2015-12-30

Dua Resolusi Remedial

Di setiap penghujung tahun, orang beramai-ramai membuat resolusi tahunannya. Blogger menuliskannya di blog masing-masing. Facebooker menulisnya di status mereka. Sebenarnya saya bukan orang yang seperti itu, gemar menulis resolusi tahunan. Dipikir-pikir resolusi tahunan ini ada perlunya juga. Apalagi jika dilombakan, tahun lalu saya pernah memenagi sebuah lomba status menulis resolusi. Lumayan hadiahnya 250 ribu rupiah. Kali ini saya juga berharap bisa mendapatkan hadiah gamis dari lomba resolusi ini. Ups belum apa-apa sudah ngarep, hehehe.

Dilihat dari judulnya, dua resolusi remedial, kira-kira apa ya maksudnya? Ini karena ada dua resolusi tahun lalu yang belum tercapai sehingga perlu ada kegiatan perbaikan (remedial) di tahun yang akan datang.  Meskipun sudah dibuat resolusi, ya ada saja resolusi yang belum tercapai. Disini saya akan mengulas penyebab dari kegagalan dan kiat-kiat atau jurus apa yang akan digunakan agar resolusi tersebut dapat tercapai pada tahun 2016 nanti.

Pertama, setelah lahirnya buku duet perdana saya bersama Ka Mugniar (pasti tahu ya??) rencananya kami akan menerbitkan buku duet kembali. Tadinya mau bikin semacam tetralogi begitu. Apa dinyana kesibukan saya maupun Ka Niar membuat proyek itu terbengkalai. Kalau dipikir-pikir sedih pastinya. Tapi memang keadaan seperti ini. Dua tahun belakangan ini saya disibukkan dengan mengurus seorang bayi mungil yang kini sudah tumbuh menjadi anak yang lucu dan menggemaskan.  Menjadi seorang Ibu dengan tiga anak ternyata memang merepotkan. Saya tidak memiliki asisten rumah tangga yang dapat berbagi pekerjaan rumah tangga. Suami? Kebanyakan hanya mengurusi hal-hal yang saya tidak bisa kerjakan seperti reparasi mesin air dan sejenisya. Pekerjaan domestik seluruhnya saya kerjakan sendiri. Sehingga sulit bagi saya untuk mengetik naskah calon buku. Sementara saya juga mengajar paruh waktu sebagai guru komputer di sebuah SMK. Nah, berhubung anak ketiga saya ini sudah berusia dua tahun, sudah bisa berjalan dan berbicara, jadi saya bisa memiliki waktu lebih untuk menulis. Contohnya searang ini, saya jadi bisa menulis lagi di blog. Biasanya memang Fiyya saya titipkan ke ibu saya yang kebetulan gemar meminta anak-anak untuk menginap di rumahnya.  Doakan ya, semoga tahun depan saya bersama Ka Niar berhasil menerbitkan buku duet ke-dua kami. Aamiin.

kamar anak-anak


Kedua, seperti yang sudah saya ceritakan tadi, mengurus tiga anak memang bukan perkara mudah.  Memerlukan banyak kesabaran dalam menghadapi ketigaya. Jangan ditanya kehebohan yang ada saat ketiganya berkumpul. Aih .. betapa malunya saya kala ada tamu yang datang berkunjung ke rumah kami yang tidak besar sementara keadaan ruang tamu seperti kapal pecah.  Tamu-tamu yang datang ke rumah saya rata-rata dapat memaklumi keadaan rumah apalagi setelah mereka menyaksikan sendiri kehebohan anak-anak. Pernah suatu hari, saya merasa sangat lelah. Putri saya yang kedua, Nada berebut mainan dengan abangnya tapi tidak diberikan oleh abangnya. Kemudian mereka pun saling melempar mainan dan berteriak. Adiknya yang sedang tidur pun terbangun. Ya ampuunn... saya tidak dapat menahan emosi untuk tidak berteriak kepada mereka. Cerita-cerita sejenis itu beberapa kali  terjadi.  Dalam buku parenting maupun kisah-kisah teladan selalu disebutkan bahwa kunci dalam mendidik anak ialah sabar dan kasih sayang. Karena itulah saya berusaha agar bisa memperbanyak stok sabar dalam mendidik dan membesarkan anak-anak. Dalam sebuah kajian keislaman yang saya ikuti diberitahu tips bersabar yaitu dengan banyak berdzikir kepada Allah. Jika lisan dan hati kita senantiasa berdzikir kepada allah, insyaAllah akan terhindarkan dari kemarahan yang sia-sia. Saat marah kita akan ingat nasehat Rasulullah yaitu jika sedang berdiri agar duduk, jika sedang duduk maka berbaring. Disarankan juga agar melakukan wudhu yang sempurna saat marah. 

