2024-10-29

Meet Up sama Sherly, si Hiu Paus yang lagi viral

Lamaaa banget ga ngeblog, tapi kali ini maksain diri buat meninggalkan jejak di blog ini gara-gara si Sherly dan aneka kuliner Gorontalo yang unik.

Sebenernya ini bukan disengaja awalnya, kalau bisa dibilang ini tuh ketiban rejeki yah. Jadi, ada temen yang mendadak ngga bisa tugas ke Gorontalo, ndilalahnya dia ngomong depan aku dong. Ya udah sat set, karena tanggalnya cocok, meskipun kudu berangkat lusa ya udah langsung ada cusssss....!

Setibanya di Gorontalo langsung disuguhi pemandangan gunung sebagai background dari Bandara Djalaludin. Lalu tak hanya mata, lidah pun langsung dimanjakan dengan aneka kuliner khas Gorontalo. Tak pernah ketinggalan yang namanya jagung, ikan dan sambal. Ikannya itu macam-macam dan semuanya segaaarr, fresh from the sea. Ikan cakalang, ikan lajang pakai sambal dabu-dabu mantap benarrrr.... 




Oke... lanjut ke topik utama kita yaitu Meet Up dengan Sherly si Hiu Paus viral!

Gimana si awal ceritanya Hiu Paus yang merupakan ikan terbesar  di dunia ini datang ke Laut Gorontalo? Jadi... di tahun 2014 ada kebocoran limbah pabrik udang sampai ke laut, sehingga terciumlah aroma udang tersebut sehingga berdatangan hiu paus di tahun 2014. Setelah itu ada upaya penelitian sehingga hiu paus yang berdatangan tersebut dipasang chip sehingga dapat dideteksi keberadaannya.



Tadinya hanya 2 hiu paus lalu bertambah hingga 21 hiu paus berdatangan, nampaknya mereka suka sekali kulit udang sehingga untuk memancingnya agar mau difoto juga dengan pakan kulit udang.



Serem gak sih foto bareng Hiu Paus yang besar itu? Hmm.... awalnya sih memang agak takut juga, tapi pas sudah sampai disana, ternyata banyak perahu-perahu dan untuk berfoto juga banyak penjaganya. Dan satu informasi yang penting, hiu paus ini makan plankton jadi amanlah, tak akan menggigit!


Jadi ini fotonya diambil menggunakan drone, untuk mendapatkan foto yang cantik bukan hal yang mudah juga ya. Kalau beruntung, bisa dapat pose bagus sekali datang hiu pausnya. Tapi kalau lagi kurang beruntung, mesti memanggil hiu paus untuk mau mendekat ke perahu untuk foto 2-3 kali. Kita harus sigap mendengarkan instruksi dari penjaga yang menemani kita, kapan harus duduk, harus berbaring di perahu dan juga melakukan berbagai gaya. Supaya fotonya lebih ciamik, bisa juga siapkan kacamata hitam dan pakaian yang cocok untuk bergaya dengan si Sherly. Saran saya, kalau mau foto lebih baik foto saja seperti yang saya lakukan, jadi wajah juga terlihat jelas. Kalau diving/menyelam, ketika berfoto wajahnya jadi tidak terlihat jelas. Apalagi kalau tiba-tiba malah ngeri lihat mulut hiu pausnya terbuka lebar, akhirnya mau foto malah gak jadi dehh...



behind the scene, perjuangan foto dengan Sherly

Selain bisa melihat hiu paus, mata kita juga dimanjakan dengan keindahan alam bawah laut disana, meskpun hanya dari pinggir perahu bisa terlihat ikan warna-warni yang indah, bintang laut dan juga aneka terumbu karang. Entah kapan saya bisa berkesempatan untuk menyelam ke bawah laut, kira-kira bisa gak ya?


Di Pantai Botubarani, Teluk Tomini ini di sore hari juga ada keindahan lainnya yaitu saat matahari terbenam, yup sunset. Kebiasaan disana, setiap malam kamis atau malam minggu itu ramai wisatawan disana ada juga yang berkemah di pinggir pantai. 




