Dia adalah tetanggaku, Ka Indri namanya (samaran). Meski baru setahun belakangan ini aku mengenalnya namun ia seperti kakakku sendiri. Usia kami terpaut sepuluh tahun, jadi wajar bila aku menganggapnya sebagai kakakku terlebih aku adalah sulung yang memang tidak memiliki kakak kandung. Perkenalan kami bermula dari anak-anak kami yang memang seusia. Keduanya mengaji di TPA yang sama di Masjid lingkungan perumahan tempat kami tinggal. Dilanjutkan dengan bermain di rumah secara bergantian. Nah dari situlah aku mengenalnya lebih dekat. Hal lain yang membuat kami cocok barangkali karena ia berasal dari Makassar, kampung halaman suamiku. Bahkan jarak rumah kerabat suami dengan rumah ka Indri di Makassar cukup berdekatan. Entahlah, sepertinya aku memang suka bersahabat dengan banyak orang yang berasal dari kampung suamiku. Walau suamikku sesungguhnya lahir dan besar di Jakarta, hanya dua tahun saja ia sempat tinggal di Makasar sana.
Darinya aku belajar memasak makanan ciri khas Makassar dan juga aneka penganan seperti risol, nugget dan es palubutung. Huaa dia pandai memasak. Berhubung aku tidak memiliki alat masak yang cukup lengkap, Ka Indri pun rela membawakan alat masaknya ke rumahku. Padahal kan dia gurunya, bukan hanya itu dia juga membawakan beberapa bahan makanan yang hendak kami buat.
Tak hanya pandai memasak dia juga pandai berdagang. Boleh dibilang dia adalah guruku dalam hal ini. Memang, sejak dua tahun lalu akupun sudah mulai berdagang dengan sasaran pembeli adalah teman-teman guru di sekolah dan tetangga. Peruntunganku di dunia online kala itu tidaklah mulus. Pernah ada pembeli online yang sudah memesan mukena lukis, namun begitu sampai ternyata ia tak cocok dengan warna mukena tersebut sehingga mengembalikan dan minta ditukar dengan uang yang sudah ia bayar. Hal itu membuatku kapok. Rupanya Ka Indri sudah merintis bisnis usaha online baik lewat Facebook maupun via BB. Dia menjual aneka tas bermerek, baju-baju, pashhmina juga mukena lukis. Aku diajaknya berkeliling menemui pedagang yang biasa ia jadikan supplier. Aku seperti dibukakan mata kepada dunia baru yang belum pernah aku tahu sebelumnya. Ka Indri tanpa sungkan memberi tahu semua langganannya padaku. Ia juga berpesan agar tidak menaikkan harga kelewat tinggi, banyak pesanan berarti juga banyak untung. Biar sedikit lama-lama akan menjadi bukit. Pengetahuan yang kuperoleh darinya kucoba jalankan hingga aku bisa pergi sendiri tanpa harus ditemani. Dengannya juga sering aku berdiskusi mengenai beberapa hal mengenai ajaran agama. Dari situ aku mengetahui bahwasanya ia juga memiliki pengetahuan agama yang mendalam dan juga bahasa arab yang cukup baik. Bagiku ia adalah seorang istri, ibu dan juga muslimah yang baik lagi taat.