Tips lainnya yaitu jika sedang lelah saya memilih untuh berisitirahat saja ketimbang memaksakan diri melakukan pekerjaan rumah. Setelah istirahat tubuh kembali fit maka pikiran menjadi lebih fresh. Begitupun jika anak-anak sedang sibuk dengan dunia mereka, saya memilih beristirahat di kamar namun tetap memasang telinga. Ingiiiin sekali menjadi ibu yang sabar seperti yang kisah teladan yang saya tulis tentang Khadijah radiyallahu’anha dan juga ibunda para ulama lainnya. Ditambah ada hadits yang menyatakan bahwa bagi orang tua yang bersabar dalam mendidik anak maka akan masuk surga. Siapa sih yang gak mau masuk surga?



Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik radhiallahu'anhu   Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ دَخَلْتُ أَنَا وَهُوَ الْجَنَّةَ كَهَاتَيْنِ
“Barangsiapa yang menanggung nafkah ( mendidik ) dua orang anak perempuan, niscaya aku dan ia masuk surga seperti ini” Rasululloh memberi isyarat dengan kedua jarinya ”(HR.Muslim)

Itulah dua resolusi utama yang sangat ingin kucapai pada tahun 2016. Semoga saja dapat terlaksana dengan baik. Saya doakan juga demikian bagi Uni Novia Syahidah Rais dan para pembaca blog saya :)

Semoga Allah subhanahu wata'ala memberikan keberkahan pada sisa usia kita dan menjadikannya bermanfaat bagi sekitar. Aamiin. 

"Sebaik-baik manusia adalah yang panjang usianya dan baik amalnya. Dan sejelek-jelek manusia adalah yang panjang usianya, namun jelek amalnya" (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Tulisan ini diikutsertakan dalam GiveAway Tinta Perak

http://tintaperak.com/giveaway-tinta-perak/
 

Bulan Dana PMI: Menyumbang Sedikit, Manfaatnya Banyak

Tiga hari lalu tepatnya tanggal 27 Desember aku mendapat sebuah broadcast message (BC) dari sebuah grup whatsapp yang kuikuti, isinya membuatku tertegun. Dalam BC tersebut ditulis seorang ibu memerlukan donor darah sebanyak 20 kantong darah AB Positif. Ibu tersebut mengalami pendarahan hebat pasca melahirkan secara normal anaknya yang keempat di sebuah RS ternama di kota tempatku tinggal. Naluriku tergugah, aku meneruskan BC tersebut ke semua grup yang kuikuti. Sayang, suamiku dan aku tidak memiliki golongan darah yang diperlukan itu. Aku berdoa semoga ibu tersebut mendapat pertolongan. Rupanya takdir berkehendak lain, hari ini aku menerima kabar bahwa ibu tersebut telah meninggal dunia, syahid insyaAllah. Peristiwa itu mengingatkan perjuanganku melahirkan putri ketiga pada dua tahun silam. Hingga kini aku masih merasakan betapa luar biasanya mukjizat dari allah atas kesembuhanku.  Aku masih diizinkan menemani anak-anakku tumbuh dan berkembang.


Sebenarnya tak hanya sekali aku menerima BC serupa, meminta donor darah. Hingga aku berpikir, “Kok orang masih banyak yang meminta darah ya? Apakah stok darah di PMI masih kurang?” Kenyataannya memang stok darah di PMI tidak selalu memadai apalagi untuk golongan darah tertentu yang langka. Iklan PMI yang berslogan, “Setetes darahmu sangat berarti” nyata-nyata memang benar adanya. Aku jadi teringat dengan kegiatanku dulu semasa SMA. Aku memang aktif mengikuti organisasi Palang Merah Remaja (PMR) bahkan sejak SMP. Kala itu, dalam rangka satu dasawarsa HUT SMA-ku, kami dari PMR mengadakan aksi menggalang donor darah yang bekerjasama dengan PMI kota kami. Kegiatan ini adalah kali pertama bagi kami, dengan modal semangat muda yang  tak kenal gentar kami pun menjalankan prosedur pengajuan aksi donor darah tersebut.