Diantara pantai-pantai yang pernah saya kunjungi (Ambon, Aceh, Bengkulu, Palu), pantai di Gorontalo dapat dibilang sederhana. Namun, keunikannya memang adanya kemunculan si Hiu Paus. Yang pastinya bikin kangen selepas dari Gorontalo yaitu kulinernya yang khas. See you again...!



2022-03-22

Yang terakhir untuk Bapak

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ 

Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (QS. Al Ankabut: 57).


Kehidupan dunia memang hanyalah sementara, setelahnya masih ada kehidupan lain yang harus kita jalani. Kehidupan di alam kubur, hari kebangkitan, hari penimbangan, hari perhitungan, jembatan shirotul mustaqim, sampai akhirnya tiba di keabadian surga dan neraka. 

Ketiadaan bapak pada tanggal 22-2-2022 semakin menyadarkanku akan dekatnya kematian dan datangnya yang tak disangka-sangka. Meskipun bapak sudah sakit-sakitan sejak awal 2020 lalu, persis sebelum pandemi covid-19. Datangnya pandemi memang menjadi salah satu alasan keterlambatan penanganan penyakit bapak. Ketakutan adanya covid-19 sehingga enggan datang ke rumah sakit untuk check up dan terapi.

Penyakit bapak kami ketahui ketika bapak terjatuh dari motor ketika akan mengantar anak-anakku ke sekolah. Baru saja sampai di depan pagar, tiba-tiba motor oleng dan terjatuh. Mulai saat itu, aku melarang bapak untuk mengendarai motor. Setelah itu bapak berjalan menggunakan tongkat, namun lagi-lagi bapak terjatuh terpeleset di kamar mandi. Lama kelamaan kondisi bapak semakin drop hingga akhirnya bapak perlu dibantu untuk bangun dan semakin lama semakin berat untuk membopong bapak. 


Saat membopong bapak untuk terapi ke RS

Syukurnya, karena pandemi, aku dan suami bekerja di rumah juga anak-anak belajar di rumah. Sehingga kami bergantian membantu ibuku menjaga dan merawat bapak. Terutama putra sulungku, Syahdu. Dia-lah yang menjaga dan menjadi teman mengobrol bapak sehari-hari. Rasanya, syukurku bertambah karena telah diberikan putra sulung yang dapat membantu menjaga eyangnya. Allah Maha Tahu keperluan hamba-Nya.

Setelah pandemi mereda, pada akhir tahun 2020, kami mulai melakukan ikhtiar terapi sampai di awal tahun 2022. Diagnosa dokter yaitu gejala Parkinson sehingga perlu melakukan terapi intensif. Tidak mudah melakukan terapi bolak-balik ke rumah sakit dalam kondisi bapak yang tidak dapat berjalan sendiri. Meskipun adanya bantuan dari kolega adik perempuanku dan bantuan dari para perawat rumah sakit sangat membantu dan memudahkan kami dalam melaksanakan terapi, namun pulang-pergi ke RS bukanlah hal yang mudah. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk melakukan terapi di rumah.




bapak menunggu terapi hiperbarik di RS

Kondisi bapak sempat ada peningkatan, mulai bisa berjalan menggunakan tongkat penyangga. Namun tiga hari terakhir sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir, bapak sempat drop. Aku sempat heran, mengapa bapak bisa tiba-tiba drop? Tidak nafsu makan, sulit menelan makanan dan minuman. Kemudian bapak lebih sering tidur dari biasanya. Ketika aku menjenguk bapak bersama suamiku bapak sempat meracau tidak jelas. saat itu aku hanya mengingatkan bapak untuk tetap berdzikir dan istigfar.

