2013-10-20

Manajer si Bos Kecil

Menikah dalam usia yang masih cukup muda yaitu 22 tahun membuat banyak orang meragukan kepiawaianku dalam mengasuh anak. Namun berbekal keyakinan juga ilmu parenting dan ilmu agama dari hasil membaca buku-buku, mengikuti seminar maupun berdasarkan pengalaman orang-orang di sekeliling membuatku  yakin dalam setiap keputusan yang  kuambil bagi anak-anakku. Ibu adalah sekolah pertama bagi anak. Itulah yang selalu kucamkan dalam ingatan. Kata-kata pertama dipelajari bayi dari sang ibu. Segala hal yang pertama kali ia tiru didapatkan dari sang ibu. Sebagai seorang sarjana yang juga berprofesi sebagai seorang guru memacu semangatku dalam mendidik anak sebaik mungkin. Meskipun hal itu tidak menjadi beban bahwa anak saya haruslah sosok yang sempurna kelak (mereka telah sempurna sejak kelahirannya). Tingginya ilmu yang kumiliki haruslah bermanfaat bagi anak-anakku. Sehingga aku tidak perlu merasa sia-sia bilapun  tidak berkarir. Maka bekerja sebagai guru honorer adalah pilihan yang kuambil agar mudah mengatur waktu. 

Memberikan nutrisi yang baik sejak masa kehamilan

Syahdu usia 6 bulan
Sejak masa kehamilan aku selalu memperhatikan kesehatan bayi didalam kandungan. Makanan maupun minuman yang tidak sehat bagi calon bayi saya seperti minuman soda dan makanan mengandung MSG sedapat mungkin  dihindari. Sebaliknya, makanan dan minuman yang mengandung gizi yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kecerdasan calon bayi. Demikian juga kesehatan sebagai ibu hamil kujaga dengan menghindari pekerjaan berat dan selalu berpikir positif agar selalu berbahagia. Memeriksakan kehamilan setiap bulan hingga waktunya melahirkan juga salah satu upaya menghindari hal-hal yang tak diinginkan sepanjang kehamilan maupun saat melahirkan. Alhamdulillah kedua anak kami lahir dengan persalinan normal dengan berat badan diatas 3kg dalam keadaan sehat dan normal.

Kelahiran bayi pertama selalu terasa istimewa. Karena sebagai ibu baru pastinya ini adalah pengalaman pertama dan selalu ingin memberikan yang terbaik baginya. Air Susu Ibu (ASI) yang diharapkan mampu memberikan nutrisi terbaik ternyata tidak lancar keluar sebagaimana ibu-ibu lainnya. Tentu saja ini membuatku cukup bersedih hati. Namun atas saran orang tua dan keluarga, pemberian susu formula menjadi pilihan. Gizi yang baik dan harga yang terjangkau  menjadi pilihan utama kami. Alhamdulillah jagoan kami Syahdu Fauzan Abdillah menyukai susu yang diberikan tersebut dan sehat dalam tumbuh kembangnya.  Seiring pertambahan usianya aku pun mulai memberikannya makanan tambahan sesuai dengan porsinya. Sayuran maupun buah-buahan dilahapnya dengan suka hati. Syahdu menjadi bayi yang sehat dan tampak montok, membuat siapapun yang melihatnya menjadi gemas.  

Memberikan stimulus untuk perkembangan kecerdasannya

Syahdu usia 2 tahun
Kecerdasannya semakin terlihat, pada usia 9 bulan Syahdu sudah mampu menunjuk gambar hewan yang tepat sesuai dengan bunyi suara yang  kutirukan. Awalnya iseng saja memperlihatkannya gambar-gambar hewan tapi ternyata lama-kelamaan Syahdu menjadi hapal.  Karena belum bisa berbicara dengan jelas iapun hanya menunjuknya saja.  Syahdu mengucapkan kata pertamanya sekaligus langkah pertamanya pada usia satu tahun. Sejak itu perkembangangan kecerdasannya semakin pesat saja. Sehingga tanpa kusadari Syahdu sudah bisa menyebutkan huruf abjad besar maupun kecil dengan benar di usianya yang kedua. Semua itu dipelajarinya lewat vcd animasi edukasi. Menginjak usia tiga tahun Syahdu telah mampu menjadi operator notebook bagi dirinya sendiri dan juga adiknya. Ia mampu membuka folder miliknya yang sengaja dibuatkan untuknya. Ia mampu menyalakan dan mematikan notebook dengan benar.  Ia adalah anak yang dapat menangkap dengan cepat yang diajarkan kepadanya. 