Prosedur pengajuan sudah beres, pihak PMI menerima dengan senang hati. Kami juga diberikan daftar perlengkapan yang harus disiapkan kami di sekolah. Tak ada masalah dengan semua itu, masalahnya adalah ketika pihak sekolah seolah belum memberikan lampu hijau. Tapi apa mau dikata, ketika hari yang ditentukan tiba tim dari PMI mengabari bahwa mereka sudah dalam perjalanan menuju sekolah kami. Masih teringat jelas kepanikan saat itu. Selaku koordinator kegiatan, aku segera membagi tugas kepada teman-teman. Sebagian kuminta menyiapkan perlengkapan di ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), membeli makanan yang diperlukan sedangkan aku dan dua orang temanku berkoordinasi dengan Ketua RT/RW setempat untuk mengumumkan kepada warga mengenai aksi donor darah yang kami lakukan. Hanya saja aku tak menyimpan dokumentasi gambar kegiatan yang telah berlangsung pada lima belas tahun lalu itu. Maklumlah, dulu belum banyak yang memiliki HP kamera atau kamera digital. Dan belum ada sosial media untuk upload setiap kegiatan.


Teman-teman di sekolah awalnya takut-takut untuk mengikuti kegiatan ini. Alhamdulillah setelah melihat contoh dari teman-teman PMR yang mengawali aksi ini, mereka yang tadinya hanya mengintip dari kaca malah berebutan untuk ikut mendonorkan darahnya. Diantara teman-temanku ada yang berseloroh, “Enak ikut donor darah, dapat makanan gratis!” Ada-ada saja mereka.  Aku dan teman-teman PMR tenggelam dalam kesibukan membantu tim PMI dalam melayani peserta donor darah.  Senyum puas tampak tersungging di wajah tim dari PMI, ketua timya berkata, “wah saya tidak menyangka bahwa animonya sebesar ini, seluruh kantung darah yang kami siapkan terisi penuh.” Padahal masih banyak teman-teman yang belum mendonorkan darahnya dan kembali ke kelas dengan kecewa. Bapak Wakil Kepala Sekolah sampai mengucapkan selamat kepadaku dan teman-teman atas keberhasilan program ini. Ia juga meminta maaf karena sempat ragu dengan program ini. “Maafkan Bapak ya sempat meragukan program kalian, memang jika kita berniat baik maka Allah yang akan menolong kita. Selamat ya.” Begitu ucapnya. Senang dan puas itulah perasaanku saat itu. Aku sangat bersyukur bahwa niat baik kami dalam menggalang kepedulian terhadap sesama dapat diterima dengan baik oleh teman-teman di sekolah.

 
Gambar 1. Dokumentasi kegiatan PMI


Suamiku juga aktif dalam melakukan aksi donor darah. Setiap kali ada kegiatan donor darah yang diadakan RS di sekitar tempat tinggal kami, maka suamiku mengusahakan diri untuk ikut. Bagaimana dengan aku sendiri? Kondisi kesehatanku dinyatakan belum memenuhi syarat untuk donor darah. Sehingga aku urung memaksakan diri dan mendukung aksi sosial PMI lainnya. Misalnya dengan membeli kupon PMI. Biasanya penggalangan dana berupa kupon dilakukan pada Bulan Dana  PMI. Kegiatan ini rutin dilakukan di SMK tempatku mengajar. Kami, para guru aktif mendorong warga sekolah untuk membeli kupon PMI. Tak hanya itu sekolah kami juga aktif membantu memberikan makanan kepada para korban banjir di daerah Jakarta. 


Nah bagaimana cara lainnya untuk bisa mendukung program PMI? Di zaman yang apa-apa serba online, apa-apa serba transfer,  PMI juga menyediakan layanan perbankan untuk memudahkan bagi siapa saja yang ingin turut menyumbangkan dana. Ayo peduli bantu sesama dengan menyumbang dana ke:

      • Bank BCA Kantor Cabang Utama Thamrin Nomo Rekening : 206-38-1794-5 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
      • Bank MANDIRI Kantor Cabang Kramat Raya Nomor Rekening : 123-00-17091945 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
      • Bank DKI Kantor Cabang Utama Juanda Nomor Rekening : 101-03-17094-7 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.

 
Gambar 2. Dokumentasi kegiatan PMI

Seperti yang dilansir oleh PMI bahwasanya Program PMI bukan saja terfokus pada Donor Darah saja, tapi juga bantuan Dapur Umum di lapangan saat terjadi bencana, pelayanan kesehatan, pelayanan ambulans. Selain itu PMI juga memberikan pelayanan dukungan psikososial bagi korban terdampak bencana, pelayanan pemulihan hubungan keluarga, pembinaan generasi muda dan relawan, pengolahan air bersih, dan sosialisasi atau diseminasi kepalangmerahan.