Karena bapak sakit dan di saat yang sama ibuku juga jatuh sakit, akupun stand by di rumah orang tuaku (rumahku dan rumah orang tua berada dalam pagar yang sama). Pagi menjelang siang sekitar pukul sepuluh, aku menunggui bapak selesai dimandikan oleh adikku dan juga Syahdu anakku. Setelah itu aku berniat ingin menyuapi bapak makan, mengingat bapak sangat sedikit makannya. Namun, ketika aku menghampirinya, bapak sedang tertidur. Akupun agak ragu membangunkannya. Namun, karena hari sudah siang aku pun memaksakan diri membangunkan bapak. Aku terkejut ketika bapak tidak juga bangun. Bahkan, nafas yang biasanya terdengar tidak lagi ada. Aku segera memanggil adikku yang baru saja memandikan bapak tadi, meminta dia untuk memeriksa bapak. Namun, bapak tidak juga bangun. Panik tentu saja. Namun aku berusaha berpikir  dan mencoba tenang. Akupun berlari ke rumah tetanggaku yang juga seorang perawat, aku memintanya memeriksa bapak, kalau saja masih bisa ditolong. aku juga menyuruh adikku segera memanggil dokter terdekat. 

Dalam ketegangan aku hanya bisa berdoa semoga bapakku hanya hilang kesadaran saja. Semoga saja masih bisa ditolong, karena kulitnya kupegang masih terasa hangat. Raut wajahnya benar-benar memperlihatkan seperti sedang tertidur pulas. Setelah diperiksa oleh tetanggaku, dia mengatakan kalau bapak sudah tidak ada. Tak lama dokter pun datang dan memeriksa bapak. Hasilnya sama, dokter menyatakan bapak sudah tiada.

إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

innā li-llāhi wa-inna ilayhi rājiʿūn.
(Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)

Aku tidak tahu mau berkata apa, ini bukan akhir yang kuharapkan setelah melakukan berbagai upaya yang kami mampu. Namun, inilah kenyataannya bahwa semua perjuangan merawat bapak telah berakhir pada hari itu. Meskipun semua upaya itu tak membuahkan hasil yang kami harapkan, namun aku tak menyesalinya karena telah berupaya maksimal. Hanya Allah yang Maha Mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya. Semoga saja kesabaran bapak selama sakit menyebabkan gugurnya dosa-dosa bapak selama ini dan menjadi pahala yang berlipat ganda. Sungguh, sebuah taman surga sudah berlalu dari hadapan kami.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Siapa saja yang menjenguk orang sakit akan senantiasa berada di kebun surga sampai ia kembali. (HR. Muslim)

Ibuku yang juga sedang sakit dan berbaring di kamar lainnya diberitahu adikku adanya musibah ini. Namun ibuku tidak mampu untuk bangun melihat bapak karena kondisinya yang mual parah akibat vertigo. Sementara aku segera menghampiri suamiku di rumah, karena diantara keluarga kecl kami suamikulah tentunya yang dapat mengurus semua urusan memandikan hingga mengubur bapak. Beruntung kami juga dibantu oleh tetangga di sekiar rumah yang diantaranya merupakan pengurus RT/RW di lingkungan kami. Alhamdulillah, aku tidak terlalu disibukkan dengan hal-hal berkaitan dengan persiapan penguburan. Tak lupa akupun mengabari mbah putri di solo, ibu dari bapakku. Dengan kondisi mbah yang juga tidak memungkinkan untuk datang maka aku menyampaikan agar mbah tidak perlu memaksakan diri untuk datang. Sehingga proses penguburan bapak tidak menunggu terlalu lama dan dilakukan sore hari setelah sholat asar.

Berkat teknologi video call, mbah tetap dapat melihat bapak sebelum dikubur hingga proses penguburan selesai meski hanya melalui telepon. Sesaat sebelum jenazah bapak dibawa ke Masjid untuk disolatkan, ibuku dan keluarga serta kerabat berkumpul untuk melihat bapak untuk terakhir kalinya.




ibuku bersama kerabat mendoakan bapak sebelum disolatkan

Keluarga bapak yang terdekat baik kakak dan adik bapak berdatangan hadir, juga teman-teman kantorku dan kolega keluarga kami. Sebagian diantaranya sempat menyolatkan bapak bersama kami semoga menjadi syafaat bagi bapak dan memberikan pahala bagi yang menyolatkan. 

