Menulis di blog, seperti yang saat ini saya lakukan, tidaklah se-enteng halnya menulis pada lembaran buku catatan harian (diary). Kalau dulu segala keluh kesah yang ditumpahkan pada sebuah buku merupakan rahasia, bahkan dulu saya mengunci buku diary saya dengan gembok, sekarang berganti statusnya menjadi rahasia umum karena menulis di blog ataupun berbagai tempat di dunia maya itu berarti dapat diakses oleh siapapun dan dimanapun, kecuali kita mengatur aksesnya. Gegar budaya, itulah mungkin yang terjadi pada diri kita saat ini. Ke,ajuan teknologi dan perkembangan budaya merubah kebiasaan kita. Tadinya, hal ini (menulis di blog) adalah hal yang biasa saja buat saya, namun belakangan ini banyak kasus akibat dari menulis di dunia maya.
Contoh yang paling populer adalah kasus yang dialami oleh Ibu Prita. Meskipun disini, bagi saya bukan beliau yang bersalah, namun itulah akibat dari gegar budaya tersebut. Kemajuan yang terjadi tidak diiringi dengan kebijaksanaan dari diri kita dalam menyikapi sebuah tulisan (meskipun sopan) yang menyinggung diri kita.
Pada saat yang lain saya mendapati kasus seorang siswa yang menghujat gurunya dengan kata-kata kasar di sebuah situs pertemanan yang sedang menjadi buah bibir. Saya akui, kata-kata tersebut demikian kasar dan tak dapat ditoleransi. Meskipun permasalahannya hanya sekedar antipati terhadap guru tersebut dikarenakan hal-hal di sekolah. Mungkin, dulu kita juga pernah 'tidak suka'terhadap guru tertentu dikarenakan hal-hal tertentu, namun barangkali kata-kata tersebut tidak akan sampai hati keluar dari mulut kita ataupun kalau sempat terucap barangkali yang mendengar hanya teman kita saja. Namun ketika katakata tersebut diposting dan dijadikan status message di sebuah situs pertemanan yang begitu familiar dan dapat diakses oleh siapa saja bahkan oleh guru tersebut. Rasanya, hal itu akan menjadi sangat tidak ketis dan menimbulkan masalah yang runyam. Misalnya bila tulisan itu dibaca oleh siswa lainnya, guru lainnya bahkan oleh pimpinan sekolah ataupun orang tua murid, tentu akan memojokkan bahkan menghina guru tersebut secara personal. Sebagai guru KKPI, ini merupakan teguran bagi saya untuk dapat mengarahkan murid-murid saya untuk dapat meggunakan teknologi pada tempatnya. Lebih dari itu mengajarkan bagaimana etika menulis di dunia maya (di blog, forum maupun website lainnya). Bila, kita ingin sekedar menulis uneg-uneg yang rasanya kurang pantas untuk dipublikasikan, baiknya lakukanlah di blog yang dapat mengatur akses seperti pada multply ini. Saya pun melakukannya. tulisan itu bisa hanya ditujukan kepada sahabat-sahabat terdekat, keluarga atau hanya pada diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar baik berupa kritik maupun apresiasi baik yang sopan amat saya nantikan, terima kasih telah singgah di blog ini :)