2024-12-04

Ternate, Surga Kecil di Indonesia

Pemandangan atau "view" adalah salah satu alasan orang mencari lokasi buat meet up atau juga makan-makan. Makanya, sekarang ini banyak resto dan cafe yang menata apik interior dan eksteriornya sehingga pengunjung merasa betah dan suka berfoto-foto. Semakin bagus "view"nya biasanya makin mahal harga makanan dan minumannya, Nah, kali ini saya boleh bangga bisa makan memandangi pantai, gunung dan juga pulau-pulau sekaligus! Masya Allah, nikmat mana yang bisa kudustakan?








Selepas mengunjungi Universitas Khairun Ternate, saya diberitahu adanya restoran yang sempat viral di Ternate namanya Grand Fatmah. Di restoran ini kota ternate dapat terlihat dan juga laut, gunung dan pulau Tidore yang ada di seberangnya, gimana? Mahal banget khan view nya...? Makanan disini juga enak-enak . Malam itu saya mencicipi kopi rempah yang bikin stamina semakin menyala setelah berlelah-lelah dari satu pulau ke pulau lainnya memenuhi tugas dari kantor. Pisang bakar dan juga ikan bakar sudah tentu wajib dicicipi, mumpung fresh from the sea!

Lokasi Grand Fatmah ini naik naik naik dan jalanannya mirip seperti ke Puncak, Jawa Barat. Mesti yang sudah terbiasa yang bisa nyetir kesini nih, kalau masih awam kayaknya deg-degan juga yah penumpangnya! Tapi sesampainya disana tentunya perjalanan yang cukup menantang itu terbayarkan 😊



Pulau Ternate ini kelilingnya sekitar 54 km sehingga untuk mengelilingi pulau ini hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam saja loh! Tapi ini kalau tidak pakai mampir dan berfoto pastinyaa... 




Yuk keliling Ternate, pertama mengunjungi Istana Sultan Ternate. Saya hanya berfoto di sekitar halaman istana saja dan tidak masuk ke dalam. Rasanya seperti tak percaya bisa masuk ke dalam Istana yang dulu hanya dilihat dari buku Sejarah. Istana dari Kerajaan Islam tertua dan dihormati pada masanya💖







Selanjutnya ke Benteng Tolukko yang dibangun oleh Portugis untuk menghalau Belanda. Benteng ini terletak di lokasi yang sangat strategis karena sangat dekat dengan lautan. Berada di atas bukit yang cukup tinggi sehingga dapat mengawasi pergerakan yang terjadi di istana kerajaan Ternate. Nah, sekarang ini tentunya menjadi tempat yang menarik untuk bisa berfoto dari atas benteng sehingga dapat melihat pemandangan Ternate.

Di benteng Portugis ini ada beberapa spot foto yang indah juga loh!



Selanjutnya menuju Danau Tolire Besar. Danau ini dikelilingi tebing curam yang tingginya mencapai 60 sampai dengan 80 meter. Diameternya 600 meter, kedalaman maksimum danau 43,1 meter, dan luas badan air 26,5 Ha. Danau ini menjadi habitat berbagai jenis ikan dan buaya muara. Hiiii serem kaann... Ada cerita-cerita mitos dan horor tentang danau ini. Salah satunya yaitu lemparan batu tidak akan sampai ke dalam danau, cuma untuk mencobanya perlu effort yah, karena kalau asal lempar ya memang tidak akan sampai ke danaunya. Duh Danau ini tuh nyeremin banget, hati-hati deh. Kalau bawa anak kecil mending jangan kesini yaa... takut nyemplung ke Danau 😖 



Kemudian berlanjut ke Batu Angus, jadi sesuai namanya ini memang tempat kita bisa melihat batu-batu dari letusan Gunung Gamalama pada tahun 1673. Letusan gunung berapi ini menyebabkan lahar beku yang mengarah ke laut, membentuk tumpukan bebatuan yang tampak seperti hangus terbakar. Batu Angus disebut sebagai tempat yang sempurna untuk melihat kemegahan Gunung Gamalama secara langsung, pemandangan laut biru dan Pulau Hiri di seberangnya.



Masih di Batu Angus ya, bisa foto-foto dengan pemandangan Gunung Gamalama dan laut yah. Serasa jadi orang pulau banget khan?


Tidak jauh dari Danau Tolire Besar, saya diajak menikmati cemilan sore dan kopi rempah di sebuah cafe yang indah dengan pemandangan tepian pantai. Karena saya disana sambil memandu pertemuan virtual, sehingag saya tidak sempat melihat nama cafe tersebut. Kita juga bisa melihat sunset dari sini. 




Dari cerita teman saya, penduduk Ternate ini lebih dekat dengan ras Melayu ketimbang ras suku Ambon, meskipun sama-sama dari kepulauan Maluku namun ternyata mereka berbeda ras. Ini dapat dilihat dari logat berbicara dan juga ciri fisik. Teman saya juga bilang kalau jalan-jalan di malam hari bahkan dini hari di Kota Ternate itu aman, sehingga tidak perlu khawatir. Kalau begini enak ya jadi polisi disana? Semoga saja Ternate tetap aman dan ramah 😍  

Ini mungkin juga karena di Ternate, tidak ada orang yang miskin. Rata-rata penduduk apapun pekerjaannya pasti memiliki kebun rempah-rempah. Kamu tau rempah-rempah apa yang terkenal di Ternate? Yup, pala, kopi, dan sebagainya.  