 “Tidaklah seorang muslim meninggal dunia lantas dishalatkan (shalat jenazah) oleh 40 orang yang tidak berbuat syirik kepada Allah sedikit pun melainkan Allah akan memperkenankan syafa’at (do’a) mereka untuknya.” (HR. Muslim no. 948)

Bagiku menyolatkan jenazah adalah hal yang penting, karena itulah saat penghormatan terakhir dan permohonan ampun bagi jenazah. Karenanya, aku lekas mengajak anak-anak dan adik-adikku untuk menyolatkan bapak. Bapak disolatkan di masjid dekat rumah sebagaimana harapannya sewaktu itu kepadaku.

“Barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth. Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qiroth.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab, “Dua qiroth itu semisal dua gunung yang besar.” (HR. Bukhari no. 1325 dan Muslim no. 945).

Dan kamipun menuju peristirahatan terakhir bapak. Cuaca siang hingga sore itu sempat hujan namun hanya gerimis saja dan tidak lama. Prosesi penguburan yang dilakukan sederhana saja sesuai dengan tata cara penguburan mengikuti sunnah Rasulullah shollallahu 'alayhi wasallam, 

Tak lupa kami ucapkan doa memasuki kuburan sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah shollallahu 'alayhi wasallam,

Assalamu Alaikum Ya Ahlad Diyar Minal Mukminin Wa Muslimin,Wa Inna Insya Allahu Bikum La Hiqun, Nasalullahi Lana Walakumul 'Afyah.

Artinya: "Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari (golongan) orang-orang beriman dan orang-orang Islam. Kami insya Allah akan menyusul kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan kalian."


tempat peristirahatan terakhir bapak

Sedangkan bagi orang-orang yang menguburkan jenazah masuk ke liang lahat agar mengucapkan doa Bismillahi Waala Millati Rosulillah. Bagi para pengiring jenazah dapat berdoa sebagaimana doa pada sholat jenazah.

Allahummaghfir Lahu Warhamhu, Wa’aafihi Wa’fu ‘Anhu, Wa Akrim Nuzulahu, Wa Wassi’madkhalahu, Waghsilhu Bil-Ma’i Watstsalji Wal-Baradi, Wanaqqohi Minal Khotoya Kamaayunaqqottsaubu Abyadhu Minadanasi, Waabdilhu Daaron Khoiron In Daarihi, Waahlankhoiron Min Ahlihi, Wazaujan Khoiron Minzaujihi, Waqihi Fitnatal Qobri Wa’adaabinnar.

Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, belas kasihanilah dia, hapuskanlah dan ampunilah dosa-dosanya, muliakan tempatnya (ialah surga) dan luaskanlah kuburannya. Basuhkanlah kesalahan-kesalahannya sampai bersih sebagaimana bersihnya kain putih dari kotoran. Gantikanlah rumah lebih baik daripada rumahnya yang dulu, keluarganya lebih baik daripada keluarganya yang sulit; dan masukkanlah ia ke dalam surga dan jauhkanlah ia dari siksa kubur dan siksa api neraka."

Ucapan terima kasih kami sampaikan atas perhatian, simpati, bantuan serta doa-doa yang disampaikan kepada kami sekeluarga. Jazakumullah khayran katsiran.



“Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Jumu'ah : 8).

Semoga bapak meninggal dalam keadaan husnul khotimah, begitupun dengan kita semuanya kelak sehingga dapat berkumpul kembali di jannah-Nya. Aamiin...


