belum lagi bila wanita tersebut menjalani karir baik karir fulltime maupun part time. Entah sebagai seorang guru, dokter, perawat, polisi atau pekerja kantoran. Dalam sektor tertentu wanita memang sangat dibutuhkan, misalnya saja profesi dokter, perawat, bidan yang tentu saja sangat diperlukan. Dalam bidang lain wanita juga kerap diperlukan mengisi berbagai posisi yang ada, sehingga para wanita tersebut perlu mengatur strategi yang apik agar segala hal dalam kehidupan mereka berjalan seimbang.
                Menjadi ibu rumah tangga nyatanya bukan perkara mudah. Lebih sulit dari bekerja di kantor atau diluar rumah meski jauh lebih menyenangkan. Kalau ada yang bilang ibu rumah tangga kebanyakan adalah perempuan-perempuan penggosip yang kurang kerjaan, rasanya tidak demikian dengan ibu rumah tangga di era digital saat ini. Sebagai ibu, saya memanfaatkan teknologi dalam mengajar ana-anak di rumah. Syahdu (4y,8m) sudah mengenal huruf abjad dengan tepat sejak usia dua tahun. Awalnya saya hanya iseng saja menyajikan tayangan video belajar membaca dengan visualisasi kartun yang disertai nyanyian. Rupanya dia suka sekali dengan video itu hingga disimaknya berulang-ulang dan tanpa sadar menghapalnya.  Begitupun dengan adiknya Nada (2y,4m) juga suka melihat tayang video belajar, ia sudah mampu menghapal doa orang tua beserta artinya dengan cukup baik. Jadi, kata siapa kalau ibu rumah tangga tidak bisa berimprovisasi dan bereksplorasi di dalam rumah? Ia bisa menggunakan segenap intelektualnya guna kemajuan pendidikan anak-anak di rumah. Karena Ibu adalah guru pertama bagi sang anak, dan rumah adalah sekolahnya.

                             gambar 1. Nada sedang menyimak video mengaji                  Tidak hanya mengunduh berbagai video belajar, saya juga suka mengunduh berbagai video ceramah yang saya perlukan. Seperti Kajian fiqih, Kajian Keluarga dan lainnya. Kini mengaji tidak mesti keluar rumah yang kadang berbentrokan waktunya. Dengan fasilitas live streaming yang ditawarkan oleh radio rodja memberikan saya kemudahan dalam hal ini. Kita dapat mengunduh tulisan, audio maupun video ceramah. Fasilitas Alqur'an diinsital yang dapat diinstal di komputer pun sangat membantu saya dalam belajar mengaji khususnya dalam hal perbaikan tajwid dan makharijul huruf (pengucapan makhraj huruf yang tepat). Dengan banyaknya aktivitas yang mampu saya lakukan di rumah sehingga memberikan saya cukup waktu untuk beribadah dan dekat dengan orang-orang tersayang. Menyiapkan sarapan bagi suami sebelum berangkat adalah kewajiban yang pasti saya tunaikan. Begitupun sepulangnya ia bekerja selalu ada kami, anak-anak dan istri yang menyambutnya.

                                        gambar 2. Suami dan anak-anakku
                
             Mengajar adalah kegiatan yang pernah saya jalani semasa kuliah dulu, jadi tidak aneh jika akhirnya saya kembali ke dunia ini.  Menjadi seorang guru paruh waktu, dengan jam mengajar kurang dari 20 jam, tidak seperti menjadi karyawan yang dituntut datang setiap hari. Saya cukup hadir pada jadwal yang sudah ditentukan. Sehingga  masih banyak waktu yang bisa saya berikan bagi kedua balita tersayang.  Selain itu saya juga bisa menikmati libur panjang bersamaan dengan libur yang ditenukan oleh kalender pendidikan seperti libur semester, libur puasa juga libur lebaran. Tidak seperti pekerja kantoran yang sulit sekali untuk cuti.   Sebagai guru komputer terntu saja saya harus lebih “melek” teknologi dibanding guru siapapun. Saya pun memanfaatkan segala kemudahan yang ditawarkan oleh internet untuk pendidikan. Mengunduh berbagai sumber bahan mengajar berupa teks, audio maupun video guna menunjang pengajaran. Dalam mengajar pun saya tidak melulu melakukan metode ceramah. Notebook dan LCD infocus adalah salah satu sarana yang kerap saya gunakan untuk menampilkan bahan ajar yang hendak saya sampaikan. Tentunya dengan tampilan yang lebih menarik dengan memolesnya terlebih dahulu menggunakan software presentasi maupun manipulasi gambar.  Suasana belajar jadi lebih menarik karena semua kelengkapan teknologi tersebut. Peralatan modern yang belum dapat dimiliki sekolah sebagai aset dapat saya tampilkan dengan metode demonstrasi ini meski hanya melalui gambar.  Dan untuk inilah teknologi diciptakan, untuk memudahkan percepatan proses transformasi pendidikan.