Memilihkan sekolah terbaik sesuai dengan karakternya

Keinginannya untuk sekolah menggebu-gebu sejak usianya dua tahun. Namun aku tak begitu saja menurutinya karena khawatir ia akan merasa jenuh dan malah malas bersekolah saat usianya sudah cukup nanti. Demi memenuhi rasa ingin tahunya aku memasukkannya ke Taman Pendidikan AlQur’an yang berada di Masjid perumahan tempat tinggal kami. Ia pun cukup senang. Pada usia 2 tahun 4  bulan aku juga memasukkannya pada lembaga kursus anak dengan durasi waktu 2x semingggu dengan lama waktu 1 jam /pertemuan. Sejak awal masuk tak pernah sekalipun Syahdu terlihat cengeng ataupun manja. Ia adalah anak yang mandiri dan ceria. Bahkan aku disuruhnya pulang dan tak perlu menungguinya. Dengan pengaturan seperti itu, aku berharap masa golden age-nya mampu terasah dengan baik namun tanpa meninggalkan keceriaan masa kanak-kanaknya. Buku-buku penunjang juga kubelikan untuk belajar di rumah. 


belajar di TK
mengaji di TPA
Syahdu bersekolah di Taman Kanak-Kanak pada usianya yang kelima. TK yang kupilihkan bukanlah TK mahal karena bagiku fasilitas mewah dari sekolah berbiaya fantastis bukanlah tolak ukur kualitas sebuah sekolah. Bagiku metode pengajaran yang disampaikan guru-lah yang lebih penting. Jarak juga menjadi pertimbangan bagiku.  Ternyata Syahdu mampu mengikuti pengajaran yang ada di TK. Kemampuannya membaca, berhitung dan menulis semakin terasah. Betapa tercengang-cengang diriku melihatnya membaca buku cerita yang kami belikan. Rasanya seperti keajaiban saja.  Begitupun ketika ia menyatakan siap masuk Sekolah Dasar di usianya yang keenam. Beberapa sekolah swasta terdekat kukunjungi satu per satu. Sekali lagi, kenyamanan lingkungan dan metode mengajar guru adalah yang utama bagiku. Keramahan guru juga kepala sekolah amat diperlukan bagi kelancaran komunikasi. Syahdu adalah tipikal anak laki-laki yang cukup aktif bergerak kesana kemari sehingga SD swasta kuharapkan lebih tepat untuknya. Syukurlah Syahdu merasa nyaman bersekolah disana, bahkan diluar dugaan ia mampu berprestasi di kelasnya. 

 desain rumah rancangan Syahdu
asyik merancang rumah idaman
Hobinya menggunakan notebook tidak sebatas bermain game maupun menonton video saja, kini Syahdu sudah mampu mengoperasikan software 3 Dimensi. Awalnya ia hanya tertarik melihat ayahnya asyik mendesain, setelah diajarkan beberapa kali akhirnya Syahdu mampu menggunakan software tersebut untuk merancang rumah idamannya.

latihan menulis
Menanamkan kebiasaan baik 

Kecerdasannya tak berbatas pada keilmuan saja. Ia memiliki kecerdasan emosi cukup baik. Misalnya saat berbagi makanan dengan teman sekolahnya yang tidak membawa bekal. Ia juga relatif mengalah dengan temannya yang membuatnya kadang dirugikan. Meski teman-temannya seringkali jajan setiap pulang dari sekolah, namun Syahdu mampu menahan diri. Aku memang memberikannya pengertian untuk tidak jajan di sekolah dan tidak memberikannya uang jajan harian.  Begitupun bila kami pergi ke toko mainan, ia mampu menahan diri dari membeli mainan yang tidak kami ijinkan untuk dibeli. Pernah suatu kali ayahku hendak memberikan sejumlah uang untuk cucu pertamanya itu, namun malah ditolaknya dengan berkata bahwa ia sudah memiliki uang dariku.  

Manajer si Bos Kecil

Dengan aktivitasnya yang semakin bertambah banyak seperti sekolah, mengaji, bermain hingga menikmati hobinya tentu aku harus mengatur atau memanajeri agar tidak merugikan kesehatan fisiknya. Dengan padatnya waktu belajar di sekolah sejak pukul 07.30 sampai dengan 14.00 maka kegiatan sepulang sekolah adalah makan dan tidur siang. Barulah di sore hari ia bisa menikmati hobinya. Sehabis magrib setelah sholat dan mengaji kegiatan selanjutnya adalah mengulang pelajaran di sekolah ataupun kegiatan belajar lainnya. Dengan begitu aku berharap ia tidak akan mengalami kelelahan dan terjaga kesehatannya. Tentunya juga ditunjang dengan pemberian gizi yang baik. Untunglah Syahdu menyukai semua jenis sayuran maupun buah-buahan, sehingga tidak sulit bagiku memilihkan makanan baginya.

Suamiku memang menyerahkan urusan memilih sekolah kepadaku. Ia percaya bahwa aku mampu memilihkan yang terbaik bagi anak-anak kami. Walau begitu aku tetap mengajaknya berdiskusi dan melihat bersama-sama calon anak sekolah kami. Untuk masa depannya, sebagai orang tua kami hanya akan mengarahkannya pada minat dan bakatnya. Memberikannya nasihat agar ia tidak salah dalam memilih. Mendukungnya agar ia mampu menjalani setiap pilihan dengan senang hati dan penuh rasa tanggung jawab. 

Aku berharap bekal pendidikan yang kami berikan kepadanya berupa ilmu maupun akhlak yang baik seperti kejujuran, kesederhanaan, disiplin dan lainnya mampu diamalkannya hingga besar nanti. Karena seperti yang selalu kupanjatkan dalam doa-doaku adalah agar Dia mampu membimbingku dan suami dalam mendidik dan membesarkan anak-anak kami sehingga kelak mampu menjadi pemimpin yang cerdas dan berakhlak baik.  Aamiin.











3 komentar:

Komentar baik berupa kritik maupun apresiasi baik yang sopan amat saya nantikan, terima kasih telah singgah di blog ini :)

Share