Sesungguhnya mati hanyalah kehilangan di dunia

Karena sebenarnya yang mati hanyalah mendahului kita pergi 

menuju kehidupan selanjutnya

Hingga akhirnya kita berkumpul kembali di alam keabadian, 

semoga itu adalah surga-Nya yang mulia

Mengenangnya ialah dengan 

menceritakan kebaikannya, 

melantunkan istigfar untuknya,

dan mendoakannya




2021-12-31

One Day Trip di Jogja, Wisata Alam Bersama Keluarga

Akhirnya pekan ujian anak-anak sekolah sudah usai, meskipun liburnya beda-beda ada yang diundur ada yang tetap seperti semula tapi intinya semua sudah selesai belajar di semester ganjil tahun ini. Dan bertepatan dengan usainya pekan ujian, saya kembali ditugaskan ke Kota Pelajar. Gak tanggung-tanggung sekitar 7 hari loh dari tanggal 17 sampai dengan 21 Desember. Otak langsung mikir dong, kalau sepekan full pergi ninggalin rumah kok kayaknya ga enak banget yah, kasian my princess Fiya bisa kangen berat sama bundanya 😍

Setelah menimbang dan menyiapkan segala hal, kuputuskan untuk mengajak anak-anak (pengawal nomor 1 sudah pasti yah, baca: my husband). Anak-anak excited banget, terutama the princess karena mereka memang belum pernah ke Jogja. Kalau abangnya sudah pernah kuajak dua kali kesana, gantian sama pengawal nomor 1. Bukan hal yang mudah mengajak sekeluarga pergi keluar kota mengingat kondisi bapak dan ibu yang juga memerlukan perhatian khusus. Oleh karena itu, selain menyiapkan berbagai perlengkapan untuk pergi, aku juga harus menyiapkan orang-orang yang bisa menggantikan kami menemani bapak dan ibu. Alhamdulillah Allah memudahkan dengan mengirim kami orang-orang baik untuk menjaga bapak dan ibu termasuk kerabat terdekat yang juga bantu memantau mereka.

Kali ini kami memilih menggunakan Bis Agramas Double Decker sebagai pilihan transportasi ke Yogyakarta.  Anak-anak antusias sekali bepergian dengan bis, duduk di bagian atas sehingga bisa melihat pemandangan dengan leluasa sandaran kursi dan kaki yang cukup nyaman sehingga bisa beristirahat selama perjalanan. Kami memilih perjalanan malam yang dimulai pukul 15.00 WIB dari Terminal Jatijajar Depok. Tiba di Yogyakarta sekitar pukul 02.00 WIB karena lalu lintas yang agak macet. 


Bis Agramas

Tips jika memilih bis untuk bepergian:

Bis doubledecker lebih nyaman karena tidak ada pengamen/penjual yang turun naik bis. Kemudian ada pilihan kursi bagian bawah yang jauh lebih nyaman sehingga cocok jika bepergian di malam hari atau menempuh perjalanan jauh. Kursi bagian bawah memiliki space yang lebih lebar, biayanya tentu lebih mahal ya. Bis doubledecker Murni Jaya mematok harga 250rb/kursi bagian bawah dan 200rb/bagian atas. Sedangkan Agra Mas mematok 270rb untuk kursi bagian bawah dan 220rb untuk kursi bagian atas. Kursi bagian atas Agramas lebih nyaman karena memiliki sandaran kaki.

Jika tidak kuat dingin, jangan lupa bawa jaket dan juga tambahan kain/selimut tipis. Di bis memang disediakan selimut, tapi lebih baik bawa sendiri (mengingat pandemi). Bawa juga minimal 1 botol air minum, biasanya air minum dibagikan 2-3 jam setelah berangkat atau sampai penumpang semuanya sudah diangkut. Camilan juga perlu disediakan jika tidak ingin kelaparan, karena jatah makan cuma ada 1x saja.Tisu kering dan tisu basah juga perlu disiapkan jika diperlukan juga hand sanitizer. 