              
  gambar 3. Saya bersama murid di sekolah SMK Walisongo 2 Depok
           
          Menulis adalah salah satu hobiku.  Saya sudah suka sekali menulis sejak duduk di bangku Sekolah Dasar.. Mengarang cerita, berpuisi juga menulis pantun. Hobi ini sempat membawaku menjadi juara pada dua lomba karya tulis ilmiah semasa SMA. Dilanjutkan saat kuliah aku berkesempatan menjadi kolumnis di sebuah majalah komputer, sesuai dengan jurusan yang kutempuh saat kuliah. Sayangnya hobi ini sempat terhenti bersamaan dengan selesainya kuliah sarjana. Baru kemudian setelah facebook mendunia, aku kembali pada hobiku ini. Berawal dari sekedar iseng mengikuti audisi menulis yang diadakan berbagai even,  ternyata ada satu-dua karyaku yang lolos dan dibukukan dalam sebuah buku antologi. Yaitu buku yang mengusung sebuah tema namun terdiri atas banyak kisah dari banyak kontributor. Kebanyakan kisah-kisah yang kutulis seputar kisah tumbuh kembang anak-anakku, kisah rumah tangga dan hal-hal lainnya yang kutemui dalam keseharianku. Dari situ saya mengikuti beberapa grup menulis dan makin banyak mengikuti berbagai audisi. Tentu saja semua itu dilakukan di sela-sela waktu luangku. Biasanya di malam hari setelah kedua malaikatku tertidur, saat itulah saya bisa menulis. Sebab, seperti yang telah kujelaskan sebelumnya, keduanya anak yang aktif. Apalagi sulungku sudah bisa mengoperasikan laptop sehingga suka sekali menggangguku yang sedang berasyik –masuk di depan laptop.  Diantara hadiah yang pernah kudapatkan dari mengikuti lomba menulis adalah voucher belanja, berbagai souvenir, paket buku, pulsa juga uang. Kegiatan ini cukup mengasyikkan, sehingga facebook tidak sekedar sebagai sampah status belaka namun lebih dari itu sebagai media informasi bagi berbagai lomba menarik. Banyak sekali lomba maupun kuis yang bisa diikuti via facebook. Saking banyaknya aku sampai terlewat beberapa lomba karena tidak bisa memenuhi dateline waktu yang disediakan.

          Hobi lainku adalah berdagang. Bakat ini kutemukan secara tidak sengaja setelah dipaksa ibuku menjual barang dagangan miliknya. Karena terpaksa, aku sama sekali tidak mengambil untung. Aku hanya sekedar membantu ibuku demi menyenangkan hatinya. Sasaran pembeliku adalah rekan-rekan guru di sekolah. Ternyata mereka memberikan respon yang cukup baik.  Hal ini membuatku ketagihan berdagang. Dimulai berdagang secara offline, kini aku mencoba peruntungan sebagai pedagang online. Berbekal pengalaman dari seorang sahabat yang sudah terlebih dahulu di bidang ini, akupun mencoba peruntunganku. Beriklan di beberapa grup dagang yang ada di facebook, pembeli pun berdatangan via message di inboxku. Tak terasa berpuluh-puluh paket sudah kukirim selama tiga bulan ini.  Kecanggihan teknologi di era digital sungguh membantuku dalam urusan berdagang. Berbekal  handphone kamera dengan fasilitas selayaknya software messenger sehingga mampu melakukan aktivitas chatting dan mengiriman gambar dengan mudah. Semua dilakukan tanpa ribet dan cepat. Kapanpun dan dimananpun, aktivitas mobile ini dapat dilakukan dengan syarat pulsa yang mencukupi.
                                                         gambar 4. Aneka barang daganganku

                                        
                                                             gambar 5. Bazaarku di Masjid

            Bekerja di rumah ataupun di luar rumah, sebagai seorang wanita tetaplah harus menjaga penampilan. Dalam hal ini kebersihan badan, kerapihan dalam berpakaian adalah yang utama. Meskipun di rumah bukan berarti harus memakai daster melulu, anak-anak pun akan merasa bangga bila memiliki ibu yang tampil cantik dan menawan. Karena di mata mereka sang  Ibu-lah wanita tercantik. Apalagi bila suami ada di rumah, sudah selayaknya kita bersolek secantik mungkin di hadapannya. Karena diluar sana, di sepanjang perjalanan ia menuju tempatnya bekerja, ada ribuan wanita cantik nan seksi yang mampu menggoda imannya. Maka menyempatkan diri ke salon sebulan sekali adalah hal wajib yang saya lakukan demi menjaga kebugaran wajah dan anggota tubuh lainnya. Setidaknya membersihkan wajah setiap hari agar tidak kusam patutlah dilakukan di rumah. Kita pun lebih percaya diri bila berhadapan dengan orang lain, baik tetangga, saudara maupun kerabat lainnya. Diiringi dengan kecantikan lahiriah yang datang dari hati yang tulus mencintai keluarga, keikhlasan dalam menjalani hidup serta rasa sabar dan syukur dalam menghadapi segala sesuatu. Karena doa istri adalah kekuatan bagi suami dalam mencari nafkah, begitupun doa seorang ibu bagi anak-anaknya bagaikan nutrisi bergizi bagi ruhani mereka.
                                                  gambar 6. saya bersama kedua malaikat kecilku                             


                                                     gambar 7. Saya bersama suami tercinta

                Pendek kata, ada banyak hal yang dapat dilakukan wanita di era digital ini.  Berbagai kegiatan yang telah saya lakukan di atas hanyalah sebagian kecil dari yang mampu dilakukan oleh banyak wanita lainnya. Meskipun begitu kita harus memiliki filter terhadapa hal-hal buruk yang menyertai kecanggihan teknologi tersebut. Seperti penawaran kerja online menggiurkan namun berujung penipuan, pornografi, perselingkuhan di dunia maya dan lain sebagainya. Hendaknya kita mampu memilah dan memilih yang baik dari yang buruk sehingga teknologi benar-benar bermanfaat bagi kemudahan dalam hidup kita.


Ket: Tulisan ini disertakan untuk lomba Fastron Blogging Challenge

    
 
Share