Kegiatan-kegiatan sosial di atas itulah yang membuatku jatuh hati dengan organisasi PMR dulu. Aktivitasnya yang menyentuh dan bermanfaat bagi sesama sangat tak terlupakan. Semoga semakin banyak orang yag mendonorkan darahnya sehigga makin banyak yang tertolong. Semoga semakin banyak yang mendukung aksi-aksi sosial PMI lainnya. Ayo peduli bantu sesama di Bulan Dana PMI dan bulan-bulan lainnya!


Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Bulan Dana PMI

http://citizen6.liputan6.com/read/2356908/yuk-ikut-lomba-blog-bulan-dana-pmi-berhadiah-total-rp-15-juta
 

2015-12-27

OPPO R7s, gadget keren untuk segala aktivitas

Sekitar enam bulan lalu aku melihat kerumunan orang di depan sebuah counter. Ketika itu saya sedang duduk-duduk di kursi tunggu yang disediakan di sebuah Mall. Mata ini terus tertuju kepada counter tersebut, “apa sih yang dijual?” penasaran aku berkata dalam hati. Setelah celingak-celinguk akupu berhasil melihat banner dari counter itu tertulis OPPO. “Ohhh, ada handphone baru bernama OPPO...” kataku dalam hati. Tapi aku masih heran karena pengunjung counter itu cukup banyak sementara rasanya aku belum pernah mendengar tentang merk tersebut. “Apa aku yang kudet?” Temanku datang dan kamipun segera pergi.



Akupun kembali teringat akan handphone OPPO tersebut setelah menyaksikan iklan di televisi. “Ooooh ini dia yang waktu itu aku lihat, baru ada iklannya.” Iklannya menarik sekali, sebuah handphone yang tahan banting. Diperlihatkan kekuatannya saat diketok-ketok laksana palu. Aku dan suami beradu pandang, “kuat banget ya Hpnya, yah.” Kataku. Dalam iklan yang lain diperlihatkan kemudahan ketika mengis baterai HP, cukup 5 meit dan bisa ngobrol sepuasnya hingga 2 jam! Kisah di iklan itu mengingatkanku pada kisahku dan suami dulu. Dulu, suamiku pernah meneleponku sepanjang aku keluar dari kampus di Margonda Depok kemudian naik angkutan umum hingga sampai di rumah yang jaraknya sekitar 8 km atau satu jam perjalaan karena ditambah macet. What a sweet memory!





Bisa dibilang aku termasuk apik menggunakan handphone, terbukti handphone-ku jarang terjatuh. Tapi itu dulu, sebelum anak-anakku lahir. Anak-anakku memang anak yang aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang besar. Pernah suatu kali, aku diberi handphone baru oleh suamiku dan tiba-tiba saja, praaak...! Nada yang ketika itu masih berusi satu tahun menjatuhkan HP tersebut hingga aku tak mampu berkata-kata. Hingga kini HP yang ada di tanganku tak pernah selamat dari keaktifan mereka. Akupun mengeluh karena kesulitan mengetik lantaran layar touch screen-nya rusak. Kalau ingin beli HP baru aku ingin yang tahan banting dan juga canggih seperti OPPO. Ini nih 7 alasan mengapa aku ingin memiliki OPPO R7s :


  1. Lebih besar, lebih tangguh. Sesuai dengan jargon dari OPPO, ketangguhan ialah hal yang ditawarkan OPPO bagi penggunanya. Dan ini sesuai banget dengan kondisiku sebagai ibu dari tiga anak yang aktif. Setidaknya aku tak perlu khawatir jika kelak anak-anakku memainkan OPPO-ku dan menjatuhkannya. 
    OPPO R7s, lebih besar lebih tangguh
  2. Mengisi baterai lebih cepat dan daya maksimum. Aktivitasku sebagai ibu rumah tangga yang juga mengajar paruh waktu seringkali menyibukkanku. Kalau sedang sibuk sampai-sampai lupa men-charger baterai HP. Aku juga bukan tipe orang yang suka membawa chargeran kemana-mana. Di sekolah aku suka meminjam charger milik teman dan tentunya tidak bisa berlama-lama. Wah kalau pakai OPPO pastinya sangat membantu karena cukup lima menit saja dan baterai HP bisa dipakai selama 2 jam. Urusan mobile jadi tidak terbengkalai.
    Mengisi baterai, hanya 5 menit