Tiba di Jogja

Setibanya di Jogja, kami memesan taksi online untuk mengantar ke hotel tujuan. Taksi online termasuk mudah didapatkan, Minimarket terkenal yang berseliweran di Jakarta juga banyak ditemukan di Jogja. Tidak seperti di Solo yang sangat jarang ada minimarket kecuali di tempat-tempat tertentu. Kami menginap di Grand Rohan Hotel Syariah, salah satu hotel favoritku yang anak-anak pasti suka. Kamarnya besar, kolam renangnya memadai dengan kebun di sekitarnya, menu sarapan yang variatif dan tentunya suasana islami yang sangat baik jika berlibur bersama keluarga.

Di sela-sela kegiatan kantor ada satu hari penuh untuk kami bisa berkeliling wisata Yogyakarta. Destinasi pertama yaitu menuju Tebing Breksi. Suasana wisata agak ramai, tapi karena hari Senin pastinya tidak seramai weekend ya... Jadi lalu lintas pun cukup lancar dan suasana wisata masih bisa terasa. Di Tebing Breksi ini kita bisa melihat panorama alam Yogya yang indah, jika ingin kuliner juga tersedia warung-warung dan tenda-tenda makanan khas Yogya maupun aneka camilan. Harganya relatif terjangkau, misalnya saja sosis bakar seharga 15rb/potong, minuman juga varatif antara 5000- 15.000/cup. 


Jika ingin santai menikmati jajanan yang ada di sekitar tebing ataupun ingin berfoto-foto, disini disediakan kursi-kursi yang didesain seperti stadion. 



Bagi yang ingin menikmati panorama alam yang lebih menarik, bisa naik melalaui tangga yang disediakan. Disana juga ada spot-spot instagrammable seperti foto Nada dan Fiya ini, cantik kan? Siapa yang ingin berfoto dengan burung hantu? Bisa juga loh, jangan takut, burung hantunya sudah jinak kok.


Perjalanan berlanjut ke Hutan Pinus Pengger yang berlokasi di Desa Terong, Bantul, Yogyakarta. Tiket masuknya cukup murah, hanya Rp.3000/orang. 


Cocok banget menghilangkan penat disini, setelah berkutat dengan layar laptop dan hape. Melihat pemandangan dan menghirup udara segar di hutan pinus sembari bercakap-cakap di tengah hutan.  



Asiknya lagi, disini disediakan ayunan tradisional. Jadi ingat waktu kecil dulu main di hutan cakra dekat rumah (dulu jaman saya SD-SMP masih ada hutan di daerah Jakarta Barat). Pengalaman yang cukup menarik buat Nada dan Fiya nih.



Cilukbaa.... disini juga ada sarang burung yang besar banget, Bisa buat main petak umpet juga bisa untuk foto-foto.

Setelah ini selanjutnya menuju rumah makan Sido Kumpul (SKP) Sky view, makan serasa di awan.




Menu makanan sederhana namun terasa nikmat karena ditemani dengan panorama alam yang indah, memang seperti di awan.

Destinasii terkahir yaitu menuju HEHA Skyview, disini surganya spot foto instagrammable yang indah-indah. Disini juga disediakan spot foto khusus yang menggunakan jasa fotografer, selanjutnya kita bisa memilih foto mana yang ingin diambil dengan membayar 5000/per foto.


Tersedia juga fasilitas gratis untuk bersantai sepeti kursi bantal dan juga ayunan. Hanya saja karena sore itu terik jadi silau dan kurang pas untuk bersantai.


Wah kaka Nada dan Fiya lagi mainan ayunan dimana ih, cakep ya backgroundnya? Itu pemandangan asli loh!


Coba tebak, foto mana yang menggunakan jasa fotografer? 



Kalau ingin meneropong pemandangan, bisa memasukkan koin senilai Rp5000 untuk melihat pemandangan melalui teropong selama 1 menit. Sayang, karena sudah sore, kami kehabisan koin dan cuma kebagian 1 koin saja.

Jalan-jalan kamipun berakhir disini. Meskipun tak bisa berlama-lama, tapi sudah tiga tempat kami kunjungi dalam satu hari. Gimana, tertarik juga ke Jogja? 