Siapapun yang mendengar juga melihat langsung kisah hidupnya, pasti akan menitikkan air mata dan merasa sangat bersyukur dengan keadaan hidup saat ini. Tak lama usai pernikahannya, suami Ka Indri yang seorang pelaut terserang penyakit mata yang aneh. Awalnya hanya sekedar buram saja bila melihat dan itupun hanya kambuh sesekali. Lama kelamaan penyakit itu membuat mata suami Ka Indri menjadi tak bisa melihat lagi. Jadilah pengantin baru itu bolak-balik pergi ke Rumah Sakit untuk berobat. Semua Rumah sakit terbaik di negara ini sudah mereka kunjungi, namun hasilnya tetap belum nampak. Para dokter yang juga professor di bidangnya tersebut juga tidak bisa memberikan kepastian mengenai nama dari penyakit yang dialami oleh sumai Ka Indri. Beberapa kali didiagnosa hingga akhirnya divonis mengidap penyakit langka yang bernama Behcet. Singkatnya, sindrom Behcet adalah gangguan langka yang menyebabkan peradangan kronis pada pembuluh darah di seluruh tubuh. Penyebab pastinya tidak diketahui, tetapi mungkin disebabkan oleh gangguan pada autoimun, artinya sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel tubuh yang sehat. Faktor genetik dan lingkungan mungkin juga bertanggung jawab atas penyakit Behcet ini. Peradangan penyakit Behcet menyebabkan berbagai gejala yang awalnya mungkin tampak tidak berhubungan. Tanda-tanda dan gejala penyakit Behcet bervariasi dari orang ke orang dan dapat datang dan pergi sendiri. Pengobatan bertujuan untuk mengurangi tanda dan gejala penyakit Behcet dan mencegah komplikasi serius, seperti kebutaan*).
Penyakit ini juga yang menyebabkan Ka Indri sulit hamil, setelah suami berhenti mengonsumsi obat-obatan kimia yang diresepkan dokter dan beralih ke obat herbal barulah mereka dikaruniai anak setelah lima tahun menikah. Kondisi ini juga mengharuskan Ka Indri untuk berperan ganda, selain menjadi ibu rumah tangga dan tulang punggung keluarga. Bila kebanyakan istri dibonceng suami saat mengendarai motor, maka tidak untuk dirinya. Keterbatasan suami membuat kondisi menjadi terbalik. Begitupun bila suami hendak ke masjid untuk menunaikan sholat berjamaah, dengan penuh kasih ia menuntunnya. Kini ketika usia anak mereka berajak lima tahun, tak jarang sang anak lah yang menuntun papanya menuju masjid. Pemandangan itu akan selalu menjadi hal yang mengharukan bagi kami tetangga yang melihatnya. Dengan dibantu suami sedapatnya, Ka Indri masih harus mencuci, menyetrika baju, memasak juga merapihkan rumah. Syukurlah masih ada saudara, kawan dekat juga para tetangga yang ringan tangan membantu kehidupan mereka. Tapi Ka Indri tak pernah menengadahkan tangan untuk itu semua, ia tetap bekerja keras di setiap hari yang ia lewati. Inilah sepenggal kisah, tentang dia tetanggaku.
Sumber:
*)http://health.detik.com/read/2011/09/05/090150/1715470/770/penyakit-behcet-sebabkan-peradangan-pembuluh-darah
http://medicastore.com/penyakit/551/Sindroma_Behcet.html
speechless, bener2 inspiratif true story ttg tetangganya
BalasHapuswaw komennya cepet banget :) iya, sudah lama ingin menulis tentang beliau, baru sempat sekarang. Dan rasanya masih banyak yang belum saya tuangkan tentangnya.
BalasHapussangat inspiratif cerita tetangganya.... baru tau ada penyakit itu.
BalasHapusKeren yah... Mbak beruntung deh,bisa mengenal langsung sosok inspiratif seperti beliau.
BalasHapusSalam hangat dari bumi makassar,mbak. Pallubutung memang enak! #eh
hehehe...
ya saya merasa beruntung, bagaimana tidak? banyak ilmu agama, ilmu memasak, ilmu berdagang yg saya peroleh dari dirinya secara gratiss :) Belum lagi kue-kue gratis yang beberapa kali dikirimnya :) mba Diena dari Makassar juga ya? Kapan ya aku bisa kesana ?
BalasHapusIyaa... saya lahir dan besar di Makassar, yuk Mbak, jalan2 ke Makassar, makan pallubutung dan coto makassar langsung di kota aslinya... :)
BalasHapusSalam sama tetangganya yah, mbak :D
Bund, Asyik bgt ya punya tetangga begitu. Kebalikannya sm sy tetangganya ...
BalasHapus*ih malah jd ghibah nantinya, nggak jd deh curcolnya*
sebelumnya ada jg tetangga yang engga banget, tapi udah pindah :)
BalasHapusmudah mudahan tetangganya diberi banyak berkah dalam hidupnya.
BalasHapus