  3. Kecepatan tinggi. OPPO memliki RAM sebesar 4GB yang menjamin aktivitas multitasking dengan HP. Kendala terbesar yang kualami sebagai blogger itu kalau HP tidak bisa diajak kompromi alias lemot apalagi sampai nge-hang. Belum lagi jika ingin upload foto, susah dan lama. Bikin bete dan ujung-ujungnya jadi malas nge-blog. Sebab kalau kelamaan di depan HP bisa-bisa urusan lainnya jadi terabaikan. Asyiknya kalau nanti punya OPPO R7s semua aktivitas online jadi lancar, cepat ga pake lama.
  4. Slot microSD 128GB.  Kita bisa menambahkan microSD hingga 128GB yang artinya bisa sepuasnya download game, aplikasi, foto, video apapun tanpa harus repot hapus sana-sini (ups ini mah saya banget). Kembali lagi, anak-anak kan suka sekali men-download game yang mereka suka. Belum lagi aplikasi-aplikasi yang menunjang keperluanku sehari-hari. Kemudian aplikasi penunjang belajar anak-anak. Kegiatan foto-foto, mengabadikan momen tak terlepas dari kebiasaan sehari-hari. Anak main sepeda, foto. Anak pakai seragam baru, foto. Hmm tambah kepingin nih punya OPPO.
  5. Bezel ultra-tipis 2,2 mm, layar tepi lengkung 5,5 inci.  Bentuknya yang tipis memudahkan untuk digenggam dan disimpan di dalam tas mungil. Aku paling suka menggunakan tas berukuran kecil  yang hanya muat HP dan uang saja.  Maklum, aku ini perempuan biker yang selalu memakai motor kemanapun juga. Antar-jemput anak sekolah, ke pasar, mengajar dan lain-lain. Tas kecil membuatku nyaman dan aman.
  6. Kualitas gambar Ultra HD. Zaman sekarang apa saja difoto. Bahkan sekarang ini ada pekerjaan bernama food-photographer, yaitu fotografer khusus makanan. Meskipun aku bukan seorang fotografer handal tapi rasanya tingkat kepercayaan diri aka meningkat jika foto-foto yang di-upload ke sosial media memiliki kualitas gambar yang bagus. Dengan Beautify 3.0 beragam Filter, Double Exposure, Ultra HD semua ini memungkinkan kita untuk mengambil gambar secara selfie dengan bagus dilenkapi dega anti guncag yang menjamin hasil gambar yang jernih. Pengambilan gambar dengan cahaya remang maupun di malam hari juga menunjukkan hasil yang maksimal.
  7. Antarmuka yang user friendly.  Color OS2.1 menyajikan antarmuka yang mudah. Menjauhkan kesan ribet bagi pengguna baru sekalipun. Ini sudah pasti cocok dengan diriku yag memang tidak suka dengan yang ribet-ribet. Maunya langsung klak-klik saja. Makin jatuh cinta nih sama OPPO.
Itulah tujuh alasanku memilih OPPO R7s sebagai gadget baru di tahun baru yang palig pas. Semoga saja aku benar-benar bisa memiliki dan menikmati semua fasilitas caggih yang ada pada OPPO R7s. Aamiin.

Sebenarnya masih banyak kelebihan OPPO lainnya, berikut spesifikasiya:

Spesifikasi OPPO R7s

Dimensi/BeratTinggi 151.8 mm
Lebar 75.4 mm
Ketebalan 6.95 mm
Berat 155g


Parameter DasarWarna Gold, rose gold
Sistem Operasi ColorOS 2.1, Android 5.1
Prosesor Qualcomm MSM8939 Octa-core
GPU Adreno 405
RAM 4 GB
Memori 32 GB (Didukung kartu microSD)
Baterai Baterai 3070 mAh Li-Po (unremovable)

LayarUkuran 5.5 inchi
Tipe AMOLED
Resolusi FHD (1920 by 1080 pixels)
Warna 16 juta warna
Layar Sentuh Multi-touch, Capacitive Screen, Gorilla Glass 4
Mendukung Penggunaan Sarung Tangan dan Sentuhan Layar Basah

KameraKamera Belakang 13-megapixel
Kamera Depan 8-megapixel
Flash Ya
Aperture(Rear/Sec) Rear: f/2.2 Sec: f/2.4
Fitur Lain 720p/ 1080p

Frekuensi GSM 850/900/1800/1900MHz
WCDMA 850/900/1900/2100MHz
LTE Bands 1/3/5/7/8/20/TD-40

Tipe Kartu SIM Dual-SIM: Kartu Micro-SIM dan Kartu Nano-SIM
GPS Ya
Bluetooth 4.0
Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac
NFC Tidak
OTG Ya

Sensor Sensor Jarak
Sensor Cahaya
G-sensor
E-compass


Isi Kotak OPPO R7s
In-ear type earphones
Kabel Micro USB
VOOC Flash Charger mini
Pendorong SIM Card
Documentation
Case

Tulisan ini diikutsertakan untuk mengikuti OPPO R7s blogcontest


Share