2021-11-04

Review Buku : Ngopi Ala UPI (karya Prof. Dinn Wahyudin)

Bagaimana rasanya diberi buku yang ditandatangani langsung penulisnya? Pastinya bangga ya? Begitupun perasaanku saat itu. Apalagi diberi oleh seorang Professor yang cukup dikenal di Indonesia maupun Internasional. 


Prof. Dinn saat menandatangani buku untuk saya

Buku Ngopi ala UPI karya Prof. Dinn Wahyudin, MA dari UPI merupakan kumpulan tulisan ringan yang beliau sampaikan melalui media sosial, kemudian diterbitkan oleh UPI Press. Saya termasuk yang mendapat kehormatan membaca tulisan-tulisan beliau melalui japri whatsapp tiap akhir pekan.

Buku Ngopi ala UPI


Buku yang didedikasikan sebagai hadiah Dies Natalis ke 67 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini terdiri dari 3 bagian dengan 37 judul tulisan. Bagian pertama yaitu tentang akademik dan kehidupan kampus UPI yang berisi 10 judul tulisan yaitu:
  • UPI Edun
  • Sepuluh Pesan Prof. Mr. Muhammad Yamin
  • Library Pens Until Night
  • University Platform
  • Era Baru TV-Digital University
  • Normaal School-1914
  • Goeroe banten & UPI Bahari
  • UPI Kampus Tasik & Creative City
  • Sekolah Laboratorium
  • Le Musee National

Dilanjutkan dengan bagian kedua yang mengangkat tema lingkungan, sosial, dan budaya kampus, berisi 10 tulisan yaitu:
  • Open Campus Car
  • Balada Angsa Kampus
  • The Tunnel of Science
  • Anggrek Kampus
  • Sersan Surip
  • Ghosting Campus
  • You Are The Champion
  • The Music of Nature
  • Kampus dan Pasangan Hidup
  • Misteri M'isolo E Vivo

Kemudian bagian terakhir berisi topik tentang Sosial, Budaya, Pendidikan Nasional dan Global dengan 17 judul tulisan yakni:
  • Rumah Singgah
  • Guru Berduka
  • Ramadhan & Lunar Calendar
  • Surat dari Yangon
  • The Last Train In Hokkaido
  • Literasi Ilahiyah
  • Universitas di Perbatasan
  • Le Cafe Sur Le Mur
  • Smoke-Free University
  • Siswa Kita di Negeri Jiran
  • Brain Drain Indonesia
  • Perantau Global!!
  • Love Story in Harvard
  • Ethos, Pathos, Logos
  • Spirit Askida Ekmek
  • Tradisi Bakar Batu Baripen
  • Sang Penyiar Heroik
  • Babah Djiauw
  • Efek Kobra
  • Mens Sana In Corpore sano 

Buku setebal 198 halaman ini mudah dicerna namun sarat makna dan pengetahuan. Misalnya saja tulisan berjudul Le Cafe Sur Le Mur yang memiliki pesan moral berbagi makanan/minuman dengan cara yang tidak biasa. Kemudian tulisan kisah sejarah yang belum pernah kuketahui tentang Sang Penyiar Heroik, Ketut Tantri. Seorang penyiar berkebangsaan Amerika yang mencintai Indonesia dengan berjuang melalui siaran radio. Ia menyuarakan perjuangan para pahlawan Indonesia terutama pada peristiwa bersejarah tanggal 10 November 1945. 

Meskpun isi tulisan pada bagian pertama secara khusus mengulas tema mengenai kehidupan kampus UPI namun terdapat juga pengetahuan mengenai sejarah dan semangat dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Misalnya pada judul Goeroe Banten & UPI Bahari yang mengisahkan sejarah berdirinya UPI Kampus Serang program studi kelautan, yang diawali dengan berdirinya Normaal School voor Hulp Onderwizer Banten di jaman penjajahan Belanda. 