Tidak hanya polisi yang tugasnya ringan disini, guru juga begitu. Murid-murid di Ternate ini meskipun tidak ada pagar, tapi tidak pernah ada yang keluar dari batas-batas wilayah sekolah tanpa izin. Tidak perlu CCTV untuk memantau murid-murid disini.



Ciri khas makanan daerah timur itu adalah...  pisang. Pisang plus sambal, jangan heran yah! Tentunya juga aneka hidangan laut dan juga papeda. Penduduk wilayah timur yang tinggal dekat dengan laut adalah orang yang beruntung menurut saya, karena mereka dapat menikmati ikan segar yang bila sampai di Jakarta harganya sangat mahal. 




Bercengkerama dengan keluarga maupun sahabat di tepian pantai ini sembari menikmati cemilan khas Ternate, ah sungguh pengalaman luar biasa. Bagaiman dengan orang-orang yang tiap hari tinggal disini ya? Tak berlebihan jika Ternate dijuluki kota paling bahagia di Indonesia versi BPS (Badan Pusat Statistik)😎

Gimana sudah jatuh cinta dengan Ternate?


2024-10-29

Meet Up sama Sherly, si Hiu Paus yang lagi viral

Lamaaa banget ga ngeblog, tapi kali ini maksain diri buat meninggalkan jejak di blog ini gara-gara si Sherly dan aneka kuliner Gorontalo yang unik.

Sebenernya ini bukan disengaja awalnya, kalau bisa dibilang ini tuh ketiban rejeki yah. Jadi, ada temen yang mendadak ngga bisa tugas ke Gorontalo, ndilalahnya dia ngomong depan aku dong. Ya udah sat set, karena tanggalnya cocok, meskipun kudu berangkat lusa ya udah langsung ada cusssss....!

Setibanya di Gorontalo langsung disuguhi pemandangan gunung sebagai background dari Bandara Djalaludin. Lalu tak hanya mata, lidah pun langsung dimanjakan dengan aneka kuliner khas Gorontalo. Tak pernah ketinggalan yang namanya jagung, ikan dan sambal. Ikannya itu macam-macam dan semuanya segaaarr, fresh from the sea. Ikan cakalang, ikan lajang pakai sambal dabu-dabu mantap benarrrr.... 




Oke... lanjut ke topik utama kita yaitu Meet Up dengan Sherly si Hiu Paus viral!

Gimana si awal ceritanya Hiu Paus yang merupakan ikan terbesar  di dunia ini datang ke Laut Gorontalo? Jadi... di tahun 2014 ada kebocoran limbah pabrik udang sampai ke laut, sehingga terciumlah aroma udang tersebut sehingga berdatangan hiu paus di tahun 2014. Setelah itu ada upaya penelitian sehingga hiu paus yang berdatangan tersebut dipasang chip sehingga dapat dideteksi keberadaannya.



Tadinya hanya 2 hiu paus lalu bertambah hingga 21 hiu paus berdatangan, nampaknya mereka suka sekali kulit udang sehingga untuk memancingnya agar mau difoto juga dengan pakan kulit udang.



Serem gak sih foto bareng Hiu Paus yang besar itu? Hmm.... awalnya sih memang agak takut juga, tapi pas sudah sampai disana, ternyata banyak perahu-perahu dan untuk berfoto juga banyak penjaganya. Dan satu informasi yang penting, hiu paus ini makan plankton jadi amanlah, tak akan menggigit!


Jadi ini fotonya diambil menggunakan drone, untuk mendapatkan foto yang cantik bukan hal yang mudah juga ya. Kalau beruntung, bisa dapat pose bagus sekali datang hiu pausnya. Tapi kalau lagi kurang beruntung, mesti memanggil hiu paus untuk mau mendekat ke perahu untuk foto 2-3 kali. Kita harus sigap mendengarkan instruksi dari penjaga yang menemani kita, kapan harus duduk, harus berbaring di perahu dan juga melakukan berbagai gaya. Supaya fotonya lebih ciamik, bisa juga siapkan kacamata hitam dan pakaian yang cocok untuk bergaya dengan si Sherly. Saran saya, kalau mau foto lebih baik foto saja seperti yang saya lakukan, jadi wajah juga terlihat jelas. Kalau diving/menyelam, ketika berfoto wajahnya jadi tidak terlihat jelas. Apalagi kalau tiba-tiba malah ngeri lihat mulut hiu pausnya terbuka lebar, akhirnya mau foto malah gak jadi dehh...



behind the scene, perjuangan foto dengan Sherly

Selain bisa melihat hiu paus, mata kita juga dimanjakan dengan keindahan alam bawah laut disana, meskpun hanya dari pinggir perahu bisa terlihat ikan warna-warni yang indah, bintang laut dan juga aneka terumbu karang. Entah kapan saya bisa berkesempatan untuk menyelam ke bawah laut, kira-kira bisa gak ya?


Di Pantai Botubarani, Teluk Tomini ini di sore hari juga ada keindahan lainnya yaitu saat matahari terbenam, yup sunset. Kebiasaan disana, setiap malam kamis atau malam minggu itu ramai wisatawan disana ada juga yang berkemah di pinggir pantai. 




Diantara pantai-pantai yang pernah saya kunjungi (Ambon, Aceh, Bengkulu, Palu), pantai di Gorontalo dapat dibilang sederhana. Namun, keunikannya memang adanya kemunculan si Hiu Paus. Yang pastinya bikin kangen selepas dari Gorontalo yaitu kulinernya yang khas. See you again...!



Share