Kiriman tulisan via whatsapp


Mengenai penulis buku ini, Prof. Dinn Wahyudin, M.A. adalah Guru Besar dari UPI di bidang Pengembangan Kurikulum. Saya mengenal beliau sebagai Koordinator Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) UPI. Beliau adalah seorang yang rendah hati, bersahaja, kooperatif dan tentu saja memiliki pemikiran-pemikiran cemerlang dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Tulisan-tulisan ringan beliau menemani akhir pekan saya dan juga rekan-rekan yang tergabung dalam program PPG melalui grup whatsapp maupun japri. 

Saya memang telah membaca tulisan beliau sebalum diterbitkan dalam buku, namun membaca ulang tulisan beliau dalam buku ini tidak membuat bosan. Semakin dibaca, semakin saya memahami isi buku ini. tidak hanya itu, saya juga semakin bersemangat untuk menulis sebaik tulisan beliau. Namun untuk bisa menulis sebaik beliau tentunya saya harus memiliki wawasan pengetahuan dengan membaca banyak buku dan tulisan-tulisan. 

Saya juga tak ragu merekomendasikan buku ini untuk dibaca anak-anak saya yang beranjak dewasa, sebagai tambahan wawasan pengetahuan dan pesan moral bagi diri mereka.


2021-09-28

Hotel Porta di Jogja, Memang Beda


Kunjungan ke Jogja kali ini saya menginap di Hotel Porta yang terletak di Jalan Jl. Colombo Yogyakarta No.7, RT.01/RW.01, Samirono,
Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Lokasinya sangat dekat dengan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tempat kunjungan dinas saya.



pintu masuk hotel 

Protokol kesehatan dengan mengecek lumayan menyebabkan antrian di depan pintu hotel, karena perlu mengambil posisi yang pas sehingga dapat terbaca oleh mesin pengukur suhu. Selanjutnya masuk ke lobi, tamu akan melihat meja resepsionis yang bergabung dengan cafe. Berbeda dengan lobi-lobi hotel pada umumnya, lobi yang tidak terlalu luas ini juga sekaligus cafe dan di sebelahnya restoran.


lobi hotel, sepi di malam hari



Mengantri pegambilan kunci kamar, lagi check in


Cafe yang berada di lobi hotel

Ternyata saya dapat di lantai 8, liftnya model baru banget ya yang harus pakai akses kunci ditempelkan baru deh bisa naik ke lantai 8. Sesampainya di lantai 8, lorong kamar terlihat fresh dan terang. Jauh deh dari rasa serem kalau pecahayaan dan interiornya cerah begini. 



Masuk kamar, waw! Desain interiornya berbeda banget dengan hotel-hotel lainnya. Suka banget karena sesuai dengan selera saya sebagai penyuka warna kecoklatan. Temanya juga unik ya, natural, fresh country design gitu. Ada ornamen kayu dan rotan.



Bednya muat bertiga nih!

Karena saya ke Jogja dalam rangka kunjungan kerja jadi, colokan listrik adalah fasilitas yang penting untuk mengisi daya batere laptop dan HP. Ada tiga colokan listrik di area bed, satu di meja belajar, satu di kiri bed dan satunyalagi di kanan bed sebelah bawah. Cukuplah untuk berdua dengan suami saya, jadi ga rebutan. 

Posisi duduk dan mejanya juga nyaman ketika dipakai untuk bekerja, pas lah. Sayangnya saya tidak kuat dingin jadi tidak tahan duduk di depan AC yang mengarah langsung ke arah kursi. Jadi ngetiknya di kasur deh. Fasilitas yang ada di kamar ini standar dengan hotel lainnya ditambah hairdryer yang sudah tersedia. Jika perlu alat setrika pakaian bisa hubungi housekeeping



Kasurnya empuk, bikin mageer




lemari terbuka, keranjang cucian


Compliment-nya lengkap, ada masker dan hand sanitizer




Kamar mandi bersih


Jika ingin makan diluar, hotel ini dekat dengan keramaian jadi jangan khawatir kelaparan. Jika ingin memesan makanan melalui ojek online juga bisa. Gimana, tertarik menginap di Porta?



 

Share